Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rusman: Artikel, Sifat Adigang Adigung Adiguna (1)

17 Januari 2019   07:30 Diperbarui: 7 Juli 2021   17:55 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu lagi pitutur jawa yang amat populer di tengah masyarakat kita adalah agar kita menghindari sifat: "Adigang Adigung Adiguna."

Hampir semua orang jawa pernah mendengar pitutur tersebut, mungkin dari ayah ibu atau kakek nenek, saudara atau teman maupun sahabat-sahabat kita.

Istilah adigang adigung adiguna merupakan istilah yang pertama kali dituliskan oleh Sri Pakubuwana IV (1788-1820) melalui karya beliau Serat Wulangreh.

Baca juga : Jenang Asli Buatan Orang Jawa

Tercantum khususnya pada Pupuh ke-3 (Sekar Gambuh) bait 4-10.

Serat Wulangreh yang dikarang raja Surakarta ini sekarang tersimpan di Museum Radya Pustaka di Surakarta.

Isinya terdiri dari 13 pupuh, antara lain: Dhandhanggula, Kinanthi, Gambuh, Pangkur, Maskumambang, Megatruh, Durma, Wirangrong, Pucung, Mijil, Asmarandana, Sinom, dan Girisa.

Baca juga : Fakta Menarik Budaya Jawa! Berikut 5 Pantangan yang Tidak Boleh Dilakukan oleh Orang Jawa

Setiap pupuh isinya berupa tuntunan yang perlu dilaksanakan oleh semua manusia agar hidupnya selamat serta tidak terjerumus ke hak-hal yang bersifat nista.

Jadi isinya sesuai benar dengan judul bukunya, yaitu "Wulangreh" yang artinya ajaran atau pitutur menuju jalan keutamaan.

Pada pupuh ke-3 bait ke 4 itu digambarkan tentang apa yang dimaksud adigang adigung adiguna itu.

"Pan adigang kidang adigung pan esthi
Adiguna ula iku
Telu pisan mati sampyoh."

Kalau diterjemahkan menjadi begini: Adiguna adigang adigung; Kijang adalah adigang dan gajah adalah adigung; Adiguna adalah ular; Ketiganya mati bersama (sampyuh).

1. Sifat Adigang

Sifat ini digambarkan sebagai "Kijang" yang meskipun daya kekuatannya tidak terlalu tinggi namun dia memiliki kelincahan yang luar biasa. Dan karena itu dia menjadi sombong.***

(bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun