Mohon tunggu...
Rusman
Rusman Mohon Tunggu... Guru - Libang Pepadi Kab. Tuban - Pemerhati budaya - Praktisi SambangPramitra
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Hidupmu terasa LEBIH INDAH jika kau hiasi dengan BUAH KARYA untuk sesama". Penulis juga aktif sebagai litbang Pepadi Kab. Tuban dan aktivis SambangPramitra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

6. Rusman: Raden Sekartanjung, Adipati Tuban yang Terbunuh

21 September 2018   23:20 Diperbarui: 1 Maret 2019   14:43 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
badassoftheweek.com

Hari itu hari jum'at wage, ialah hari yang penuh berkah dan sekaligus menjadi hari libur bagi aktivitas Kanjeng Adipati Tuban dan seluruh punggawa kadipaten. Adipati Sekartanjung melestarikan tradisi libur jum'at yang sudah terlaksana secara turun temurun, yaitu sejak Ki Arya Teja memimpin Kadipaten yang disegani di pesisir utara ini.

Cuaca semakin cerah dan sinar mentaripun semakin terasa panas. Seperti biasa dari menara Masjid Besar Kedaton ada petugas yang telah mmulai melantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Suaranya melengking keras, pertanda bahwa Tuban saat itu sudah bersiap untuk menyambut aktivitas ibadah Sholat Jum'at.

Namun kesucian hari Jum'at ini telah dinodai oleh dua orang yang diam-diam telah bertemu di sebuah tempat yang cukup sepi. Seorang pemuda nampak mengulurkan sebuah benda terbungkus kain putih kepada seseorang yang sudah berusia lanjut. Tidak banyak yang mereka bicarakan, nampaknya di samping terburu oleh waktu juga mungkin telah ada kata sepakat di antara mereka.

Dan agaknya pertemuan dua orang itulah yang menjadi biang bagi kegaduhan yang luar biasa di siang hari itu. Tiba-tiba saja Tuban telah digegerkan oleh dua peristiwa mengerikan yang terjadi dan siapapun pasti tidak akan mengira kejadian biadab itu.

Belum lagi sholat Jum'at di Masjid Besar itu selesai ketika seseorang yang tidak dikenal telah tega berbuat jahat bahkan sangat jahat kepada Sang Adipati Tuban. Adipati yang terkenal sakti itu sedang melaksanakan ibadah sebagaimana jama'ah lainnya, dan tentu saja dia telah menanggalkan semua kebesaran ilmunya.

Seseorang yang amat sakti telah menusuk punggung sang adipati beberapa kali dengan sebuah keris.

"Augh.. ! Keluhan pendek Raden Sekartanjung. Cukup mengagetkan orang yang ada di kanan kiri pemimpin Tuban itu.

"Mampuslah kau adipati sombong!" Suara itu lirih namun cukup jelas di telinga Den Mas Tanjung.

Tentu saja suasana ibadah di Masjid Besar Kedaton itu menjadi gaduh. Sebagian masih melanjutkan sholatnya mengikuti sang Imam, namun orang-orang yang ada di kanan-kiri sang adipati segera berbuat untuk menolong junjungannya.

Segera saja tubuh Raden Sekartanjung menjadi oyong-oyongan serta mendapatkan pertolongan secukupnya. Tabib istana yang kebetulan juga tengah melakukan ibadah segera berbuat sesuatu. Sementara si pembuat onar telah kabur dengan membawa senjata yang ia gunakan. Tak seorangpun tahu siapa yang telah berbuat, karena peristiwa itu terjadi begitu cepat dan dilakukan dengan rencana yang masak pula.

Teka-teki besar segara menyelimuti kehidupan masyarakat Tuban dan seluruh punggawa kadipaten. Siapa gerangan yang tega dan berani senekat itu, berbuat sangat biadab kepada Raden Sekartanjung yang dicintai rakyatnya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun