Akibatnya: anak akan suka berontak, membantah, suka ngamuk, cengeng, selalu minta diperhatikan suka memerintah bergantung, egois, ingin menang dengan teman-temannya, kedewasaannya terhambat, kematangan jiwa sosialnya lambat, kurang percaya pada diri sendiri dan sebagainya.
Sikap menolak (rejection)
Adalah sikap orang tua yang ingkar terhadap apa yang paling dibutuhkan oleh anak, yaitu kebutuhan akan rasa aman, kasih sayang, dan rasa diterima kehadirannya ditengah-tengah keluarga.
Gejala-gejalanya: benci, memaki-maki, mencemooh, mudah sekali marah, banyak memberikan tugas yang belum saatnya, membanding-bandingkan, menekan kebebasan anak, pilih kasih (like and dislike), suka menghukum, memandang rendah, dingin, acuh tak acuh, dan sebagainya.
Akibatnya: bagi anak yang memiliki dorongan yang lemah, akan bersifat acuh tak acuh, mengasingkan diri dari teman-teman, berusaha bertingkah laku yang sesuai dengan harapan orang tua sehingga anak akan bersifat pemalu, sopan santun yang berlebihan, penurut, sukar bergaul atau sukar membuat hubungan social dengan teman-temannya, dan sebagainya.
Jika anak merasa tidak cocok dengan kondisi keluarganya maka anak yang memiliki dorongan yang kuat untuk banyak keluar rumah, mencari perhatian yang berlebih-lebihan baik dari orang tuanya maupun dari orang lain. Bahkan tidak menutup kemungkinan anak tiba-tiba cenderung bersikap memusuhi, agresif, suka melawan, keras kepala, sukar diatur, iri hati, suka bohong, suka ribut di sekolah, merasa puas bula dapat mengganggu teman-teman atau dapat membuat jengkel gurunya, dan sebagainya.
Nah, kita sebagai orang tua tinggal pilih untuk bersikap yang bagaimana. Tentu saja setiap pilihan akan berhadapan dengan konsekwensi masing-masing sebagai akibatnya. Demikian semoga bermanfaat.****
Keterangan :
Penulis adalah praktisi pendidikan tinggal di Kota Tuban.