Mohon tunggu...
Rusnani Anwar
Rusnani Anwar Mohon Tunggu... Administrasi - Communication Strategist

TV - Radio Broadcaster. Menggemari musik, buku dan kamu.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kereta Berhenti Terlalu Lama

30 Januari 2014   10:31 Diperbarui: 26 November 2015   11:34 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Stasiun dipenuhi gemuruh penumpang yang kian menyemut di muara lintasan. Kereta sudah terlambat dua setengah jam. Lelaki perempuan mencoba membunuh waktu dengan pikirannya masing masing. Ada yang melirik arloji berkali kali, ada yang mengeraskan volume pemutar musik yang digenggamnya sedari tadi.

Petugas stasiun terbata menenangkan segerombol pekerja yang menanyakan kapan kereta akan tiba. Senja sudah menggantung, langit sebentar lagi menjadi malam. Satu dua pekerja tak henti menggedor kaca kubikal penjual karcis. Kereta tak pernah terlambat selama ini.

“Aneh ya mbak, pas lebaran aja keretanya ndak sampai begini.”

Gemuruh suara penumpang yang terlambat keretanya makin menguar nyaring.

***

Puluhan orang menyesak di belakang garis polisi. Beberapa dari mereka menyalakan senter demi bisa melihat apa yang sedang terjadi. Penduduk sekitar lintasan kereta dikejutkan dengan suara lengking perempuan senja tadi. Suara lengking itu meningkahi deru kereta yang menjadi rutin bagi mereka.

Seorang polisi sibuk menyisir semak dan puing puin sampah, tangan kirinya memegang mangkuk dan tangan kanannya terselip sumpit. Tubuh pemilik lengking itu terhantam laju kereta hingga hancur. Serpihannya berserak di sekitar lintasan kereta.

Petugas polisi lain sibuk mengambil foto, bola mata yang terselip di sela rerumputan.

***

"Itu bukan seperti yang kamu kira Ratri!"

Pria itu menggegas langkahnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun