“...wanita –wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”. Q.S An Nur : 26. La tahzan, jangan bersedih, karena sesungguhnya engkaulah manusia yang tinggi derajadnya. Janji Allah adalah pasti, Ia tidak akan mengingkari janji Nya. Semuanya indah pada waktunya.
Terlepas dari menikah dini atau nanti, penulis semakin takjub dengan aturan yang Allah tetapkan tentang pernikahan. Allah memberikan jalan bagi yang sudah dilanda asmara pacaran untuk segera melangsungkan pernikahan, hukumnya adalah wajib. Karena mendahulukan kesucian dari perbuatan zina adalah sikap yang utama. Pada kondisi ini kesiapan ekonomi dan ilmu yang belum memadai tidak begitu dipertimbangkan, yang penting keduanya berazzam untuk terus belajar memperbaiki diri.
Pernikahan menjadi haram apabila pernikahan tidak diiringi niat yang tulus untuk saling membahagiakan pasangan. Melainkan memiliki niat untuk mendzalimi karena dendam masa lalu.
Yang paling manis adalah pernikahan yang hukumnya adalah sunah. Ketika kedua pasangan telah siap lahir dan batin, persiapan ilmu telah matang, sehat, dan tabungan yang cukup untuk menopang ekonomi keluarga yang akan dibangun.
Hukum menikah sunah bukan berarti harus mapan secara ekonomi, selama ada kemauan untuk bekerja dan menafkahi keluarga sah-sah saja. Sehingga tidak harus menunggu punya rumah mewah, justru dengan pernikahan akan membuat rezeki semakin berlimpah. Artinya, sunah apabila pernikahan tidak berlangsung maka tidak akan terjadi perzinahan, kalaupun berlangsung akan semakin mengundang keberkahan karena pernikahan adalah bagian dari kebutuhan manusia.
Allah yang maha teliti, mengetahui segala kelemahan hamba-hamba Nya. Sehingga dengan beberapa alternatif pilihan pernikahan, mau pilih seperti apa tergantung dari seberapa kokoh iman seseorang. Kapan waktu bersatu dan berpisah adalah rahasia Allah. Manusia hanya bisa berikhtiar, berdo’a dan tawakkal atas setiap rencana.
Sebaik- baik rencana adalah rencana Allah, namun bukan berarti manusia tidak boleh berencana. Karena dengan perencanaan, hidup akan semakin terarah. Kita jadi tahu kapan waktu berhenti, jalan atau singgah sebentar untuk mengisi perbekalan.
Wallahu alam...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H