Mohon tunggu...
Rusmiati Kandi
Rusmiati Kandi Mohon Tunggu... Guru - Guru - Guru Penggerak angkatan 4 Kab. Bandung Barat

Guru Sekolah Dasar di Bandung Barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyelesaikan Masalah Dilema Etika Pada Kegiatan Pesantren Kilat Tahun Ini

29 April 2022   20:37 Diperbarui: 2 November 2023   10:42 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdiskusi bersama rekan untuk melakukan sembilan langkah pengujian dan pengambilan keputusan (sumber: dokumentasi pribadi)

Peristiwa yang terjadi (fact)

         Bulan Ramadan tahun ini merupakan Ramadan pertama sekolah tatap muka setelah masa Covid. Kami berencana untuk mengadakan pesantren kilat yang mengesankan bagi murid. Sekaligus menjadi pesantren kilat berdiferensiasi yang memfasilitasi keragaman murid. Kesulitan yang kami hadapi adalah sumber daya yang terbatas, masih perlu belajar untuk melaksanakan kegiatan pesantren kilat berdiferensiasi yang mengesankan. Disisi lain kami mendapat tawaran untuk menggunakan pendongeng profesional. Tentu saja pesantren kilat akan berlangsung lebih mengesankan karena menghadirkan tamu ahli di bidang anak-anak. Hal ini menjadi dilema karena tentu saja kami harus menyiapkan banyak hal untuk menghadirkan pendongeng profesional, di sisi lain sumber daya kami masih terbatas jika harus menciptakan pesantren kilat yang mengesankan. Kami pun menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan untuk menyelesaikan dilema ini.

       Berikut ini adalah 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang telah kami laksanakan:

       Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan. 

       Kasus yang kami hadapi merupakan dilema etika dimana ada dua hal sama- sama benar yang saling bertentangan (benar vs benar).

Benar jika kami menggunakan sumber daya yang ada untuk melaksanakan pesantren kilat mengesankan.

Benar jika kami menggunakan tenaga pendongeng profesional untuk menciptakan pesantren kilat yang mengesankan. 

        Menentukan siapa yang terlibat dalam kasus ini

        Semua guru di sekolah

        Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam kasus ini

       Rencana untuk melaksanakan pesantren kilat yang mengesankan.

Sumber daya yang kurang memadai untuk melaksanakan pesantren kilat yang mengesankan.

Perlu menyiapkan banyak hal jika menggunakan tenaga pendongeng profesional.

        Pengujian benar atau salah

  1. Uji Legal

       Kasus ini merupakan kasus dilema etika. Tidak ada pelanggaran hukum dalam kasus ini. Jika terdapat pelanggaran hukum, maka kasus ini merupakan bujukan moral (benar vs salah).

  1. Uji regulasi

        Tidak ada pelanggaran aturan atau kode etik .

  1. Uji Intuisi

        Tidak ada pelanggaran dengan nilai-nilai yang diyakini. Kedua hal yang bertentangan ini sama-sama benar.

  1. Uji publikasi

      Saya merasa nyaman jika kasus ini dipublikasikan. Nyatanya saya memuat kasus ini di kompasiana sebagai bahan referensi bagi siapapun yang menghadapi kasus serupa.

  1. Uji panutan/ Idola

      Idola saya akan melakukan hal yang sama.

Uji benar atau salah ini merupakan pengujian apakah kasus yang sedang dihadapi merupakan bujukan moral atau dilema etika. Apabila kasus yang dihadapi gagal pada tahapan pengujian benar salah, maka kasus yang sedang dihadapi merupakan kasus bujukan moral. Kasus yang kami hadapi merupakan dilema etika karena dapat lolos dari pengujian benar salah. 

  • Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking).

  • Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir.

  • Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain.

        Pengujian paradigma benar vs benar

  • Individu lawan masyarakat (individual vs community)

  • Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

  • Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

  • Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

       Situasi yang kami hadapi mengandung paradigma jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Jika kami menggunakan pendongeng profesional untuk mengisi kegiatan pesantren kilat tahun ini maka pilihan tersebut merupakan solusi jangka pendek. Jika kami menggunakan sumber daya yang ada di sekolah maka pilihan tersebut merupakan solusi jangka panjang. Mengingat kegiatan pesantren kilat merupakan kegiatan rutin setiap tahun.

       Melakukan prinsip resolusi

  • Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

  • Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

  • Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

           Penyelesaian kasus yang kami hadapi menggunakan prinsip resolusi Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Berdasarkan pengujian benar salah yang telah dilalui, kami mempertimbangkan keputusan yang akan diambil oleh panutan jika menghadapi kasus atau situasi yang sama. 

       Investigasi opsi trilema

       Terdapat opsi lain atau alternatif lain yang bisa dipilih diantara dua opsi yang dipertimbangkan dalam situasi atau kasus ini. Opsi trilema yang dipertimbangkan pada kasus ini adalah kami akan melibatkan tokoh agama setempat untuk dilibatkan dalam kegiatan. Sehingga kegiatan pesantren kilat tahun ini berbeda dengan sebelumnya.

       Buat keputusan

       Kami memutuskan untuk menggunakan sumber daya yang ada di sekolah. Mengingat kegiatan pesantren kilat ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun. 

       Lihat lagi keputusan kemudian refleksikan

       Keputusan ini diambil karena pesantren kilat merupakan kegiatan rutin setiap tahun, sehingga kami harus mempersiapkan diri. Persiapan yang kami lakukan adalah mencari referensi kegiatan pesantren kilat yang menyenangkan, berkolaborasi, menyusun rencana program, membagi tugas, menyusun kepanitiaan. Kegiatan pesantren kilat berdiferensiasi yang menyenangkan ini baru pertama kali kami laksanakan, yang akan secara rutin diadakan setiap tahun. Kami berusaha belajar mempersiapkan diri untuk kegiatan pesantren kilat selanjutnya. 

Perasaan (feeling)

       Saya merasa pengambilan keputusan dilakukan dengan sangat hati-hati. Langkah-langkah pengujian dalam pengambilan keputusan membuat keputusan dengan mempertimbangkan banyak hal.

Pembelajaran (finding)

       Saya menemukan bahwa ada banyak pembelajaran yang bisa diambil ketika membuat keputusan dengan menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Kami mempertimbangkan banyak detail yang tidak terpikirkan sebelumnya. 

Penerapan kedepan (future)

      Semakin banyak rekan yang terlibat dalam pengujian dan pengambilan keputusan, maka akan semakin banyak masukan baik yang bisa dipertimbangkan. Kedepannya saya akan melibatkan lebih banyak rekan lagi dalam pengujian dan pengambilan keputusan. Semakin mengasah kemampuan dalam pengambilan keputusan, menerapkan nilai-nilai kebaikan universal yang berpihak pada murid dalam pengambilan keputusan, serta bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil.

       9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan ini merupakan panduan yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah dilema etika. Sebuah panduan yang tidak kaku dalam penerapannya. 

       Kegiatan pesantren kilat di sekolah kami bisa dilihat pada Kanal YouTube dengan link di bawah ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun