Mohon tunggu...
rusmantara
rusmantara Mohon Tunggu... Guru - pegawai

seorang pekerja yang masih terus belajar apa saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peringati Hari santri, MTsN 1 Bantul Laksanakan Upacara Bendera

23 Oktober 2024   14:16 Diperbarui: 29 Oktober 2024   14:27 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa sebagai petugas upacara (dokpri)

Bantul (MTsN 1 Bantul) -- Tanggal 22 Oktober ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015. Peringatan ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya peran santri dalam sejarah bangsa, serta untuk meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan.

Berkaitan dengan hal tersebut, MTs Negeri 1 Bantul menyelenggarakan upacara peringatan Hari Santri Nasional yang diikuti oleh kepala madrasah, seluruh guru, karyawan, serta siswa kelas 7 dan 8 di halaman depan madrasah setempat Selasa (22/10/24). 

Bertindak sebagai pembina upacara adalah Wakil Kepala Urusan Hubungan Kemasyarakatan (waka humas), Akhmad Syaifudin, S.Pd.I. 

Dalam upacara tersebut Akhmad Syaifudin menyampaikan pidato Menteri Agama Republik Indonesia Nasarudin Umar dengan tema "Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan." Adapun inti pidato tersebut adalah melanjutkan semangat perjuangan dan menunjukkan langkah bersama menuju kesejahteraan.

Siswa sebagai petugas upacara (dokpri)
Siswa sebagai petugas upacara (dokpri)

Tema ini mengingatkan semua terhadap salah satu bait dalam kitab Alfiyah Ibnu Malik yang menjelaskan bahwa seorang santri mempunyai tugas untuk melanjutkan perjuangan kiai. Jika para pendahulu berjuang melawan penjajah, santri saat ini berjuang melawan kebodohan dan kemunduran dengan mengangkat pena.

Senada dengan pidato Menteri Agama, Waka Humas berpesan tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menuntut ilmu kepada peserta upacara.

"Agar ilmu kalian berkah, kalian harus memperhatikan tiga hal. Yang pertama, para siswa wajib menjaga nama baik gurunya dan madrasah. 

Hal ini penting agar tercipta generasi muda yang berintegritas, beretika, dan berkontribusi positif. Yang kedua, para siswa wajib menaati dan menghormati para guru. Karena dari mereka kita dapat memperoleh ilmu yang tidak terbatas dan nasihat-nasihat demi kebaikan para muridnya. 

Yang ketiga, para siswa seharusnya selalu mendoakan gurunya. Jika kita tidak mampu membalas jasa baik para guru, maka doakanlah mereka," terangnya. Dia juga mengajak rekan-rekan guru untuk senantiasa ikhlas mendoakan dan memberikan teladan yang baik kepada para muridnya.  (nrr) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun