Mohon tunggu...
rusmantara
rusmantara Mohon Tunggu... pegawai

seorang pekerja yang masih terus belajar apa saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tanggapan Guru MTsN 1 Bantul pada Refleksi Lesson Study Alquran Hadits

14 Oktober 2024   09:48 Diperbarui: 14 Oktober 2024   10:01 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rita Yuana dan Ahmad Syaefudin. foto:suprihaikal

 

Bantul (MTsN 1 Bantul)---Kepala MTsN 1 Bantul, Sugiyono, S.Pd., Supervisor, Rita Yuana, dan guru-guru memberikan tanggapan dalam refleksi pembelajaran Al Qur'an Hadits yang dilaksanakan di kelas 8E. Tanggapan refleksi pada rangkaian  Lesson Study tersebut diadakan Jumat (11/10/2024)  di Aula MTsN 1 Bantul mulai pukul 13.30 sampai dengan 14.30 WIB.

Supervisor kelas, Rita Yuana memberikan kesempatan kepada observer, guru-guru yang telah mengamati pembelajaran di kelas maupun lewat rekaman video yang telah dikirim lewat Whatshap. Lesson study merupakan pembelajaran kolaboratif yang dilakukan sekelompok guru untuk meningkatkan proses pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan dengan tahapan perencanaan (plan), pelaksanaan (do), reflesi (see), serta pelaporan hasil pembelajaran. Guru-guru pada umumnya menanggapi bahwa Lesson Study Al Qur'an Hadits yang diajarkan oleh Ahmad Syaefudin sudah baik.

Dalam refleksi ini Sugiyono menyampaikan bahwa nantinya di setiap semester akan diagedakan Lesson Study. Lesson Study ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dia lalu menyampaikan refleksinya terhadap pembelajaran tersebut.

Sugiyono, S.Pd, Kepala MTsN 1 Bantul. foto:suprihaikal
Sugiyono, S.Pd, Kepala MTsN 1 Bantul. foto:suprihaikal

" Sebagai guru model Pak Udin (panggilan Ahmad Syaefudin) menyampaikan dari awal sampai akhir (pembelajaran) dengan santai dan cair. Karena nikmatnya mungkin lupa di dalam modul belajar beliau di nomor 3 ada inventarisasi pertanyaan dan pernyataan dan Beliau sangat asyiknya mungkin lupa" kata Sugiyono.

 Sugiyono memberikan ulasan bahwa dalam pembelajaran, Ahmad Syaefudin tidak usah sepaneng (tegang). Beliau meminta Ahmad Syaefudin untuk melihat modul dan menyarankan mau tidak mau Ahmad Syaefudin harus berusaha mencari materi pelajaran Alquran Hadits yang bisa dijalankan dalam pembelajaran berdiferesnsiasi.

Menurutnya semangatnya guru tersebut luar biasa dan Sugiyono mengucapkan terima kasih dan senang Ahmad Syaefudin tampil dengan sangat baik.

"Di sini tidak ada yang salah Bapak ibu, semua benar" kata Sugiyono. Sugiyono.

Diakhir refleksi supervisor kelas, Rita Yuana juga menyampaikan terima kasih kepada Bapak dan Ibu guru yang telah memberikan tanggapan pada kegiatan tersebut. Rita memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Ahmad Syaefudin yang sudah bisa mengelola kelas 8E dengan baik.

Noor Aini, guru bahasa Indonesia memberi tanggapan. foto:suprihaikal
Noor Aini, guru bahasa Indonesia memberi tanggapan. foto:suprihaikal

Dalam kesempatan itu Rita memberikan masukan terkait dengan pembuatan kotak infak. Siswa dengan gaya pembelajaran kinestetik yang disuruh membuat kotak infaq berbentuk balok atau kubus menurutnya adalah materi lain dari materi utama tentang infak dan sedekah. Dia menyaranka bila akan menggabungkan dengan materi lainnya siswa perlu diberi pengetahuan, diingatkan kembali karena mereka telah memperoleh materi tersebut di kelas 6 SD. Kemudian di kelas 7 materi bangun datar itu hanya sekilas diajarkan sehingga saat siswa akan membuat bangun kotak tersebut mereka masih bingung.

"Jika akan menggabungkan materi lain lebih baik kita siapkan dengan cara konsep utamanya sudah paham atau belum. Sehingga pembelajaran akan berjalan dengan lancar. Karena kemarin diberi waktu 30 menit oleh Bapak Syaefudin tidak selesai. Siswa diberikan kertas besar hasilnya kotak jadi kecil, sisa kertasnya banyak," kata Rita Yuana.

Shintya Khoriratun Muthoharoh, guru SKI memberikan tanggapan. foto:suprihaikal
Shintya Khoriratun Muthoharoh, guru SKI memberikan tanggapan. foto:suprihaikal

Guru Metematika tersebut juga menyoroti tentang pembentukan kelompok.

"Sebaiknya membentuk kelompok harus hiterogen tetapi ada baiknya juga bila diperhatikan tingkat karakter siswa agar terjadi kekompakan. Kelompok kelas bisa dibuat bermacam-macam. Kalau ada siswa yang tidak bisa hiterogen biar pembelajaran bisa berjalan dengan lancar mungkin bisa dibentuk  (kelompok) homogen saja.Sehingga tujuan pembelajaran yang akan kita capai itu bisa terwujud" kata Rita Yuana. (sy)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun