Kalau tiba pagi,Â
matahari seperti ragu-ragu mengusir bulir embun di pucuk cengkih depan rumah
teriknya jatuh malu-malu
Kalau tiba malam,Â
hujan jatuh dari awan
hawa dingin tembus ke tulang
sepi menjadi-jadi
rindu apa lagi
Kalau esok masih begini,
biar kulukis saja wajahmu di kaca jendela
dengan embun sisa hujan malam ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!