Mohon tunggu...
rusman latief
rusman latief Mohon Tunggu... -

oke sajalah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aku Suka Gayamu (Puntung Rokok)

10 Maret 2015   16:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:51 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi sekitar 7.30 WIB, Perempatan Gatot Subroto Rasuna said (depan Bulog) Jakarta Selatan. Jalan macet, sangat macet. Lampu lalu lintas (traffic light) berwarna merah, seluruh kendaraan berhenti. Aku berhenti tepat di belakang motor seharga lebih 50 juta rupiah 250 cc. Motor yang hanya dapat dimiliki orang tertentu, selera baik dan tinggi. Pengendara motor itu dikelilingi kepulan asap, Ia sedang mengisap rokok.

“Ini di jalan raya, traffic light. Bagaimana dia bisa merokok mengendarai motor dengan tangan memegang rokok, ini gila,” pikiranku protes.

Kuamati dengan teliti pengendara itu, Jaketnya warna cokelat mudah kulit asli. Jeansnya merek terkenal Levi’s (bukan KW). Sepatu merek terkenal “Kickers” harganya lebih dari 1.5 juta. Pokoknya mahal dan kerenlah, Bray.

Jelas bukan dia orang biasa-biasa. Berselera tinggi, dengan barang-barang bermerek dan berkualitas baik yang melekat di tubuhnya. Aku yakin pengendara itu adalah anak muda, wajahnya pun tampan. Wow.

Tapi, kenapa dia merokok di tempat umum, di jalan lagi, sambil mengendarai motor. Apa Ia tidak tahu, bahwa WHO, organisasi kesehatan dunia, mengatakan lebih dari 4 juta orang meninggal setiap tahunnya disebabkan kebiasaan menghisap rokok. Survei Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia tahun 2007 menyebutkan setiap jam sekitar 46 orang meninggal dunia karena penyakit yang berhubungan dengan merokok di Indonesia.

“Apa dia sinting!! Oh, tentu tidak, kalau sinting dia tidak jalan tetapi di rumah sakit jiwa. Hahaha....saya yang sinting mikirin perilakunya.” Prett lah. VIVA.co.id, Selasa, 26 Juni 2012 , 12:11 WIB, ditulis enam situasi psikologis yang memicu orang tergiur merokok:

1. Kopi di pagi hari : Hampir semua perokok melakukan ritual pagi menyeruput kopi hangat tak lengkap ditemani sebatang rokok.
2.  Mengemudi : Mengemudi pemicu merokok , suasana yang sepi terkadang menggoda untuk merokok agar terhindar dari rasa mengantuk.
3. Lingkungan sosial : Berkunjung ke pesta atau sebuah perayaan memicu seseorang untuk merokok.
4. Stres : Untuk membantu mengurangi stres, sebagian orang menggunakan rokok untuk meredakannya.
5. Istirahat di jam kerja : Waktu istirahat juga menjadi pemicu umum orang merokok di kantor.
6. Emosi negatif : Perasaan marah, sedih dan kesepian juga dapat memicu orang kecanduan rokok.

Jika melihat suasana macet pagi itu, ribuan kendaraan memadati jalan, maka alasan pengendara motor itu merokok adalah untuk menghindari atau menghilangkan stres. Untuk sementara kita anggap saja di stres, titik.

Padahal, satu batang rokok mengandung 7.000 zat kimia, hampir separuh zat itu berpotensi merusak gen dalam tubuh memicu kanker; emfisema, bronkitis kronik, kanker nasofarings, mulut, esofagus, pankreas, ginjal, kandung kemih, dan rahim. Pangerasan pembuluh darah bisa menyebabkan penyakit jantung, hipertensi, risiko stroke, menopause dini, osteoporosis, kemandulan, impotensi dan lainnya. Selain itu, juga membahayakan tiga kali lipat kepada perokok pasif. Orang yang tidak merokok tetapi terkena dampak dari perokok.

Coundown traffic light terus bergerak. Mendekati angka 0 (lampu hijau). Pengemudi tersebut, mengisap dalam-dalam rokoknya, asap mengepul dan menari-nari di udara. Batang rokok semakin pendek, lalu rokoknya matikan dengan cara menekan ke aspal dan menginjaknya. Jadilah puntung rokok. Puntung rokok itu, dimasukkan ke dalam tasnya. Traffic light berwarna hijau, motornya pun melaju bersama motor lain, menghilang dalam kepadatan lalu lintas.

Aah, Aku kurang suka perilaku pengendara itu, merokok di jalan, asapnya mengganggu pengendara lain, dan membahayakan dirinya dan pengendara lain, tapi aku juga kagum padanya, karena berselera baik dan tinggi, tampilan keren dibalut dengan barang-barang berkualitas dan mahal. Namun, semua itu tidak penting, terpenting adalah dia tidak membuang sembarang puntung rokoknya.
Hem. “Aku Suka Gayamu”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun