Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan Zat Berbahaya. Istilah ini sangat populer di masyarakat kita, termasuk liputan media massa, dan sering digunakan oleh aparat penegak hukum (Alifia, 2020). Narkotika Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, narkotika adalah zat atau obat asal tumbuhan, baik sintetik maupun semi sintetik, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, dan penurunan ekskresi. rasa sakit dan ketergantungan.
Menurut survei BNN dan PMB-LIPI 2018, tren tingkat penyalahgunaan narkoba di sektor universitas dan mahasiswa Indonesia juga sangat tinggi yaitu 3,2% 2.297.492 orang. Prevalensi di sektor ketenagakerjaan serupa, 2,1% (1.514.037 individu) (Imron et al, 2019)
Dari uraian di atas, terlihat bahwa kasus penyalahgunaan narkoba semakin meningkat dari tahun ke tahun. Padahal, sebagian besar korbannya adalah anak-anak yang diharapkan menjadi generasi penerus. Karena perkembangbiakan narkoba di tingkat remaja perlu mendapat perhatian serius dan memerlukan tindakan yang komprehensif, maka BNN berkomitmen untuk terus berkolaborasi dan berkolaborasi yang melibatkan masyarakat luas dan luas. Adalah peran orang tua dan kehadiran anak di tanah air akan menentukan arah dan masa depan negara Indonesia, sehingga diharapkan kasus penyalahgunaan narkoba dapat teratasi.
Jika diperhatikan secara rinci, penyalahgunaan zat memiliki banyak efek, yang sebagian besar bersifat negatif. Secara umum, dampak penyalahgunaan zat terlihat secara fisik, psikologis, bahkan sosial. Dampak Fisik Banyak dampak penyalahgunaan NAPZA pada pengguna fisik antara lain gangguan pada sistem saraf (nervous system), gangguan pada jantung dan pembuluh darah (cardiovascular system), gangguan pada kulit (cutaneous system), dan gangguan pada paru-paru ( sistem paru) Ada dampak. , masalah kesehatan reproduksi Sakit kepala, mual dan muntah, suhu tubuh meningkat, mulas, sulit tidur. Penggunaan narkoba dengan jarum suntik, terutama jarum suntik yang dapat diganti, dapat menimbulkan risiko penularan penyakit menular seperti hepatitis B, hepatitis C, dan HIV. Penyalahgunaan zat bisa berakibat fatal jika terjadi overdosis.
Orang tua membutuhkan peran dalam rangka pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Orang tua dan keluarga merupakan lingkungan terdekat yang mempengaruhi perilaku anak. Anak-anak melihat orang tua mereka sebagai karakter dan meniru perilaku mereka. Pelaksanaan peran dan fungsi yang tepat dapat mencegah terjadinya insiden yang berkaitan dengan pelanggaran kode dan hukum, termasuk penggunaan narkoba oleh remaja. Ini adalah ketika fungsi cinta dan manajemen yang tepat dari keluarga bekerja dengan baik.
Dapat disimpulkan dari pembahasan ini bahwa peran orang tua sangat penting untuk mengkontrol lingkungan dan pergaulan anak supaya terhindar dari pencegahan penyalahgunaan NAPZA pada remaja dikarenakan bisa karena ketidaktahuan remaja tentang dampak narkoba dan juga bisa karena factor lingkungan pergaulan remaja sendiri.
Daftar Pustaka
Bunsaman, S. M., & Krisnani, H. (2020). Peran Orangtua Dalam Pencegahan Dan Penanganan Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(1), 221. https://doi.org/10.24198/jppm.v7i1.28132
Narkoba, P., Kasus, S., Jorong, D. I., Nanto, T., Sijunjung, K., & Sijunjung, K. (2022). PERAN ORANG TUA DALAM UPAYA PENANGGULANGAN REMAJA. 13(2), 854–861.
Nur, C. M. (2015). Peran orang tua dalam pencegahan penggunaan narkoba di kalangan remaja. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Pusat Penelitian dan Penerbitan. https://www.google.co.id/books/edition/Peran_orang_tua_dalam_pencegahan_penggun/ZEviswEACAAJ?hl=id
Pusat Penelitian, Data, dan I., & Indonesia, B. N. N. R. (2022). (2022). Survei Penyalahgunaan Narkoba Tahun 2021. In Jurnal Latihan. http://www.jurnal.stan.ac.id/index.php/JL/article/view/557
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H