Mohon tunggu...
Rusman D Rumaen
Rusman D Rumaen Mohon Tunggu... Dosen - Manusia Biasa

Mudah Karena Biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Transformasi Ekonomi Melalui Bioteknologi

8 April 2022   20:55 Diperbarui: 8 April 2022   21:27 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rusman Dani Rumaen

Manusia Biasa

Seluruh rakyat Indonesia mendambakan segera terwujudnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang maju, sejahtera, dan berdaulat. Namun, usia negara yang sudah 76 tahun menuju 77 tahun, Indonesia masih jauh dari negara yang maju namun masih tetap pada posisinya yaitu negara berkembang berpendapatan kebawah ( a low middle-income country), kesenjangan antara yang kaya dan miskin begitu tinggi, disparitas pembangunan antar wilayah sangat tinggi, serta daya saing ekonomi dan IPM (Indek Pembangunan Manusia) yang rendah.

Banyak faktor yang menyebabkan Indonesia masih tertinggal dari negara-negara lainya di Asia Tenggara, dan hingga kini kita belum maju dan makmur. Namun yang paling mendasar adalah kita belum memiliki visi dan rencana pembangunan nasional yang komprehensif, tepat dan benar serta  dilaksanakan berkesinambungan (sustainable). Setiap berganti pemerintahan,  gubernur, dan Bupati/Walikota berganti pula kebijakannya.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, rata-rata 5,8 % / tahun selama 10 tahun terakhir, ternyata sebagian besar disektor konsumsi,bekspor SDA mentah (tidak diolah terlebih dahulu,sehingga nilai tambah rendah), dan investasi asing portofolio, bukan foreign direct investmen). Sebaliknya, Produktivitas dan daya sain kebanyakan sektor ekonomi Indonesia justru masih sangat rendah (Mc Kinsey, 2012).

Cara kita bekerja pun masih jauh dari etos kerja yang menjadi prasyarat bagi suatu bangsa yang maju dan makmur, yakni kerja keras, mencintai ilmu, kreatif, inovatif gemar menabung, disiplin, taat asas dan hukum, saling menghormati sesame, bekerjasama secara sinergis dan menyumbangkan kemampuan terbaiknya bagi Negara dan rakyat.

Olehnya itu, maka untuk menjadi bangsa yang maju, sejahrera, dan berdaulat Indonesia harus membangun ekonominya berbasis inovasi. Karena, hanya dengan menerapkan inovasi dalam segenap aspek kehidupan khususnya di bidang ekonomi dan industry, kita dapat mengembangkan daya saing bangsa dan menghasilkan barang dan jasa (goods and services) yang kompetitif (Kao, 2007).

Dalam menuju Negara  Indonesia yang Maju, Sejahtera, dan Berdaulat harusnya memperkuat sektor ekonomi yang dimana menjadikan bioteknologi pangan sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi baru Indonesia dan mengtraspformasi struktur ekonomi untuk kemajuan bangsa.

1.  Industri Bioteknologi Sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi Baru

Dalam tataran praksis, suatu bangsa bias menjadi maju dan makmur, bila setiap komponen bangsa tersebut menyumbangkan kemampuan terbaiknya dan antar komponen masyarakat bekerja sama secara produktif dan senergis. Bioteknologi menurut OECD adalah suatu penerapan prinsip ilmiah dan rekayasa pengolahan bahan oleh agen biologi untuk menyediakan barang dan jasa.

Dimana Jenis -- Jenis Bioteknologi yang kita miliki sangat melimpah dari bioteknologi merah, bioteknologi putih/abu-abu, bioteknologi hijau, bioteknologi biru.

 

Pertama, Bioteknologi Merah (Red Biotechnology)

Bioteknologi merah merupakan bioteknologi yang difokuskan dalam bidang kesehatan atau pun medis. Bioteknologi merah mencakup berbagai macam spektrum pengobatan manusia dari mulai tahap preventif hingga ke tahap pengobatan. Beberapa contoh hasil bioteknologi merah yang sukses yaitu vaksin, obat, serum, dll.

Kedua,Bioteknologi Putih / Abu -- abu (White / Gray Biotechnology)

Bioteknologi putih / abu -- abu merupakan bioteknologi yang pengaplikasiannya cenderung mengarah ke bidang industri seperti industri makanan, industri minuman dan usaha penemuan / pembentukan energi terbarukan. Beberapa produk bioteknologi putih / abu -- abu yang sukses mempermudah aktivitas kehidupan manusia yaitu bir, ragi, enzim, dan berbagai macam penemuan lainnya.

Ketiga, Bioteknologi Hijau (Green Biotechnology)

Bioteknologi hijau merupakan bioteknologi yang pengaplikasiannya lebih diarahkan ke bidang pertanian dan peternakan. Aktivitas bioteknologi hijau difokuskan / diarahkan ke penelitian -- penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk -- produk pendukung pertanian dan peternakan. Beberapa produk bioteknologi hijau yang telah terbukti bermanfaat dan dapat digunakan untuk mempermudah aktivitas manusia di bidang pertanian dan peternakan yaitu produk pestisida, produk pembasmi hama, produk probiotik untuk ternak, dan berbagai macam produk lainnya.

Keempat, Bioteknologi Biru (Blue Biotechnology)

Bioteknologi biru (yang sering juga disebut dengan istilah bioteknologi akuatik) merupakan bioteknologi yang pengaplikasiannya difokuskan pada bidang perairan / akuatik. Pengembangan dunia bioteknologi biru banyak dilakukan dengan menggunakan aktivitas rekayasa genetika. Beberapa hasil bioteknologi akuatik yang berguna hingga saat ini yaitu penumbuhan ikan bersirip di dalam lingkungan / daerah perairan yang terkontrol, vaksin untuk mempercepat aktivitas hormon seksual ikan, dan berbagai macam vaksin untuk mempercepat proses pertumbuhan bobot badan ikan.

Dari keempat jenis sektor bioteknologi diatas Indonesia memilikinya. olehnya itu, sayang jika tidak dimanfaatkan secara baik dan bijak. Dimana kita memiliki petensi kelautan dan pertanian yang cukup besar sehingga cara yang tepat guna jika dikembangkan melalui bidang bioteknologi sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru.

2.  Tranformasi Struktural Ekonomi untuk Kemajuan Bangsa

 Indonesia memiliki potensi pembangunan paling lengkap dan luar biasa besarnya untuk menuju bangsa yang maju, sejahtera dan berdaulat. Pertama berupa 255 juta jiwa penduduk (terbanyak keempat di dunia) dengan jumlah kelas menengah kebawah yang cukup banyak (65 juta orang) merupakan Human capital dan potensi pasar domestik yang sangat besar. Kedua, kekayaan alam yang begitu besar dan beragam, baik yang terdapat didarat maupun yang berada dilaut. Ketiga, posisi geoekonomi yang sangat strategis, dimana 45% dari seluruh barang yang diperdagangkan di dunia dengan nilai 1.500 trilyun dolar AS per tahun dikapitalkan melalui laut Indonesia (UNCTAD, 2012). Indonesia masih memiliki daya saing dan indeks pembangunan manusia yang rendah.

Transformasi struktur ekonomi suatu Negara tersusun dari sektor primer, sekunder dan tersier. Sektor primer mencakup sektor-sektor yang menghasilkan komoditas mentah dengan  cara mengekstraksi SDA dari ekosistem alam (seperti penangkapan ikan, penebangan pohon hutan, dan pertambangan) atau dengan membudidayakan tanaman, hewan, ikan, dan organisme lainya, seperti pertanian, perkebunan, hutan tanaman industri, peternakan, dan perikanan budidaya. Dalam khasanah pembangunan Indonesia, sektor primer terdiri dari pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, dan ESDM. Sedangkan sektor sekunder adalah industry manufacturing yang meliputi industry pengolahan SDA, bioteknologi, elektonik, otomotif, mesin dan peralatan mesin, kimia, teknologi informasi (Hadweres dan Sofwere), nanoteknologi dan lainnya. Sementara itu, faktor tersier mencakup semua sektor jasa (seperti kesehatan, pendidikan, riset dan pengembangan, perdagangan, keuangan, transportasi, kontruksi, perumahan, dan konsultansi), pariwisata dan ekonomi kreatif.

Fakta empiris menunjukan bahwa negara maju dan makmur, seperti yang tergabung dalam OECD dan dewasa ini Turki, Malaysia, Tiongkok, dan emerging economies lainnya adalah mereka yang sukses melaksanakan tranformasi structural ekonominnya.

Tranformasi ekonomi struktural di Indonesia tidak ada kata terlambat. Dengan modal dasar pembangunan yang sangat besar dan bonus demografi yang kita miliki hingga 2030, mestinya mampu melaknakan transformasi ekonomi struktural yang cerdas dengan gemilang.Untuk itu, pertama yang harus dilakukan adalah dengan merevitalisasi seluruh sektor ekonomi yang ada saat ini supaya lebih produktif, efesien, berdaya saing, berkeadilan, ramah lingkungan dan berkelanjutan (sustainable). Dengan cara memastikan bahwa seluruh unit usaha, khusus UMKM, harus memnuhi skala ekonomi, menerakpak teknologi yang mutakhir dan ramah lingkungan.

Kedua, mengembangkan sektor sekunder dan tersier yang lebih produktif, berdaya saing, menyerap tenaga kerja, adil, dan ramah lingkungan. Mengingat disparitas pembangunan antar wilayah yang sangat timpang. Olenya itu, pembangunan kawasan industry (ekonomi), sektor sekunder dan tersier yang baru semestinya dilakukan di seluruh wilayah demikiannya di Maluku.

Akhirnya, ketika kita mau Indonesia maju, sejahtera, dan berdaulat untuk melaknakan bioteknologi sebagai mesin pertumbuhan ekonomi baru harus mentrasformasi ekonomi struktural dengan melakukan terus peningkatan kualitas SDM melalui perbaikan dan peningkatan pelayanan kesehatan, pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi seluruh rakyat secara sistematis dan berkesinambungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun