Yang terpendam dalam dada ini. Dan sulit untuk di ungkapkan.
Mengapa jadi begini rasanya, bahkan hidup rasa hampa.
Apa boleh dikata ada rasa yang abadi sampai akhir ini.
Pantaslah aku katakan di sini ada rasa.
Oh Tuhan hanya engkau segala untuk hal tentang ada rasa ini.
Ku tuliskan dalam memory di perjalanan hidup ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!