Mohon tunggu...
Rusli Sucioto
Rusli Sucioto Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Amatiran

Masih banyak hal yang indah buat ditulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menjelajahi Keindahan Air Terjun Batu Dinding yang Tersembunyi di Lipat Kain, Riau

15 Agustus 2016   10:20 Diperbarui: 15 Agustus 2016   15:02 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjalanan dimulai dengan menelusuri pinggiran sungai Kampar (dokpri)

Sebagai seorang hasher atau penggemar olahraga Hash yg merupakan olahraga lintas alam, hari minggu ini saya bergabung dengan teman-teman dari Pekanbaru Hash yg menyelenggarakan olahraga lintas alam menuju Air Terjun Batu Dinding, Kabupaten Kampar di Riau. Rombongan kami yg diperkirakan berjumlah lebih 100 org bertolak mulai jam 6 pagi menuju Lipat Kain yg berjarak sekitar 75 km dari Pekanbaru. Perjalanan diteruskan lagi sekitar 30 km ke Desa Gema sebagai tempat pemberhentian. Tanpa halangan berarti rombongan tiba di lokasi dengan waktu perjalanan sekitar 3 jam.

Sambil beristirahat rombongan mulai mempersiapkan diri untuk mulai menjelajahi alam Lipat Kain, sebuah kota yg terletak di 0 derajat garis Khatulistiwa dan menyimpan banyak keindahan alam yg masih jarang didatangi wisatawan. Rasa antusias kami yg selama ini hanya mendengar cerita keindahan Air Terjun Batu Dinding membuat kami para Hasher semakin bersemangat. Tanpa menunggu lama Committe atau panitia Pekanbaru Hash segera memberikan aba-aba bahwa perjalanan kami segera dimulai, On On.. salam khas para hasher... rombongan segera bergerak dengan mulai menelusuri jalan setapak di pinggiran sungai Kampar.

Perjalanan dimulai dengan menelusuri pinggiran sungai Kampar (dokpri)
Perjalanan dimulai dengan menelusuri pinggiran sungai Kampar (dokpri)
Hasher yg berjalan di depan mulai menempuh track yg telah disediakan Committe dengan menaburi potongan kertas sebagai penunjuk jalan. Setelah melalui jalan setapak dan melewati areal perkebunan sawit, seterusnya track sudah memasuki pinggiran hutan yg penuh semak. Jalan yg naik turun mulai membuat nafas ngos-ngosan, apalagi ketika harus menaiki tanjakan, dengkul rasanya hampir copot. Namun rombongan yg rata-rata memiliki fisik prima, baik pria atau wanita dan bahkan anak-anak, tanpa kesulitan menempuh track yg penuh tantangan, meskipun kadang harus tersandung atau terpeleset karena licinnya track, terlebih lagi kadang harus melewati sungai kecil yg penuh bebatuan yg licin.

Setelah menempuh track selama sejam lebih, kami tiba di Air Terjun Batu Dinding. Takjub rasanya ketika melihat air terjun yg memiliki ketinggian 4 meter lebih, dengan kawah air yg jernih dan segar. Sebagian rombongan langsung menceburkan diri ke dalam kawah air sebesar lingkaran dengan diameter sekitar 20 meter untuk melepas lelah sambil menunggu rombongan belakang tiba. Ketika semua rombongan tiba di air terjun tanpa ada yg tersesat atau tertinggal, Committe segera memulai acara minum dan makan bersama sambil menikmati keindahan alam dan kesegaran air terjun yg tersembunyi ini.

Tanpa terasa waktu cepat berlalu menjelang sore, rombongan harus kembali ke bus untuk kembali ke Pekanbaru, uniknya jalan kembali adalah memakai pompong atau perahu kecil yg bermuatan 10 orang. Perjalanan dengan pompong hanya berkisar 20 menit namun rombongan kami kembali dimanjakan dengan pemandangan pinggiran hutan yg masih jarang dikunjungi. Pada saat melintasi sungai, terlihat penduduk setempat sedang merayakan acara panen ikan pantau. Ikan pantau merupakan hasil utama sungai Kampar, selain baung dan patin, yg merupakan ikan favorit di Propinsi Riau, kita dapat menemukan ikan-ikan ini sebagai menu utama di sepanjang jalan lintas propinsi. Sangat menarik rasanya ketika perahu pompong melewati anak-anak nelayan yg sedang berjibaku untuk mengambil ikan di jaring dengan jarak yg sangat dekat.

Pemandangan Pinggiran Hutan Sepanjang Sungai Kampar (dokpri)
Pemandangan Pinggiran Hutan Sepanjang Sungai Kampar (dokpri)
Panen Ikan Pantau di Pinggiran Sungai Kampar (dokpri)
Panen Ikan Pantau di Pinggiran Sungai Kampar (dokpri)
Anak-Anak Nelayan Mengumpulkan Ikan di Jaring (dokpri)
Anak-Anak Nelayan Mengumpulkan Ikan di Jaring (dokpri)
Setelah sampai di tempat pemberhentian bus, kita masih menunggu perahu pompong kembali untuk menjemput teman-teman lainnya. Meskipun panas matahari terasa menyengat namun kita masih sempat untuk berkeliling sebentar melihat penduduk setempat mengambil batu kali yg dipergunakan sebagai bahan bangunan atau sebagai penimbun jalan sebelum diaspal.

Penduduk Setempat Mengumpulkan Batu Kali (dokpri)
Penduduk Setempat Mengumpulkan Batu Kali (dokpri)
Keindahan Air Terjun Dinding Batu selama ini memang menjadi pembicaraan bagi penggemar wisata di Riau. Meskipun infrastruktur sudah menunjang, seperti jalan dan jembatan, namun masih dibutuhkan promosi atau pengelolaan yg lebih maksimal lagi untuk lebih memperkenalkan lokasi wisata ini. Jalan setapak yg masih sulit dilalui mungkin menjadi alasan mengapa Air Terjun Dinding Batu sulit menjadi lokasi wisata masyarakat Riau. Selain itu rumah makan atau penginapan belum memadai sehingga wisatawan kurang begitu tertarik mengunjungi lokasi ini. Namun bagi kami pecinta olahraga Hash, lokasi ini jelas sangat menantang, sebagian Hasher sudah berjanji akan kembali lagi dengan membawa rombongan yg lebih besar, dan pasti lebih seru ketika nanti kita bisa bernyanyi bersama...

Here's to the Broo.., here's the true blue

He is a hasher through and through

He is a pisspot so they say

Tried to get to heaven, but he went the other way

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun