Mohon tunggu...
Rusli Sucioto
Rusli Sucioto Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Amatiran

Masih banyak hal yang indah buat ditulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pasca Kerusuhan Tanjung Balai, Media Penebar Fitnah Itu Harus Segera Ditindak

30 Juli 2016   22:35 Diperbarui: 30 Juli 2016   22:53 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media Online Abal-Abal Penebar Fitnah (sumber. suaranews.com)

Pasca kerusuhan etnis dan agama di Tg. Balai, Kabupaten Asahan, siang tadi Kapolri Komjen Tito Karnavian terjun langsung ke lokasi dan memimpin rapat sebagai mediasi antara pemuka agama dan tokoh masyarakat. Semua peserta rapat sudah mengambil keputusan untuk berdamai dan berharap kejadian serupa tidak terulang kembali dan semua pihak dapat mengambil hikmah dari kerusuhan kali ini.

Kapolri sendiri berjanji untuk menindak para pelaku yg telah tertangkap dan akan terus memburu pelaku penebar fitnah yg merupakan sumber kerusuhan. Berdasarkan keterangan Camat Tg. Balai, kerusuhan berawal dari seorang wanita Tionghoa yg memprotes suara azan mesjid yg terdengar keras di seberang rumah. Wanita tersebut sempat beradu mulut dengan jemaah mesjid namun setelah dilakukan mediasi mereka kembali pulang. 

Namun persoalan segera terjadi ketika media online abal-abal mulai menebar fitnah, dengan isu mesjid dilempari dan jemaah diusir oleh warga Tionghoa. Media sosial langsung berbalasan dengan komentar rasialis dan provokatif untuk menyerukan pengumpulan massa hingga berujung kepada pembakaran beberapa vihara, rumah dan mobil warga sekitar. 

Kerusuhan ini jelas merupakan PR buat Kapolri dan juga Kapolda Sumatera Utara, karena propinsi multi etnis ini sangat rentan dengan persoalan SARA dan mudah diprovokasi. Media online abal-abal sekarang ini tanpa henti mengumbar kebencian terhadap etnis Tionghoa yg seharusnya segera ditindak. Kita tidak sulit untuk menemukan media online ini dengan melalui Facebook atau Twitter yg biasanya memuat beragam berita provokatif tanpa data yg jelas. Kesalahan seorang etnis Tionghoa bisa diekspos secara berlebihan dengan kalimat dan kata-kata yg mengumbar kebencian. 

Kapolri sendiri sadar akan hal ini dan di dalam rapat mediasi siang tadi Kapolri sudah berjanji untuk mengejar para pelaku penebar fitnah. Kita semua berharap Komjen Tito Karnavian yg baru saja menjabat ini dapat segera mengambil tindakan terhadap media yg terus menanamkan kebencian sehingga menumbuhkan dendam yg tidak berkesudahan. Pihak yg ingin kesatuan negara ini pecah begitu pintar dan jeli memainkan berita provokatif sebagai media online sekaligus mereguk keuntungan haram dari iklan yg ditayangkan.

Kita juga harus cerdas dalam bermain di media sosial untuk melawan berita provokatif yg tidak memiliki data yg jelas. Propaganda provokatif mereka harus kita lawan propaganda edukatif. Kita harus bisa menyajikan berita dengan ulasan jurnalistik dengan fakta yg ada untuk meredam kebencian yg mereka sebarkan, agar kesatuan negara ini tidak terkoyak seperti keinginan mereka.

Salam Damai..

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun