Mohon tunggu...
Ruslan zaenudin
Ruslan zaenudin Mohon Tunggu... -

Hiduplah seperti tumbuhan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semua Gara-gara Rupiah

12 Maret 2013   13:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:55 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua gara-gara rupiah. Andai rupiah tidak terpuruk seperti saat ini niscaya para TKI tidak akan sudi keluar negeri mencari sesuap nasi. Bilamana pemerintah tidak dapat bebas dari utang luar negeri maka habislah negeri ini. sudah kekayaannya dijual penduduknya pun di gadaikan.

Tak sedikit TKI yang menjadi manusia yang tak mengenal kata merdeka. Merdeka dalam arti sebenarnya. Terlalu banyak TKI yang disiksa lahir dan batin. Dunia bagi para TKI ibarat medan pertempuran yang musuh sangat jelas terlihat yaitu si kaya dengan cara membedakan nilai mata uang semata.

Kita sudah tahu apa yang sebenarnya di cari para TKI. Mereka mencari mata uang yang nilainya lebih baik dari pada rupiah. Mereka tidak serta merta mencari pekerjaan. TKI mencari ringgit eh malah digigit, TKI mencari Dolar malah ga di bayar, TKI mencari real malah kena cambuk dan hukuman pancung. Jika nilai mata uang kita lebih baik dari ringgit maka Malaysialah yang akan datang ke Indonesia dan mengemis di negeri kita.

Sebutan pahlawan adalah bagi pejuang yang sudah tewas di medan perang . Namun di Indonesia sebutan pahlawan devisa bagi para TKI sangat membuat hati ini menjadi teriris dan meringis. seolah-olah negara mendo'akan TKI pulang tanpa nyawa.

Satukan tekad rebut kembali kebebasan ekonomi kita. Tanamkan dalam dada setiap genersi muda bahwa kita anti utang luar negeri. Semoga para guru di setiap instansi pendidikan dapat membuka cakrawala berfikir siswanya agar tertanam kesadaran dalam hatinya untuk hidup mandiri. Marilah tiru Negara Jepang, dari pada mereka mengemis lebih baik bunuh diri. Demikianlah masyarakat Jepang dalam menjaga kehormatan dirinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun