Mohon tunggu...
ruslan habsy
ruslan habsy Mohon Tunggu... Guru - Guru

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengambil Nilai dari Pemain Sepak Bola

15 Desember 2022   11:39 Diperbarui: 15 Desember 2022   11:42 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 www.radarbogor.id/2018/06/23/

Pandemi telah usai, anggap saja begitu. Karena masyarakat sudah melepas masker diruang publik, dan tidak ada pembatasan lagi dalam bersosialisasi. Namun dampak pandemi belum selesai. Salah satu dampak yang sangat berat adalah dampak ekonomi. Dampak ekonomi bisa kita lihat dari daya beli masyarakat yang menurun.

Pandemi adalah masalah global yang mempengaruhi kedaan kita, baik itu kedaan kesehatan maupun ekonomi. Dengan pandemi keadan kesehatan dan ekonomi kita terganggu. Kedaan tersebut tidak boleh membuat kita lebih terpuruk. Banyak pelajaran yang kita bisa ambil supaya kita bangkit. Salah satunya dari permainan sepakbola.

Demi kemenangan timnya pemain sepak bola berani menerima resiko terjatuh, walaupun terjatuh kesakitan. Selama dia sanggup dan mampu berdiri, pemain itu berdiri dan bermain lagi. Dari gambaran itu kita bisa megambil pelajaran bahwa ketika hidup kita jatuh secara ekonomi. Kita harus tetap berdiri dan bangkit (resiliensi).

Istilah resiliensi pertama kali dirumuskan oleh Jack and Jeanne Block yang disebut sebagai ego resiliensi (Klohnen, 1996). Masten (2006) mengungkapkan bahwa resiliensi merupakan payung konseptual yang mencakup banyak konsep terkait dengan pola adaptasi positif dalam hal kemampuan individu dalam mengatasi kesulitan hidup.

Berdasarakan teori resiliensi bahawa manusia harus mempunyai sikap ini dalam menghadapi permasalahan hidupnya. Adapun sikap tersebut adalah:  

1. Determination

Memiliki tekad yang kuat bahwa hidup harus kembali pada situasi dan keadaan awal yang menurut kita baik.

2. Endurance

Memilki daya tahan  terhadap situasi yang tidak menyenangkan atau sulit tanpa menyerah

3. Adaptability

Bersikap fleksibel serta memiliki banyak akal, untuk mengatasi lingkungan yang buruk dan menyesuaikan diri dengan kondisi yang berubah

4. Recuperability

Menigkatkan kemampuan untuk memulihkan berbagai kedaan yang dianggap buruk dan membangun kembali kondisi seperti semula.

Sebagai tambahan dari penulis bahwa ada kekuatan yang lebih besar dalam usaha untuk bangkit menghadapi keadaan yang dianggap buruk yakni doa. Mintalah pada Allah SWT. Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al-Mu'min ayat 60.

Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun