Prinsip dasar sistem ekonomi islam adalah : Allah pemilik segala seuatu, kekayaan di dunia dalah untuk mencari kehidupan akhirat, bagian di dunia tidak boleh diabaikan dalam mendapatkan akhirat, berlaku adil kepada sesama manusia, tidak boleh melakukan kerusakan, mengakui hak individu terhadap harta, menjunjung kebebasan individu, dan larangan menumpuk kekayaan.
  Perbandingan-perbandingan antara ekonomi islam dan ekonomi kapitalis, yaitu : Dalam hal kebebasan ekonomi islam memberikan kebebasan kepada individu untuk melakukan kegiatan ekonomi memiliki dan menikmati hasil yang diperoleh dari usahannya, dan islam memberikan aturan yang tegas seperti usaha yang dilakukan harus halal dan sedangkan ekonomi kapitalis mengemukakan pendapat bahwa setiap individu berhak untuk mendirikan, mengorganisir, dan mengelola perusahaan yang diinginkan.
  Dalam hak terhadap harta, ekonomi islam mengakui hak iIslam mengakui hak individu untuk memiliki harta. Islam memberikan kepada individu hak kepemilikan perorangan dan hak untuk menikmati kekayaannya. Islam mengikat hak-hak tersebut dengan ikatan moral supaya kekayaan tidak menumpuk pada satu kelompok ( kaya ). Misalnya kewajiban mengeluarkan zakat . Sedangkan dalam ekonomi kapitalis Setiap individu dapat memiliki harta secara perorangan, membeli dan menjual hartanya menurut yang dikehendakinya tanpa batas. Individu mempunyai kuasa penuh terhadap hartanya dan bebas menggunakan sumber-sumber ekonomi menurut cara yang dikehendakinya .
  Dalam distribusi kekayaan sistem ekonomi islam mencegah adanya penumpukan kakayaan pada kelompok tertentu dan menganjurkan distribusi kekayaan kepada semua lapisan masyarakat, sedangkan kekayaan pada sistem ekonomi kapitalis yaitu menumpuk pada sekelompok orang tertentu saja, yakni orang yang memiliki kekuasaan dan modal besar.
Nah itulah, mengenai perbedaan mendasar antara ekonomi islam dan ekonomi kapitalis  yang dapat saya tulis dalam artikel ini, untuk memenuhi tugas saya sebagai mahasiswa dan kewajiban mengerjakan ujian tengah semester. Sekian dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H