Mohon tunggu...
Ruslan269
Ruslan269 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan manajemen

Mahasiswa universitas bina niaga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sejarah Hari Tani Nasional 24 September

6 Oktober 2024   12:47 Diperbarui: 6 Oktober 2024   12:47 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo sobat# Tahukah kamu setiap tanggal 24 September kita sering memperingati Hari Tani Nasional? Hari Tani Nasional merupakan sejarah perjuangan para petani dan pembebasan mereka dari penderitaan, Peringatan ini memiliki sejarah panjang dalam perkembangan pertanian di Indonesia dan bertujuan untuk menghargai kontribusi perjuangan petani di Indonesia. Indonesia dikenal sebagai Negara Agraris, yang perekonomiannya bergantung atau ditopang oleh sektor Pertanian. Dalam Sumber Daya Alam nya yang berlimpah dipercaya bisa mendorong perekonomian negara. Tapi nyatanya, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 menyatakan dalam kurun waktu hampir 3 dekade terakhir, sumbangan sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus menurun. Negara Agraris yang juga memiliki arti negara yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Namun kenyataan nya tidak seperti itu, Kementerian Pertanian pada 2020 telah merilis data total petani di Indonesia saat ini hanya berjumlah 33,4 juta orang dari 270 juta penduduk di Indonesia. kondisi ini sangat di sayangkan tidak ada ciri negara agraris yang melekat di negeri ini.

Permasalahan yang kini di hadapi para petani persoalan mengenai harga gabah yang tidak sepihak kepada petani, sehingga pikiran negatif petani tidak menjamin kesuksesan di masa nanti. Kini petani di Indonesia sudah tidak muda lagi, sehingga jumlah petani menjadi sedikit. Tetapi politik masih tega memanfaatkan  kesederhanaan petani. Seharusnya sekarang para petani sudah merasakan kenikmatan, kemakmuran dan keadilan. Oleh karena itu kita harus menghormatinya, karena berkat merekalah kita bisa makan. Profesi petani patut kita  hargai, dengan rasa yang menjunjung tinggi sebagai bentuk pengabdian diri.Tentu saja hal ini bukan semata tanggung jawab pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Namun butuh kolaborasi seluruh masyarakat untuk memperkuat kerja sama dan kolaborasi dalam upaya memajukan sektor pertanian, serta mengatasi semua persoalan.

Sekian

Muhammad Ruslan mahasiswa UNBIN prodi manajemen 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun