Mohon tunggu...
Ruslan Jusuf
Ruslan Jusuf Mohon Tunggu... -

Suka membaca, menulis, travel, dan gemar kuliner tradisional

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tragedi Kuta Reh, Bukti Kekejaman Belanda di Tanoh Alas

9 November 2013   13:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:23 3265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gotfried Coenraad Ernst van Daalen (lahir di Makassar, 23 Maret 1863 – mati di Den Haag, 22 Februari 1930) adalah tokoh militer kolonial Belanda.

Van Daalen sangat dikenal atas tindakannya di Aceh, ketika penduduk tanoh Gayo dan Alas banyak dibantai. Saat tindakannya banyak diketahui oleh pers di Belanda, Van Daalen harus mengundurkan diri.

Van Daalen adalah putra dari Gotfried Coenraad Ernst van Daalen senior, seorang Kapten dalam Perang Aceh tahap kedua. Setelah menyelesaikan HBS (Hogere Burger School atau Hoogere Burgerschool), sekolah lanjutan tingkat menengah pada zaman Hindia-Belanda, pada usia 16 tahun, ia meneruskan pendidikan ke Koninklijke Militaire Academie di Breda sebagai kadet kesatuan artileri di Hindia-Belanda. Pada November 1884, ia bertugas ke Jawa dengan kesatuan artileri dan berpangkat sebagai Letda.

Pada tahun 1888, Van Daalen dipindahtugaskan ke Aceh, yang sudah bertahun-tahun bergolak perang. Atas keberaniannya selama pertempuran di Kuta Tuanku, ia dianugerahi Militaire Willems-Orde kelas IV. Sebelas tahun kemudian, Van Daalen ditugaskan mengadakan kontak politik dengan para tokoh dan penduduk Aceh.

Pada tahun 1904, Van Daalen diperintahkan untuk ”mendamaikan” dan mematahkan perlawanan ke tanoh Gayo dan Alas dengan diperkuat oleh 10 Brigade Marechaussee. Ekspedisi itu berawal pada tanggal 8 Februari 1904 dan berlangsung hingga 23 Juli di tahun yang sama.

Penugasan itu terdiri atas beberapa bagian, yang terpenting:

1.Di Gayo Lues, perlawanan harus dipatahkan, 12 penghuludidatangkan bersama-sama, mengakhiri saling berperang, pilihan acak keujeuroen (kepala daerah) harus diakhiri dan mantan penjabatnya harus dijamin kedudukan dan kekuasaannya;

2.Di Tanah Alas, perlawanan juga harus dipatahkan; dan

3.Akhirnya kedatangan di Tanah Batak Karo dan Pakpak untuk mencari elemen musuh.

Pada 6 Mei 1905, Van Daalen diangkat sebagai Gubernur Militer Aceh dan sekitarnya, meskipun oleh Dewan Hindia.

Sebelumnya, pada tahun 1903 oleh Christiaan Snouck Hurgronje yang kecewa terutama karena sikap Van Daalen yang anti pada pribumi, kurangnya kebijaksanaan dan juga melanggar prinsip-prinsip pemerintahan dan hukum. Hendrikus Colijn juga berpikir bahwa Van Daalen tidak memiliki kecakapan dalam pemerintahan sipil.

Pada tahun 1907, sebuah artikel yang ditulis oleh seseorang dengan nama samaran Wekker (WA. van Oorschot) berjudul Hoe beschaafd Nederland in de twintigste eeuw vrede en orde schept op Atjeh (Bagaimana Beradabnya Belanda di Abad ke-20 dalam Menciptakan Perdamaian dan Ketertiban di Aceh) muncul di surat kabar De Avondpost terbitan Den Haag, yang mengungkap penyalahgunaan wewenang di Aceh. Karena sampai tahun 1907, Oorschot bertugas sebagai Lettu di Marechaussee, sehingga sebuah buku akan dipublikasikan. Jadi, dinas bawahan yang diboyong ke Aceh bertindak semena-mena, sebab karena sebuah pelanggaran kecil, bentuk hukuman yang diberlakukan antara lain: pribumi disiksa, informan dibunuh, rendahnya moral pasukan dengan menggunakan peluru dumdum. Wekker menjelaskan kebrutalan terjadi karena ketidakcakapan pasukan. Penerbitan ini menimbulkan perdebatan sengit di Tweede Kamer dan akhirnya hingga penyelidikan yang dilakukan oleh Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz terhadap kebijakan di Aceh yang mengakibatkan Van Daalen harus mengundurkan diri dari jabatannya.

FOTO-FOTO VAN DAALEN DI GAYO DAN ALAS

[caption id="attachment_276950" align="aligncenter" width="554" caption="Gotfried Coenraad Ernst van Daalen (Sumber: http://atchin.nl/Atchin/Militairen/Militairen.html)"]

13839771651234503494
13839771651234503494
[/caption] [caption id="attachment_276951" align="aligncenter" width="616" caption="Van Daalen Saat Ekspedisinya Ke Gayo dan Alas 1 (Sumber: Collectie Tropenmuseum)"]
1383977244837314549
1383977244837314549
[/caption] [caption id="attachment_276952" align="aligncenter" width="630" caption="Van Daalen Saat Ekspedisinya Ke Gayo dan Alas 2 (Sumber: Collectie Tropenmuseum)"]
13839773651791536546
13839773651791536546
[/caption] [caption id="attachment_276953" align="aligncenter" width="560" caption="Van Daalen Bersama Pembesar Militer Kolonial Belanda Saat Ekspedisinya Ke Gayo dan Alas (Sumber: Collectie Tropenmuseum)"]
13839774531953872258
13839774531953872258
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun