Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menyusuri Jejak Kejayaan Kesultanan Cirebon dengan Kemudahan Fitur D-Cash (Part 2)

20 Juni 2017   19:54 Diperbarui: 22 Juni 2017   21:44 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila sebelumnya di artikel pertama , saya menuliskan wisata di Masjid Sang Cipta Rasa dan Keraton Kasepuhan. Sekarang saya akan menuliskan keseruan wisata di Keraton Kanoman dan Taman Sari Gua Sunyaragi, yuk disimak guys...Bagi yang belum baca artikel pertama silakkan dibuka disini 

Menyusuri Legenda Keraton Kanoman

Dari Kesultanan Kasepuhan, saya dan seluruh peserta berpindah untuk mengunjungi Keraton  Kanoman dengan naik becak. Jarak antara Keraton kesepuhan dan Kanoman sejatinya tidaklah terlalu jauh. Menurut hitungan saya hanya berjarak 1 Km. Perjalanan naik becak dari Keraton Kesepuhan ke Keraton Kanoman cukup menarik karena melewati keramaian pasar. Suasana pasar tradisional memang magnet buat saya. Keren...

Lonceng Besar di Keraton Kanoman (dok : Pribadi)
Lonceng Besar di Keraton Kanoman (dok : Pribadi)
Keraton Kanoman berada di belakang pasar Kanoman. Ketika saya melewati pasar ini, begitu banyak pedagang dan pembeli yang sedang bertransaksi . Ini menandakan pasar Kanoman merupakan pasar penting bagi denyut perkonomian masyarakat sekitarnya.

Dalam catatan sejarah Keraton Kanoman merupakan pembagian kekuasaan yang terjadi pada tahun 1666. Saat itu Pangeran Girilaya memiliki tiga orang putra , Pangeran Raja Martawijaya , Pangeran Raja Kartawijaya dan Pangeran Raja Wangsakerta.

Pangeran Raja Martawijaya tetap  memerintah di kesultanan Kesepuhan , sedang Pangerang Raja Kartawijaya memerintah di Kesultanan Kanoman sedang Pangeran Raja Wangsakerja menjadi Panembahan Cirebon dan bertugas di Kesultanan Kasepuhan.

Wujud bangunan Keraton Kanoman memang mirip dengan bentuk kesultanan Banten. Menurut penuturan pemandu wisata di kesultanan Kanoman, Kesultanan Bantenlah yang banyak membantu pembangunan Keraton Kanoman.

Bangunan Kanoman memang tidak seluas bangunan Kasepuhan. Walau begitu , didalam kesultanan Kanoman banyak ditemukan legenda. Yang menarik, begitu masuk keraton Kanoman, saya dan seluruh peserta diizinkan duduk didalam ruangan utama Sultan menerima para tamunya. Sebuah ruangan berukuran besar , disisi depannya terdapat ornamen karang . Dan terdapat simbol tahta kesultanan yang telah kehilangan kekuasaannya. Ruangan ini disebut Jinem.

JInem, tempat menerima tamu sultan (dok pribadi)
JInem, tempat menerima tamu sultan (dok pribadi)

Dihalaman luar terdapat ruang dengan tempat duduk saling berhadapan, menurut pemandu wisata tempat ini biasa dipakai dewan keraton bersidang. Kami sempatkan berfoto bersama dengan posisi duduk saling berhadapan. Jadi persis para bangsawan sedang bersidang.

Bangunan yang saya temui adalah Tempat lonceng Gajah Mungkur lalu disebelahnya terdapat Langgar Kanoman yang merupakan Musholla Keraton. Dibangunan inilah, tempat sholat para anggota keraton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun