Bila sebelumnya di artikel pertama , saya menuliskan wisata di Masjid Sang Cipta Rasa dan Keraton Kasepuhan. Sekarang saya akan menuliskan keseruan wisata di Keraton Kanoman dan Taman Sari Gua Sunyaragi, yuk disimak guys...Bagi yang belum baca artikel pertama silakkan dibuka disiniÂ
Menyusuri Legenda Keraton Kanoman
Dari Kesultanan Kasepuhan, saya dan seluruh peserta berpindah untuk mengunjungi Keraton  Kanoman dengan naik becak. Jarak antara Keraton kesepuhan dan Kanoman sejatinya tidaklah terlalu jauh. Menurut hitungan saya hanya berjarak 1 Km. Perjalanan naik becak dari Keraton Kesepuhan ke Keraton Kanoman cukup menarik karena melewati keramaian pasar. Suasana pasar tradisional memang magnet buat saya. Keren...
Dalam catatan sejarah Keraton Kanoman merupakan pembagian kekuasaan yang terjadi pada tahun 1666. Saat itu Pangeran Girilaya memiliki tiga orang putra , Pangeran Raja Martawijaya , Pangeran Raja Kartawijaya dan Pangeran Raja Wangsakerta.
Pangeran Raja Martawijaya tetap  memerintah di kesultanan Kesepuhan , sedang Pangerang Raja Kartawijaya memerintah di Kesultanan Kanoman sedang Pangeran Raja Wangsakerja menjadi Panembahan Cirebon dan bertugas di Kesultanan Kasepuhan.
Wujud bangunan Keraton Kanoman memang mirip dengan bentuk kesultanan Banten. Menurut penuturan pemandu wisata di kesultanan Kanoman, Kesultanan Bantenlah yang banyak membantu pembangunan Keraton Kanoman.
Bangunan Kanoman memang tidak seluas bangunan Kasepuhan. Walau begitu , didalam kesultanan Kanoman banyak ditemukan legenda. Yang menarik, begitu masuk keraton Kanoman, saya dan seluruh peserta diizinkan duduk didalam ruangan utama Sultan menerima para tamunya. Sebuah ruangan berukuran besar , disisi depannya terdapat ornamen karang . Dan terdapat simbol tahta kesultanan yang telah kehilangan kekuasaannya. Ruangan ini disebut Jinem.
Dihalaman luar terdapat ruang dengan tempat duduk saling berhadapan, menurut pemandu wisata tempat ini biasa dipakai dewan keraton bersidang. Kami sempatkan berfoto bersama dengan posisi duduk saling berhadapan. Jadi persis para bangsawan sedang bersidang.
Bangunan yang saya temui adalah Tempat lonceng Gajah Mungkur lalu disebelahnya terdapat Langgar Kanoman yang merupakan Musholla Keraton. Dibangunan inilah, tempat sholat para anggota keraton.