Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Lima Jam Jalan Kaki ke Kampung Baduy Dalam

23 Desember 2016   06:02 Diperbarui: 23 Desember 2016   10:15 2229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wajah wajah cerah ketika menembus jalan berlumpur / NovalyRushan

Menggunakan bahasa Sunda Wiwitan yang punya perbedaan dengan bahasa Sunda. Tabu memakan daging kambing dan tak diperbolehkan memerihara jenis hewan ini. Selain itu tabu menanam pohon pepaya, cengkeh dan kopi.

Malam itu saya dan teman teman bermalam disalah satu rumah Baduy. Konstruksi rumah Baduy Dalam terbuat dari kayu keras. Dinding dan lantai terbuat dari bilah bilah bambu. Rata rata tinggi rumah Baduy dari permukaan tanah sekitar 50 cm. Saya memperkirakan ukuran rumah 6 x 7 meter dengan tinggi atap mencapai 3,5 meter. Di dalamnya tak ada barang apapun kecuali beberapa perlengkapan rumah tangga sederhana yang terbuat dari bambu. Walau begitu, ketika saya bermalam, alat makan yang disajikan sudah menggunakan sendok, garpu yang terbuat dari logam. Dan mangkuk keramik. Memang tak ada piring dan gelas keramik. Gelas yang mereka gunakan terbuat dari batang bambu.

Untuk menampung air bersih, orang Baduy Dalam juga menggunakan batang bambu yang dilubangi bagian atasnya. Setiap rumah biasanya bisa memiliki 7 hingga 10 bambu penyimpan air. Tak ada ember plastik apalagi gayung. Semua kearifan lokal masih sangat dijunjung tinggi oleh masyarakatnya.

Untuk menjaga tradisi leluhur, orang Baduy memiliki makanisme sistem pengawasan internal yang ketat. Secara periodik, selalu ada razia atau sidak dari pemangku adat. Rumah digeledah seluruhnya untuk memastikan tak ada ‘barang terlarang’ yang dimiliki masyarakat Baduy.

Fungsi pu’un sangat sentralistik dengan kewenangan penuh. Pu’un tidak dipilih secara demokratis, namun dipilih berdasarkan keturunan dan kemampuan. Rumah pu’un juga terpisah dengan masyarakat lainnya. Tak sembarang orang bisa bertemu pu’un.

Pemandangan Indah selama perjalanan / NovalyRushan
Pemandangan Indah selama perjalanan / NovalyRushan
Anomali Tradisi Baduy Dalam

Aturan yang diterapkan dalam tradisi Baduy Dalam dan Baduy Luar memang punya perbedaan. Baduy Dalam memang masih memegang transisi leluhur dengan ketat. Ada kepercayaan ‘bala’ yang akan menimpa seseorang pelanggar. Kepercayaan ini menjadi sugesti bagi orang Baduy untuk tetap patuh terhadap semua aturan yang berlaku.

Hanya saja, saya melihat ada beberapa anomali tradisi. Saya tak bermaksud mengomentari namun hanya menuliskan fakta yang saya lihat dan dengar dari teman teman Baduy yang saya temui dalam perjalanan dan kunjungan ke Kampung Cibeo.

  • Melarang sabun, pasta gigi, shampo karena bisa mengganggu lingkungan namun tidak melarang rokok. Padahal asap rokok jelas mengganggu lingkungan dan kesehatan. Maka saya menemui orang Baduy Dalam sedang asyik merokok. Oh, ya bila sedang berada di luar wilayah Baduy Dalam seperti di Ciboleger. Orang Baduy Dalam ternyata juga mandi dengan sabun dan mencuci dengan deterjen lho.
  • Tak Melarang Makanan Modern. Orang Baduy makan apa saja, saya melihat langsung bagaimana anak-anak Baduy sangat menggemari chiki, makan mie instant, makanan kemasan, makanan kaleng. Bahkan ketika sedang dalam perjalanan ke kota, orang Baduy juga biasa makan makanan cepat saji modern.
  • Nonton TV dan Menikmati Bioskop di Kota. Fakta ini saya dapatkan, ternyata anak muda Baduy Dalam juga haus akan hiburan. Kalau ingin nonton TV mereka akan pergi ke Ciboleger. Dan bila akan menonton film, biasanya mereka dapatkan di Jakarta, Depok atau Bekasi. Seperti yang disampaikan langsung seorang pemuda Baduy kepada saya bahwa mereka pernah masuk dan nonton bioskop (biasanya ada teman Jakarta yang men-traktir). Mereka bahkan hafal nama-nama mal yang ada di Jabotabek. Keren...

Sebuah fakta yang juga saya dapatkan setiap tahun selalu saja ada anak muda Baduy Dalam yang meminta keluar menjadi Baduy Luar yang lebih longgar aturannya. Tahun 2016 ini ada 17 orang Baduy Dalam yang meminta keluar. saya, tak bisa menyimpulkan apakah perjalanan ke luar kota (Jabodetabek) punya pengaruh terhadap pola pikir anak anak Baduy Dalam.

Perkampungan Baduy Luar terlihat sepi /NovalyRushan
Perkampungan Baduy Luar terlihat sepi /NovalyRushan
Kecantol Cinta, Membuat Gadis Baduy Terlempar dari Peradaban Leluhur

Sebuah fakta menarik yang saya dapatkan. Melihat langsung, bahwa banyak gadis gadis Baduy memiliki kecantikan yang cukup menarik. Dengan postur seimbang dan kulit putih bersih. Tak ayal, banyak orang luar (non-Baduy) menyukai gadis Baduy. Juga, sebaliknya Pemuda Baduy yang tampan sering jadi incaran orang luar yang berkunjung ke Baduy. Tapi untuk lebih jelasnya, saya akan tuliskan di kanal fiksi saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun