Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Awas, Sepertinya Ada Buble Blogger

3 Desember 2016   04:07 Diperbarui: 3 Desember 2016   04:41 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Acara pelatihan menulis untuk kelas blogger (doc:pribadi)

Blogger secara eksplisit memang belum bisa secara absah masuk dalam kategori “Profesi”. Walau ada beberapa blogger yang sudah memproklamirkan diri sebagai Full Blogger. Atau ada blogger  yang hampir setiap hari berkeliling ke banyak acara yang mengundang.  

Secara komunitas,  blogger memang telah tumbuh subur. Komunitas blogger seringkali tumbuh karena kesamaan passion menulis seperti Blogger Travel, Blogger kuliner, blogger transportasi, blogger teknologi. Atau kesamaan wadah menulis seperti  blogger kompasiana, blogger detik, blogger Indonesiana. Atau karena kesamaan gender seperti Emak Blogger, blogger laki. Atau karena kedekatan pertemanan , atau karena kesamaan visi misi. Berbagai macam alasan bisa menjadi lem perekat tumbuhnya komunitas blogger.

Untuk menjadi anggota ,cukup saling kenal dengan admin atau pengurus komunitas maka seorang blogger bisa menjadi anggota komunitas. Simpel dan mudah. Walau ada juga komunitas yang mensyaratkan hal yang lebih ketat dan formal seperti harus mengisi formulir data diri ,menyerahkan scan/fotocopy  dan mencantumkan peraturan tertulis yang harus dipatuhi para anggotanya.

Maka, lahirlah berbagai komunitas blogger di dunia maya dan dunia nyata. Pola hubungannya tak formal. Biasanya aplikasi media sosial menjadi alat informasi antar anggota. Bisa melalui grup WA, Facebook, Twitter, Instagram, Telegram dan beberapa aplikasi lainnya.  Ikatan keanggotan biasanya melalui keaktifan menulis  hingga rajin memberi komen, memberi informasi hingga melakukan chat di ruang grup maupun antar personal (japri).

Dari komunitas blogger inilah, banyak info kegiatan dan acara didapat para blogger. Mirip dengan anggota blog keroyokan macam kompasiana yang juga menumpukan kegiatan dan acara dari ketersedian informasi dari admin .

Secara prinsip, blogger (walau tak semuanya) membutuhkan acara dan kegiatan offline. Sebagai upaya untuk menambah pengalaman, ketajaman dan cara mereportase sebuah kegiatan.Apalagi saat ini banyak perusahaan, lembaga, institusi membutuhkan promosi, branding, penguatan issu yang bisa dilakukan blogger melalui tulisannya.

Bak cendawan dimusim hujan. Kegiatan yang membutuhkan blogger bertebaran diberbagai media. Para Event Organizer (EO)  seringkali menghubungi para admin atau pengurus komunitas untuk memenuhi kuota yang dibutuhkan. Cara seperti ini jauh lebih mudah karena tak repot repot harus mengirimkan email  satu per satu. Setiap komunitas blogger tinggal dijatah.

Nah, cara seperti ini cenderung rentan karena blogger (biasanya oknum) yang ikut acara seringkali tak menuliskan kegiatan yang diikutinya. Walau tidak secara eksplisit wajib menuliskan , sejatinya blogger harusnya menuliskan apa yang dilihat dan dirasakan ketika ikut acara.

Hal ini perlu, karena blogger memiliki fungsi untuk memberikan opini dan pandangan (experience) terhadap sebuah acara yang didalamnya ada pengenalan produk, jasa layanan hingga launcing sebuah aplikasi atau pengenalan sebuah acara pada khalayak dunia maya.

Blogger memang berbeda dengan media mainstream. Cara menulis, point of view hingga gaya bahasa seorang blogger memiliki ke-khasan yang berbeda dengan wartawan media. Yang lucunya ada juga  blogger yang menulis, plek... meng-copy paste rilis yang diberikan pihak EO. Yang model begini biasanya tak memiliki tanggung jawab atau tak memiliki ketrampilan menulis yang baik.

Apa yang dimaksud Buble Blogger ?

Banyaknya acara yang membutuhkan kehadiran blogger akhirnya memunculkan “blogger terbang”. Artinya blogger seperti ini spesial hadir diberbagai acara. Tak ada yang salah dengan blogger seperti ini. Apalagi biasanya blogger seperti ini telah memilikinetworking yang luas. Di dalam inboxemailnya penuh dengan berbagai undangan, atau WA-nya penuh dengan  informasi acara yang bertebaran.

Dalam satu hari blogger terbang bisa menghadiri hingga 3 acara berurutan. Bahkan saking banyaknya undangan hingga tak semua acara bisa dihadiri. Maka seringkali blogger seperti ini menjadi corong informasi . Itu bila sang blogger mau berbagi info. Bagi blogger yang agak tertutup, maka info yang dimiliki biasanya memang takkan dibagi. Namun harus dipahami juga, tak semua acara bisa di-share kebanyak blogger lainnya terkait kuota dan spesifikasi blogger yang diminta.

Jadi jangan salah sangka juga bila ada acara yang tidak diberikan seorang teman blogger lainnya. Bisa jadi undangannya terbatas atau bahkan hanya bersifat pribadi saja. Positif thinking saja bro .

Buble blogger yang saya maksud mirip buble economic yang pernah terjadi di Amerika serikat pada tahun 2008. Ketika salah satu perusahan keuangan besar (termasuk The big five)  menyatakan diri bangkrut. Tak ada yang mengira perusahaan keuangan besar ini bisa bangkrut karena aset yang dimiliki begitu besar. Rupanya aset besar tak sertamerta menjamin kekayaan karena rupanya perusahaan ini memiliki hutang yang sangat besar (hampir menyamai jumlah asset). Maka kejadian ini  disebut buble economy. Artinya kelihatanya besar namun nyatanya seperti balon. Besar namun tak berisi.

Saat ini jumlah blogger begitu banyak. Jumlah pastinya sih saya tak tahu karena memang tak pernah di sensus atau didata. Mungkin BPS bisa memasukkan sensus blogger pada tahun 2017. Namun bila menjadikan jumlah kompasianer sebagai barometer, maka ada ribuan kompasianer. Artinya jumlah blogger sangatlah banyak.

Karena untuk menjadi seorang blogger tak ada persyaratan khusus, Blogger tak memandang latar belakang pendidikan, latar belakang pekerjaan atau profesi, tak memandang paham agama, ideologi apalagi latar belakang ekonomi. Asal punya passion menulis, memiliki blog atau mendaftar di akun blog  Kompasiana . Rajin memposting dan mempublikasikan tulisan di media sosial. Jadilah seseorang menjadi seorang blogger.

Saat ini yang terjadi, seringkali banyak acara yang dihadiri blogger namun tidak sebanding dengan jumlah tulisan yang muncul. Yang hadir 50 blogger namun tulisannya kadang  tak sampai setengahnya. Yang menyedihkan banyak acara offline sampai menuliskan “tidak ada kewajiban menulis” . Atau si blogger menawar “ga ada kewajiban nulis kan ?”.

Kalau bogger tidak menuliskan apa yang dilihatnya, apa bedanya dengan penonton bayaran ? Apa bedanya dengan pemburu goodie bag ? Hello...

Saya tidak ada maksud untuk menyindir siapapun, baik pribadi, komunitas atau institusi blog. Hanya kegundahan hati yang melihat relitas yang berkembang. Saya khawatir , kelak bila tak ada yang sadar dan mau merubah . blogger tak lagi mendapat tempat yang baik, dilecehkan karena tak memberikan kontribusi tulisan.

Saya tak masuk ke kualitas tulisan karena  kualitas tulisan secara teknis bisa dipelajari, bisa dilatih dan bisa dikembangkan. Asal ada kemauan dan usaha yang kuat. Mau belajar dan mau terus berlatih menulis.

Buble blogger memang cuma pandangan (opini) saya saja, bisa jadi apa yang saya lihat tak sesuai dengan kenyataan yang ada. Kalau opini saya ini salah maka saya bersyukur.

Yuk terus menulis...blogger itu menulis bukan cuma nongol di acara tapi tidak punya kontribusi. Salam dan mohon maaf sebelumnya.

#mengingatkandirisendiri  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun