Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menembus Eropa dalam 11 Hari

20 November 2016   06:40 Diperbarui: 20 November 2016   07:43 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arc de Triumpee diambil dari salah satu sudut kota (foto : Rahmat Edi)

Dalam hidup saya hingga tulisan ini dibuat, inilah perjalanan yang paling seru bagi saya dan keluarga. Bayangkan, menembus benua biru yang eksotis. Seperti mimpi saja. Saya perlu 3 menit memastikan saya benar benar akan ke Eropa.

Awalnya, undangan konferensi Internasional di Paris yang diadakan sebuah NGO kesohor didunia. Saya diminta (tepatnya : diwajibkan) menjadi wakil lembaga tempat saya bekerja. Gilanya, saya harus berangkat sendirian. Entah karena bugdet kantor yang terbatas atau memang undangannya hanya untuk satu orang. Selidik punya selidik, alasan kedua yang benar.

Berangkat sendirian ke Paris membuat saya sedih. Biasanya kantor bila mengirim orang ke luar negeri tidak pernah sendirian , kadang berdua malah kadang bisa sampai berlima. Ini kok tega, ya. Saya sempat mengeluhkan juga kenapa saya hanya sendirian berangkat ke Paris. Lagi pula biasanya kantor mengirim orang paling jauh ke negara negara ASEAN.  Eh, pernah juga sih ke beberapa negara Timur Tengah.

Nah, rupanya kantor punya rencana untuk saya. Memang dalam dua minggu ini bos saya bolak balik bertanya tentang istri dan anak anak saya. Dari  bertanya tentang pekerjaan istri, umur anak anak, sekolah dimana hingga menanyakan riwayat penyakit segala. Wah pokoknya bertanya cukup detail. Saya sempat curiga juga, kok si bos tumben tumbenan bertanya masalah keluarga.

Rupanya kantor punya rencana untuk memberikan hadiah jalan jalan ke Eropa kepada saya dan keluarga. Momennya tepat karena ada konfrensi yang harus dihadiri. Jadi sebagian masih berbau kerja sebagiannya liburan. Konferensinya sendiri hanya tiga hari . Namun kantor memberikan waktu hingga 11 hari . Jadi ada 8 hari waktu untuk jalan jalan mengunjungi negara negara Eropa . Wih keren...

Asyiknya saya boleh memilih apakah akan menggunakan jasa agen travel atau bebas menentukan sendiri alias bergaya seperti backpaker.  Setelah menimbang dan berkonsultasi dengan istri tercinta maka diputuskan menentukan sendiri perjalanan wisata alias tidak menggunakan agen travel. Pilihan nekat ini karena  saya, istri dan anak saya punya  tujuan kota berbeda. Selain itu dengan tidak mengikuti agen travel , saya bisa mengatur kemana akan berwisata dan bisa bersantai tanpa terburu buru mengikuti skedul yang sudah ditetapkan si agen wisata. Tapi kelemahanya, kita bisa tersesat dinegeri orang bila tak pandai menggunakan peta.

Saya sendiri lebih suka wisata kota dan wisata sejarah. Mendokumentasikan dengan kamera atau membuat video. Istri saya lebih suka berwisata belanja, berburu barang unik dan wisata alam. Nah si sulung , putri saya ingin mengunjungi Amsterdam , melihat kanal dan mencari sejarah Belanda ketika menjajah Indonesia selama 3,5 abad.  Sedang si bungsu, yang masih duduk di bangku kelas 5 SD ingin melihat Menara Eiffel.  Karena itulah agen travel kami tolak dengan halus.

Menara Eiffel diambil di senja hari menjelang malam (foto : Rahmat Edi)
Menara Eiffel diambil di senja hari menjelang malam (foto : Rahmat Edi)
My Wife , The Best Manager Traveling

Peran istri saya memang luar biasa. Sebagai pendamping setia , istri saya bisa membaca jalan pikiran saya dengan baik. Perjalanan ke Eropa pastinya butuh biaya yang luar biasa. Apalagi kami berempat. Kebayang dong budget yang harus kami siapkan. Walau kantor mendukung secara finansial tak lantas saya dan istri berfoya foya. Anggaran yang diberikan kantor juga terbatas.

Saya dan istri berpikir dengan budget yang ada kami bisa mengunjungi tempat yang kami inginkan. Kami memutuskan hanya mengunjungi dua negara saja. Prancis dan  Belanda. Walau kami menggunakan Visa Schengen yang berlaku di 26 negara Eropa minus Inggris dan Scotlandia.

Dua  negara di Eropa yang kami kunjungi ini memang telah kami pelajari dengan baik. saya juga merencanakan dengan baik itinerarykarena akan berpengaruh dengan persyaratan pengajuan visa schengendan yang pasti budgetyang saya miliki. Istri saya mengatur semuanya dengan teliti.Itulah perlunya seorang wanita disamping kita. Iya kan ?

Istri saya rupanya cukup melek dengan web traveling dunia. Berkat tanya kanan kiri dan colek depan belakang istri saya bisa mengatur transportasi dan akomodasi selama di Eropa dengan biayalow cost. Untuk urusan pesawat terbang dari Jakarta ke Paris , istri saya membuat beberapa skema penerbangan. Bisa langsung Jakarta-Paris atau  ngeteng , Jakarta-Singapura  atau Jakarta-Kuala Lumpur baru lanjut ke Paris dengan transit 1 kali di Dubai. Ini masalah biaya. Selain pemilihan skema penerbangan juga pemilihan maskapai penerbangan.

Istri saya melalu web Rome2Rio bisa melacak moda transportasi yang bisa dipilih, biaya dan jarak . Istri saya juga memantau harga dan jadwal tiket pesawat di Skyscanner ,applikasi ini tergolong canggih karena bisa memantau pergerakan tarif maskapai penerbangan dan tarif promo yang diberikan perusahan penerbangan dunia.

Pantauan tarif ini memang mendebarkan karena tarif pesawat ke Eropa berkisar antara 12 hingga 20 juta. Kalau dihitung rata rata kami mendapat tiket seharga 15 juta X 4 =60 juta rupiah. Jumlah yang cukup besar bukan ? beruntung istri mendapat promo sebuah maskapai dengan harga 11,5 juta sehingga bisa menekan biaya cukup lumayan.

Selama di Eropa kami juga mencari hotel dengan tarif promo dan karena ingin menghemat dan bisa memasak sendiri  istri saya mem-booking apartemen. Beda bila menginap di hotel yang tak mungkin bisa memasak. Untuk bisa memasak, istri saya membawa  Hitachi  rice cooker seri RZ-XMC10Y 1 L yang mudah di bawa bawa.

Rice cooker ukuran kecil ini  saya beli di Electronic City di Supermall Karawaci dengan potongan harga 25% . Istri saya yang mengusulkan agar membeli di Electronic City karena layanannya prima dan memiliki banyak pilihan. Saya dan istri sudah me-listbarang yang akan kami bawa selama berwisata di Eropa.

Selama di Eropa istri saya mengusulkan menggunakan moda kereta. Pilihan moda kereta diambil karena faktor efektifitas, biaya dan suasana perjalanan.  Moda kereta dipilih karena tak ada pembatasan bagasi, tak ada pemeriksaan ketat seperti di airport. Kereta kereta di Eropa juga terbilang sangat nyaman dan juga aman.

Mempersiapkan Perlengkapan Perjalanan

Perjalanan ke Eropa memang bukan perjalanan biasa. Selain melintasi benua dengan rentang jarak ribuan mil. Di Eropa punya banyak aturan yang berbeda. Saya tentu harus memperhatikan agar tidak menjadi masalah. Apalagi Paris beberapa kali mendapat serangan teroris sehingga pengamanan saat ini  jauh lebih ketat.

Selain masalah peraturan , perlengkapan yang dibawa juga harus sesuai  dan  dibutuhkan selama perjalanan. Perlengkapan yang sekiranya tak terlalu penting   bisa dibeli (dengan syarat tidak terlalu mahal) diperjalanan. Walau mendapat bagasi cukup besar , karena berempat tetap saja saya dan istri harus mengatur agar barang yang dibawa tidak merepotkan selama perjalanan. Apalagi kami harus menjelajah ke beberapa tempat di dua negara.

Menggunakan moda kereta memang tak membatasi bagasi secara eksplisit namun secara kenyamanan,  kereta juga punya toleransi yang tak boleh dilanggar untuk kenyamanan penumpang  lain. Apalagi stasiun  kereta di Eropa rata rata di  bawah tanah sehingga harus menuruni anak tangga yang cukup tinggi. Dibeberapa stasiun baru biasanya sudah tersedia lift yang diperuntukkan untuk penumpang disabilitas, manula dan wisatawan.

Perlengkapan yang kami  siapkan semuanya masuk dalam kategori wajib bawa, nah biar jelas saya beritahu saja, simak ya:

Pakaian

  • Baju resmi untuk konferensi  2 stel
  • Baju santai untuk menjelajah 4  stel
  • Jaket penghadang hawa dingin
  • Kaos kaki 
  • Sepatu 2 pasang (resmi dan santai)
  • Jas hujan (persiapan untuk jaga jaga)
  • Baju renang (kalau sempat berenang di hotel)
  • Perlengkapan sholat (sarung,mukena,sejadah kecil)
  • Baju tidur 3 stel

Electronic Equipment

  • Rice cooker kecil (cukup buat nasi  ½ liter)
  • Laptop  (untuk konferensi dan nulis blog selama perjalanan) sangat wajib dibawa
  • Eksternal harddisk ( untuk menyimpan data, foto dan video )
  • Handphone (hanya saya , istri dan si sulung )
  • Kamera  ( DSLR Canon ,kamera pocket, action camera )
  • Tripot  dan tongsis
  • Power bank, charger, earphone
  • Tablet (khusus punya istri , benda “sakti” yang selalu memberi petunjuk perjalanan)

Perlengkapan lainnya

  • Buku tulis (notes) dan pulpen untuk modal catatan konferensi dan  nge-blog
  • Buku bacaan ( buku travel, buku santai, buku anak)
  • Payung (sedia payung sebelum hujan)
  • Kosmetik (buat istri jadi kebutuhan super wajib)
  • Toiletries (sabun muka, sabun mandi, pasta/sikat  gigi,sisir )
  • Obat pribadi (pereda sakit, minyak kayu putih, dll)
  •  Deterjen cuci (yang saset biar praktis)
  • Kacamata hitam (biar gaya dan di foto jadi lebih keren)
  • Makanan  (kornet, sarden, bumbu instan, mie instan, beras, sambel dan kecap)

Khusus kebutuhan elektronik selama perjalanan saya dan istri berburu ke Electronic City . Selain rice cooker kecil , kami juga berburu kamera pocket , earphone, camera case  dan eksternal harddisk.  Di Electronic City  selain memiliki layanan garansi dan dipastikan mendapat penjelasan yang ramah. Barang yang tersedia juga up to date dan original. Oh, ya ada banyak promo menarik yang disediakan . coba cek  webnya Elecrtonic City.

Beruntung ketika kami berburu perlengkapan di Electronc City sedang ada promo. Kamera pocket Nikon Coolpix A300/BL  yang harga normalnya Rp 1,699,000 juta  di banderol menjadi  Rp 1,599,000 juta. Saya juga mendapatkan camera case merk Lowepro dengan harga promo.

Belanja di Electronic City punya banyak kelebihan seperti free delivery (jarak tertentu), no 3% surcharge, more than 60 stores, trade in, repair service , Fire and Flood Insurance dan masih banyak lagi layanan premium lainnya.

 Rupanya promo ini diberikan karena Electronic City sedang ulang tahun yang ke-15. Selamat  ya semoga semakin jaya. Ada 15 hadiah istimewa lho, 8 tiket Turkish Airlines ke Eropa, 20 logam mulia, 16 Produk electronic dan 20 Voucher belanja senilai Rp 1 juta.  Ayo tunggu apalagi buruan...biar ga ketinggalan.

Halaman depan Museum Louvree didalam museum ini terdapat lukisan Monalisa (foto : Rahmat Edi)
Halaman depan Museum Louvree didalam museum ini terdapat lukisan Monalisa (foto : Rahmat Edi)
Paris, We’re Coming....

Paris akan menjadi tujuan pertama dan juga terlama selama di Eropa. Ya, karena saya wajib hadir pada konferensi selama 3 hari berturut turut. Dari Pagi sampai malam. Mengikuti berbagai acara yang disediakan NGO , bertemu dengan banyak NGO dunia lainnya. Konferensi  ini pastilah menguras tenaga dan pikiran. Saya memang berencana tinggal di Paris selama  7 hari.

Istri saya sudah sibuk menentukan tujuan wisata yang akan dikunjungi. Beruntung ada teman baik yang tinggal di Perancis, sehingga masalah tour guide beres dan aman terkendali. Walau begitu saya mewanti wanti  istri saya agar bisa menahan diri ketika mengunjungi kawasan Champ Elysee . Kawasan belanja elit ini memang menawarkan barang barang kelas dunia seperti  Louis Vitton, Christian Dior, Nina Rici , Bulgaridan beberapa merk dunia lainnya.

Jangan sampai gara gara belanja berlebihan maka rencana wisata ke Belanda bisa berantakan.  Maklum budget terbatas dan harus pintar mengelola keuangan selama perjalanan. Maka agar aman kawasan Champ Elysee dicoret dari tujuan wisata.

Tujuan pertama di Paris adalah mengunjungi  Museum Louvre. Bangunan museum yang dulunya istana kerajaan Perancis ini memiliki koleksi seni yang luar biasa. Istri saya mengatur agar datang pada pagi hari agar bisa mengelilingi museum terluas dan terbesar didunia ini. Nah, selama di museum ini saya berencana mengabadikan banyak gambar melalui kamera yang saya bawa. Rasanya sudah terbayang berburu  spot  foto menarik di museum ini.  Saya sekeluarga tergolong kaum narsis yang mulai addict.

Selain Museum Louvre , istri saya sudah mencantumkan wisata jalan kaki ke jembatan gembok cinta Pont des Arts. Karena perjalanan ini bisa satu paket, jembatan Pont des Arts menghubungkan Museum Louvre dengan Institute de France. Selain itu bisa sambil menyusuri Sungai Seine yang eksotis. Sayang, karena hitungan budget yang cukup mahal, wisata naik kapal pesiar menyusuri sungai saine ditiadakan, hiks...

Tujuan yang  wajib dikunjungi di Paris tentunya Menara Eiffel. Menara peringatan seabad revolusi Perancis ini dibangun pada tahun 1887-1889. Nah, istri saya merencanakan datang pada malam hari karena suasana sangat indah dan romantis. Kerlip lampu kota Paris akan terlihat begitu mempesona. Untuk berhemat, istri saya sudah mengatur agar makan malam dilakukan di apartemen sebelum mengunjungi Menara Eiffel. Nah, kami berencana untuk naik sampai puncak menara. Untuk yang satu ini saya dan istri bersepakat, walau harus merogoh kocek sedikit lebih dalam. Tiket naik ke puncak menara  diperkirakan akan mencapai angka 1 juta rupiah. It’s oke...

alun alun Place de Concorde, terlihat obelish dari Mesir yang telah berusia ribuan tahun (foto : Rahmat Edi)
alun alun Place de Concorde, terlihat obelish dari Mesir yang telah berusia ribuan tahun (foto : Rahmat Edi)
Wisata di Paris yang menjadi pilihan istri saya karena gratis adalah Place de la Concorde . Alun alun kota Paris ini memang keren, karena berbentuk oktagonal. Ada dua air mancur di sisi utara dan selatan dengan nama La fontaine des Mers dan Elevation of the Maritime. Yang cukup menarik ada 8 patung yang mewakili 8 kota di Perancis dengan bentuk oktagonal. Selain itu yang paling menaik adanya Obelisk Mesir yang tingginya mencapai 23 meter. Umur obelisk ini sudah ribuan tahun , rencananya sih yang akan dibawa ke Paris ada dua. Sayang , salah satu obelisk terlalu besar sehingga tak bisa terbawa.

Montmartre adalah spot wisata yang masuk dalam rencana istri saya. Di kawasan Montmartre akan ditemukan sebuah bangunan putih di puncak bukit . Bangunan kuno dengan gaya eksotik ini tak lain gereja basilika. Di Montmartre juga dapat kita temukan kincir angin bernuansa kuno . Suasana Montmartre punya daya tarik bagi banyak wisatawan dunia. Saya berharap kamera pocket yang saya beli di Electronic City akan mampu mengambil banyak sisi sisi bangunan gereja Basilika. Karena kamera DSLR saya cukup besar dan berat , sepertinya saya akan lebih banyak mengandalkan kamera pocket dan putri sulung saya lebih senang  menggunakan action camera.

Tak jauh dari Montmartre, ada pasar untuk barang barang antik yang sudah kesohor. Istri saya sudah memastikan memasukkan spot wisata ini dalam rencana perjalanan kami. Flea Market sendiri menempati luas hingga 7 hektar dengan 15 cluster (area) yang berbeda beda.  Porte de Clignancourt Flea Market  dihuni tak kurang dari 2.500 gerai penjual. Nah, untuk urusan belanja, istri saya memang punya kuasa . Saya sih cuma akan  window shopping sambil sesekali membeli barang yang memang saya suka.

Saya rasa  7 hari di Paris akan terasa seru, setelah itu kami akan segera bergerak ke Belanda menggunakan kereta cepat  Thalys.  Waktu tempuh Paris –Amsterdam kurang lebih 3 jam 20 menit. Dari stasiun Paris Nord  menuju stasiun Amsterdam Centraal. Oh,ya untuk bisa menggunakan jasa kereta Thalys ini harus reservasi jauh jauh hari beda dengan kereta reguler yang bisa langsung beli tiket di stasiun. Cuma bila menggunakan kereta reguler akan memakan waktu hingga 8 jam lebih.

 Amsterdam menjadi kota tujuan kami selanjutnya. Istri saya merencanakan 4 hari bermalam di sebuah apartemen . Jauh hari istri saya sudah mem-booking apartemen di Amsterdam ini secara online.

Ikon kota ini ada 4 buah, salah satunya bisa dipindah pindah (sumber : wisataunik.com)
Ikon kota ini ada 4 buah, salah satunya bisa dipindah pindah (sumber : wisataunik.com)
Melongok Amsterdam , Kota Kincir Angin

Walau hanya bersisa 8 kincir angin kuno di sekitar kota Amsterdam. Kincir angin menjadi icon kota Amsterdam. Molen de Gooyer merupakan kincir angin kuno yang paling sering dikunjungi .Karena letaknya yang mudah di jangkau  tak jauh dari Maritime Museum.

Kincir angin sendiri merupakan pembangkit listrik tenaga angin. Belanda  adalah negeri yang memiliki angin yang cukup kuat. Sehingga kincir angin merupakan pembangkit listrik yang dominan pada zaman dahulu.

 Amsterdam merupakan  kota  pilihan putri sulung saya . Rencana pun segera dibuat , tentu pilihan spot  wisata yang paling keren, mudah dicapai dan yang terakhir tidak menguras banyak biaya. Amsterdam adalah kota yang memiliki banyak museum . Seperti apa yang diinginkan putri sulung saya yang ingin mempelajari sejarah Belanda ketika menjajah Indonesia.

Tentu tujuan itulah yang diatur istri saya, mengunjungi museum yang cukup banyak tersebar. Di Amsterdam terdapat Museum Square. Kawasan yang sangat luas dimana terdiri dari beberapa bangunan museum. Museum yang disasar Rijk Museum, Van Gough Museum, Stedelijk Museumdan Diamond Museum. Kawasan Museum Square atau Museumplein ini sering dijadikan tempat mengadakan event besar, acara kolosal hingga nobar bareng. Terbayang sebuah tempat terbuka yang luas.

Rijk Museum, memiliki 1 juta koleksi (sumber : wisataunik.com)
Rijk Museum, memiliki 1 juta koleksi (sumber : wisataunik.com)
Untuk menyusuri museum yang dipilih memang perlu disiapkan waktu yang cukup. Selain itu perlengkapan untuk mendokumentasikan perjalanan seperti kamera harus ready. Karena akan seharian berada didalam museum, baterai cadangan kamera menjadi wajib disiapkan.

Misi wisata sejarah menjadi dominan , karena putri saya nampaknya serius ingin melihat sejarah Indonesia versi si penjajah, Belanda. Selama 350 tahun Belanda rajin mengumpulkan benda benda berharga dari nusantara sebagai koleksinya. Jadi jangan heran banyak barang bersejarah milik kerajaan dan kesultanan nusantara berada di museum Belanda.

Untuk mengisi variasi wisata , istri saya juga memasukkan spot wisata kota . Nah, ini kesukaan saya menyusuri kota Amsterdam . Menyusuri alun alun kota Dam Square,melihat kemegahanRoyal Palace of Amsterdam .Mengunjungi patung lilin di Museum Madame Tussauds.Nah keinginan foto bareng tokoh, artis, olahragawan  terkenal dunia sepertinya akan kesampaian juga nih. Kamera harus selalu siap mengambil  gambar.

 Istri saya juga merencanakan  makan siang di cafe sekitaran De Waag atau The Weigh House  yang menghadap Nieuwmarkt . Di dekat Red Light district biasanya ada pasar barang antik (flea market) setiap hari minggu. Nah baru saya tahu kenapa istri saya ngebet sekali masuk Amsterdam pada hari sabtu , karena besoknya hari minggu ada pasar barang antik. Kena juga saya “diakali”. Dasar Mrs Flea...

Istri saya juga ngotot untuk mengunjungi rumah Anne Frank yang sudah menjadi sebuah museum.  Rumah inilah yang menjadi saksi persembunyian keluarga Anne Frank selama 22 tahun dari kejaran tentara NAZI Jerman. Rumah ditepi kanal ini menjadi spot wisata yang diincar banyak wisatawan dunia. Jangan heran bila harus antri untuk bisa masuk ke dalam rumah.

Selama 4 hari , kami berharap bisa benar benar puas meng-ekspor Amsterdam. Paling tidak saya bisa membuktikan kepada putri sulung saya bahwa Indonesia jauh lebih besar dan punya peninggalan sejarah yang luar biasa.  Nilai nasionalisme harus tetap terjaga walaupun melihat kemegahan negara lain.

Setelah puas kami akan kembali ke Paris menuju bandara Charles de Gaulle (CGD) menggunakan moda kereta . Lengkap sudah perjalanan selama di Eropa. Walau hanya dua negara saja  karena waktu dan dana yang terbatas .

Tips Perjalanan wisata  di Eropa

Wisata di negeri orang memang harus jeli dan pintar mengatur segalanya. Apalagi bila mengadakan wisata tanpa ikut agen perjalanan wisata. Faktor kenyamanan dan keamanan harus terus diperhatikan. Berikut ini beberapa tips yang mungkin berguna, simak ya :

  • Biasakan untuk selalu mempelajari terlebih dahulu semua hal yang terkait dengan perjalanan, baik moda transportasi, akomodasi ,tarif, jarak  hingga masalah peraturan. Gunakan situs dan web traveling dunia yang terpercaya. Boleh juga sih bertanya sama orang yang pernah wisata ke Eropa.
  • Lebih enak dan aman bila ada saudara, teman di negara yang akan dituju. Mintalah saran, bantuan informasi apalagi kalau bersedia jadi  Tour guide.
  • Bawa perlengkapan secukupnya saja ke tujuan wisata, sisa perlengkapan yang tidak penting bisa dititip di stasiun kereta. Fasilitas ini bisa dimanfaatkan .
  • Untuk menghindari tersesat, gunakan google map dengan cermat. Jangan sok tau karena akan membuat waktu terbuang percuma. Ingat kita di benua asing bukan di Pasar Tanah abang.
  • Gunakan tas leher (mirip orang naik haji) untuk menyimpan dokumen penting (visa,paspor, id card dll) dan uang. Jangan dikira di Eropa ga ada copet. Jangan anggap sepele faktor keamanan.
  • Selalu sediakan minuman dan makanan kecil untuk supply tenaga. Ini untuk sedikit menghemat dan juga mengefektifkan waktu wisata yang terbatas.
  • Gunakan Visa Schengen agar bisa menjelajah 26 negara Eropa dengan mudah. Ajukan visa ini ke kedubes negara tujuan pertama  atau negara yang paling lama akan ditinggali.
  • Siapkan perlengkapan perjalanan dengan efektif. Jangan  berlebihan walau punya bagasi besar. Bila punya niat berbelanja dalam jumlah besar siapkan tas/koper berkualitas premium untuk mengepaknya. Oh, ya pisahkan barang yang akan masuk bagasi atau barang yang akan dibawa kedalam kabin.
  • Siapkan gadgetseperti  kamera, laptop, handphone  yang akan menemani perjalanan wisata. Pilih yang berkualitas dan bisa diandalkan. (saran saya cari di oulet terpercaya seperti Electronic City)
  • Selalu berdoa sebelum berangkat menuju spot wisata.

Itu saja, semoga bermanfaat. Selamat belibur...happy vacation...

Sila berkunjung ke :

Facebook  :  www.facebook.com/rushan.novaly

Twitter      : @NovalyRushan

Ucapan terima kasih kepada teman saya, Rahmat Edi  yang tinggal di Marseille atas kontribusi Foto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun