Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dua Hari di Markas PMI Jakarta , Banyak Hal yang Bisa Dipelajari

21 September 2016   01:03 Diperbarui: 21 September 2016   01:11 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Latihan RJP yang dilakukan kelompok Blogger (dok:pri)

Sebuah Kisah Masa Kecil

Siang itu pecah oleh teriakan orang orang yang panik, orang orang berlarian membawa barang  berharga yang ada dirumah masih masing. Kepulan asap membumbung dari salah  satu rumah yang berada di deretan paling pojok. Kebakaran, teriak orang sahut menyahut. Tak karuan. Keadaan tak terkendali .Chaos.

Saya baru pulang sekolah ketika itu. Menyaksikan kebakaran yang mulai membesar. Suara orang berteriak, suara api yang membakar rumah, suara orang lalu lalang yang bergegas .  Saya hanya terpaku. Heran, takut dan ingin tahu.

Saya pun menyelinap  mendekati sumber kebakaran. Melewati orang yang  berlarian  menggotong barang yang masih bisa diselamatkan. Beberapa lelaki dewasa sibuk menyiram api dengan alat seadanya. Ember, baskom, gayung hingga tong plastik entah dari mana sudah bergelimpangan. Dengan sumber air yang berasal dari pompa tangan manual , kecepatan menyiram api  dengan api merembet jauh dari sepadan. Api terus membakar rumah yang ada disampingnya.

Saya ikut membantu menyiram api , membawa air dari dapur seorang rumah lalu memberikan ke orang yang akan menyiram ke arah rumah yang terbakar. Bahu membahu, walau hasilnya hampir tak banyak membantu . Karena api terus saja membesar. Malah salah seorang lelaki jatuh dari tangga dan mengalami luka di tangan dan kakinya. Saya jadi ciut. Apalagi saya baru sadar kalau saya berada hanya lima meter dari api . Panas luar biasa.

Sementara untuk menjauh terhalang oleh kerumunan orang yang menyemut di gang sempit yang lebarnya hanya satu setengah meter. Saya tak bisa mundur walau saya sudah berusaha menerjang orang yang berdiri . Hampir saja saya terjatuh karena ada seorang lelaki menyeret selang pemadam kebakaran sambil berlari. Keadaan sudah membahayakan untuk saya , karena petugas pemadam yang datang  langsung menyemprotkan air bertekanan tinggi. Air dari selang pemadam muncrat tak beraturan karena warga berebut ingin menyiramkan air .

Muka saya tersemprot hingga akhirnya  saya terjatuh , beruntung  ada dua orang lelaki berseragam dengan lambang palang merah membawa saya keluar dari gang sempit. Saya dibawa ke posko darurat , didudukkan  lalu diberi minum air putih . saya diperiksa apakah ada bagian tubuh saya yang terluka atau  mengalami patah tulang. Beruntung saya hanya luka ringan dan tak perlu dirujuk ke rumah sakit. Walau begitu saya didata , dan diantar pulang ke rumah .

Karena saya dianggap masih terlalu kecil untuk membantu kebakaran. Kejadian itu Tak membuat saya kapok.  Beberapa kali saya juga masih  terlibat membantu menyiram api. Ada perasaan senang ikut berjibaku ketika musibah kebakaran datang.

Latihan RJP yang dilakukan kelompok Blogger (dok:pri)
Latihan RJP yang dilakukan kelompok Blogger (dok:pri)
Berkenalan Dengan PMI  

Kejadian kebakaran itu mengenalkan saya pada sosok sosok pemuda pemudi yang sibuk membantu ketika musibah datang. Mereka datang membawa mobil ambulan, tenda, perlengkapan dapur umum, obat obatan hingga petugas medis.

Posko kesehatan dan dapur umum  menjadi hal yang sering saya saksikan. PMI selalu datang  tepat waktu. Tempat saya tinggal ketika itu memang wilayah padat . Bila musim kemarau  sering kali terjadi kebakaran. Penyebabnya,  bisa dari kelalaian manusia seperti kompor  meledug, lilin yang terjatuh, obat nyamuk bakar hingga korsleting listrik.

Disekolah PMI juga hadir mengajari para pelajar sekolah untuk menjadi Palang Merah Remaja (PMR). Diajari pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) , membuat tandu darurat, hingga melaksanakan dasar dasar penanganan luka .

PMI memang telah menjadi bagian dari masyarakat Indonesia. Berdiri sejak 17 September 1945. Tepat sebulan setelah Indonesia merdeka. Saat itu Bung Hatta menjadi Ketua PMI pertama . Masa perjuangan fisik mempertahankan kemerdekaan dari serangan Belanda menjadi medan pengabdian PMI. Berjuang bersama rakyat , menolong korban perang baik militer maupun sipil.

Hingga saat ini PMI terus memberikan peran pentingnya.  Dengan struktur organisasi yang lengkap dari pusat hingga daerah. PMI bukan saja hadir ketika terjadi bencana, namun memberikan peran dalam penyediaan darah untuk keperluan transfusi melalui program donor darah (dondar). PMI juga memberikan pelatihan kepada masyarakat awam baik pelajar, mahasiswa hingga para karyawan swasta.

Inseminasi PMI DKI Jakarta Untuk Pemuda dan Blogger

Beruntung saya mendapat kesempatan ikut dalam program inseminasi yang dilakukan PMI kepada para kelompok pemuda dan blogger. Kegiatan yang dilakukan setahun sekali ini melibatkan organisasi kepemudaan yang ada di jakarta.

Hadir dalam acara inseminasi dari 15-16 September utusan dari Hizbut Wathon, FKPPI, Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Kristen, Pemuda Hindu , Pemuda Budha dan beberapa organisasi pemuda lainnya.

Tiap tahun , PMI mengundang  berbagai kelompok masyarakat. Bila tahun kemarin, yang menjadi undangan adalah utusan dari kepolisian dan militer.

Inseminasi sendiri bagian yang dilakukan PMI untuk memberikan pengenalan dan edukasi terkait peran dan fungsi  PMI termasuk pelatihan dasar dasar pertolongan pertama. Biasanya dilakukan selama dua hari dibagi dalam beberapa sesi teori dan pelatihan.

Pada hari pertama, PMI memberikan pengenalan mulai dari sejarah PMI di dunia , sejarah dan peran PMI di Indonesia hingga  peran PMI dalam menghadapi akibat dari Bencana . Indonesia yang mendapat julukan disaster hypermart memang lengkap memiliki sejarah bencana. Baik bencana alam murni hingga bencana alam akibat ulah manusia.

Bencana yang pernah singgah di Indonesia masuk dalam seluruh kategori. Bencana Gempa Tsunami Aceh yang menelan korban jiwa hingga ratusan ribu orang masuk dalam kategori luar biasa.  Gunung Merapi meletus  masuk dalam kategori bencana nasional, Tanah longsor,kebakaran hutan dan berbagai macam bencana lainnya.

Uniknya, dalam kegiatannya PMI adalah lembaga independent nirlaba  yang tidak mendapatkan APBN ataupun APBD. PMI adalah lembaga yang tidak menggunakan uang negara dari pajak. PMI mendapatkan dana operasi dari para dermawan , sumbangan masyarakat hingga bantuan yang tidak mengikat dari luar negeri.

Hingga saat ini PMI memiliki peralatan dan perlengkapan yang tergolong modern dan canggih. Memiliki Helikopter, kendaran multifungsi, peralatan pengolahan darah yang canggih dan baru. PMI juga memiliki link internasional yang memungkinkan PMI dapat menjalankan peran kemanusian internasionalnya dengan baik.

Pada hari pertama, H.Muhammad Muas, SH  menjadi narasumber pertama yang menerangkan banyak hal tentang PMI. Pria yang pernah menjadi anggota DPR dan MPR termuda ini memberikan pencerahan tentang fungsi PMI saat ini dan sejarah PMI secara keseluruhan.

Saya sebagai blogger baru menyadari bahwa PMI punya posisi strategis dalam membangun karakter bangsa terutama kaum muda. Menelurkan sikap  sukarelawan yang siap diterjunkan untuk membantu sesama tanpa memandang sekat agama, ras, suku bangsa . seorang sukarelawan PMI diajarkan untuk mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau golongan.

PMI berdiri diatas semua golongan. Bersikap netral tanpa memihak, Bekerja ikhlas tanpa pamrih dan bertindak cermat dan profesional. PMI harus mampu melewati sikap egosentris, memihak atau bersikap tidak adil terhadap golongan masyarakat tertentu.

Dalam sesi tanya jawab, Muhammad Muas yang saat ini menjabat sebagai Ketua bidang Sukarelawan PMI Pusat menjabarkan beberapa pengalaman hidupnya sebagai contoh. Dalam sesi tanya jawab terjadi dialog yang positif antara utusan pemuda dengan narasumber PMI.

Pada hari pertama juga disampaikan serba serbi masalah donor darah, hal yang terkait dengan donor darah disampaikan langsung oleh dr Fierlita Rini M.Biomed. dokter Fierlita menyampaikan hal tentang golongan darah, rhesus, mesin pengolah darah dan prosedur donor darah dan permintaan darah ke PMI.

Terakhir pada hari pertama, disampaikan pula masalah tentang PMI secara lebih khusus  oleh Ujang Sungkawa. Materi yang disampaikan Ujang lebih khusus mengenai relawan dan kegiatan PMI secara aturan Internasional. Baik lambang maupun peraturan internasional Palang Merah .

Belajar Pertolongan Pertama

 Hari kedua, 16 September PMI DKI Jakarta memberikan pelatihan dasar tentang pertolongan pertama. Secara khusus  peserta inseminasi mendapatkan praktek langsung. Bukan hanya teori . Tiap orang mendapatkan porsi praktek pertolongan pertama.

Walau karena keterbatasan waktu hanya beberapa latihan dasar yang diberikan seperti pelatihan breathing support dan tindakan RJP. Selain itu diberikan latihan penanganan luka dan penanganan fraktur tulang .

Teknik penanganan  luka yang diberikan dimulai dengan teknik pengenalan anatomi tubuh manusia, memperkenalkan alat perlindungan diri (APD)  dan dasar hukum dari Pertolongan pertama.  Walau hanya berjalan satu hari, pelatihan pertolongan pertama  cukup mencerahkan. Saya sendiri merasa pelatihan pertolongan pertama harus diberikan ke banyak orang.

Selama dua hari, saya mengikuti inseminasi PMI, banyak ilmu yang saya dapatkan. Termasuk berkenalan dengan utusan pemuda lainnya. Tentu hal ini sebuah kesempatan langka yang sangat berharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun