Pagi buta itu pecah. Teriakan minta tolong terdengar nyaring dari balik tembok pagar yang tinggi. Suara seorang wanita. Menghiba hiba, menekan perasaan orang yang mendengarkan.
Jaya yang berada didalam rumah tentu kaget mendengar teriakan wanita di pagi buta. Bercelana pendek Jaya keluar  rumah. Sumber suaranya  berasal dari rumah tetangganya didepan . Hanya dipisahkan sebuah jalan .
“Tolong, tolong pak. Rumah saya di rampok “ Teriak wanita itu  jelas terdengar. Suaranya parau ketakutan. Jelas wanita ini sudah terlalu lama berteriak minta tolong.
Jaya lalu naik keatas loteng rumahnya. Ingin memastikan keadaan lebih jelas. Tak lama, dilihatnya seorang wanita duduk  dengan lemas disampingnya seorang pria mengenakan topeng menariknya masuk kedalam rumah. Melihat adegan itu, adrenalin Jaya langsung naik. Emosinya meletup. “Ini  tak boleh dibiarkan, saya harus lapor pak RT “
Jaya berlari dengan gerakan cepat. Sebagai mantan atlit atletik dua puluh tahun yang lalu, Jaya belum kehilangan seluruh  kemampuannya. Sesampainya di depan rumah Jaya kembali dikejutkan dengan sesosok wanita yang melompat dari  pagar.
Dilihatnya bukan wanita yang minta tolong tadi. Tubuhnya jauh lebih kecil. Namun , wajahnya menunjukkan ketakutan yang sama. Dengan susah payah  wanita itu berlari mendekati Jaya .
“Ada ram...rampok pak, di... di... di dalam “ Wanita itu seperti kehabisan suara. Nyaris Jaya tak mendengar. Jaya berinisiatif  memapah wanita itu  masuk kedalam rumahnya. Istri Jaya juga ikut membantu memapah wanita itu .
“tolong pak ...ada rampok bawa pistol , ada tiga orang pakai topeng . Mereka ada didalam “ Walau terdengar lemas namun suara wanita itu sudah jauh lebih jelas.
“Kamu siapa ? “ Tanya Jaya ingin tahu. Walau bertetangga dekat , Jaya tak mengenal penghuni rumah didepannya. Jaya hanya tahu penghuni rumah didepan rumahnya adalah mantan pejabat tinggi disebuah perusahaan bonafit.
“Saya Inah, pembantu pak “ Sambil duduk dikursi rotan yang disediakan istri Jaya.
“sadah pa, jangan ditanya dulu. Lebih baik lapor pak RT. Ini darurat .Cepat “ Kali ini Istri Jaya mengambil inisiatif. Dilihatnya Jaya ingin banyak bertanya.