Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berhati-hatilah Ketika Berkendara di Ruas Jalan Raya Serang, Nyawa Bisa Melayang

30 Mei 2016   11:52 Diperbarui: 2 Juni 2016   15:55 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Serius ? Coba saja kalau tak percaya. Saya tak ingin bikin sensasi diartikel ini. Saya alami sendiri. Karena saya tak ingin ada korban jatuh lagi.

Ruas jalan Raya Serang adalah jalan yang telah berumur sangat tua. Bahkan digadang gadang, jalan raya serang adalah jalan pos yang dibangun zaman Gubernur Jenderal  Densdels  untuk menyambungkan Anyer diujung barat dan Panarukan diujung Timur pulau Jawa.

Jalan utama ini merupakan jalan penghubung provinsi Banten dengan DKI Jakarta. Melewati beberapa kabupaten dan kota , mulai dari Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Serang hingga Cilegon.

Sebelum ada jalan bebas hambatan Jakarta-Merak, jalan raya serang menjadi tulang punggung sebagai jalan pilihan  utama. Bila mau kearah barat pulau jawa, ya harus melewati ruas Jalan Raya Serang ini. Dulunya jalan ini sempit, diapit banyak kawasan industri, pasar tradisional dan kawasan pemukiman.

Saat ini jalan Raya Serang sedang diusahakan untuk diperlebar. Kekiri tiga meter dan kekanan tiga meter. Lebar memang, namun upaya ini nampaknya tak mulus karena beberapa ruas belum bisa diperlebar. Entah karena uang ganti rugi yang belum cocok, atau memang ada kendala teknis lainnya.

Beberapa jembatan juga dibangun untuk diperlebar. Jembatan penghubung kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang di wilayah Cikande  sudah berhasil dibuat dua jalur. Jembatan ini telah berhasil membuka salah satu titik kemacetan yang biasa terjadi.

Sayangnya , upaya pelebaran di kabupaten Tangerang  tepatnya di kecamatan Jayanti belum  rampung . Maka kerap ruas ini menjadi jalur macet yang membuat antrian  hingga ratusan meter. Tahu sendiri, kendaran yang lewat juga berbody bongsor dan panjang. Seperti truk kontainer  dan sebangsanya.

Mempertanyakan Kualitas Pelebaran Ruas Jalan Raya Serang

Pelebaran jalan Raya Serang yang telah dilakukan adalah ruas Balaraja hingga menjelang pasar Gembong. Walau sudah dilebarkan, ruas ini masih sering macet karena sebagian badan jalan yang telah dilebarkan malah jadi tempat parkir truk truk besar.

Mungkin karena dilihat badan jalan sudah lebar, para supir truk mendapat ‘jatah’ untuk memarkir kendaraan disisi jalan. Akibatnya, jalan kembali menyempit kembali. Entah, apakah pak polisi sudah memperingatkan para sopir truk bandel ini. Perlu diklarifikasi lagi.

Selain sebagai tempat parkir, ruas jalan Raya Serang juga kerap dijadikan tempat berjualan. Pasar tradisional  memang telah ada sejak dahulu kala . Mungkin sejak puluhan tahun yang lalu. Coba saja lihat pasar cikupa, lalu pasar Balaraja, pasar gembong, pasar jayanti, pasar Tambak (kibin), pasar ciruas, pasar Kalodran  dan beberapa pasar lagi yang saya tak hafal namanya.Membentang dari timur ke barat.

Hasilnya bisa ditebak, Macet menjelang hingga melewati pasar. Itu baru pasar belum bila bubaranpabrik. Keadaanya jauh lebih ‘horor’. Macet karena bubaranpabrik di ruas jalan Raya Serang bukan cerita baru. Ini cerita sudah lamaaaaa sekaliiii. Saking lamanya tak ada lagi yang mau peduli. Tak ada inovasi dan upara rekayasa lalu lintas atau pembangunan prasarana yang bisa mengeliminir kemacetan.

Bila sudah terjebak kemacetan, bersabar adalah pilihan yang paling bijak. Saya sebagai korban kemacetan sudah merasakan hal hal pahit. Ya, saya berharap mendapatkan ganjaran pahala karena kesabaran saya dan karena kesabaran pula  saya berharap  bisa  masuk masuk surga. Amin.

Karena kemacetan hal yang tak terlalu menarik untuk diceritakan. Macet terjadi dimana mana. Bukan cerita spesial  . Ya, sudah saya akan bercerita tentang : nyawa yang bisa melayang diruas jalan Raya Serang.

Ruas jalan Raya Serang yang diperlebar memang dimaksudkan untuk mengantisipasi  volume kendaraan yang melintas, betul tidak ?. Dengan bergeliatnya ekonomi dan industri di kawasan ini maka volume kendaraan juga naik dengan signifikan. Baik roda dua maupun roda lebih dari dua.

Pelebaran jalan , ya untuk mengurangi kemacetan. Agar  arus lalu lintas bisa bergerak leluasa. Tapi upaya ini nampaknya tak berjalan dengan baik.

Dibanyak titik, ruas pelebaran jalan dibuat seperti asal asalan. Coba perhatikan ruas dari wilayah kecamatan Ciruas hingga menjelang pintu Tol Ciujung. Pelebaran ini menyisakan perbedaan tinggi permukaan jalan yang cukup berbahaya. Terutama untuk kendaraan roda dua. Beda tinggi ini cukup membuat kendaraan roda dua oleng bila tak hati hati. Apalagi pengendara yang belum pernah lewat ruas ini. Hari hatilah, perhatikan jalan didepan dengan baik.

Selain beda tinggi antara jalan lama dan jalan baru (hasil pelebaran) terdapat juga lubang lubang menganga yang siap merontokkan ban depan kendaraan roda dua bila dalam kecepatan tinggi. Sipengendara bisa terpental , dan bahaya akan mengancam dengan serius.

Lubang lubang ini terlihat jelas disiang hari tapi bila malam tiba, lubang lubang di ruas ini menjadi lubang kematian yang menyebabkan kendaraan akan mengalami guncangan hebat. Bila sepeda motor akan terpelanting jatuh.

Lanjut ke ruas antara kibin hingga terus kearah Cikande , ruas jalan yang nampak lebar ini menyimpan bahaya tersembunyi yang berbahaya bagi pengendara. Jalannya bergelombang, lubang , beda tinggi dan kontur yang tidak layak bagi jalan pada umumnya.

Jangan heran bila ada beberapa spanduk terpasang untuk mengingatkan pengendara untuk berhati hati dan mengurangi kecepatan kendaraan. “Awas Maut Mengintai Anda’ kira kira seperti itu bunyi spanduk yang dilekatkan di pinggir pinggir jalan. Karena kecelakaan kerap terjadi diruas ini

Saya beberapa kali melewati ruas ini. Memang sepintas  sangat enak untuk menarik gas  tapi ya, begitu melihat jalan yang tak wajar saya akhirnya memelankan kecepatan. Sepeda motor saya beberapa kali harus terguncang dan kadang slip karena lubang yang menganga di tengah jalan.

Lampu jalan di ruas ini juga sangat minim , alhasil hanya mengandalkan sinar dari lampu kendaraan . Selain rambu rambu jalan yang juga belum seluruhnya terpasang. Seperti peringatan jalan menyempit, jalan bergelombang, atau  garis pembatas yang  kadang tak jelas.

Setalah itu ruas Cikande hingga Balaraja juga mempunyai banyak titik titik berbahaya. Lubang menganga juga terdapat pada ruas ini. Ruas ini jauh lebih ramai . Beberapa jembatan belum diperlebar, sehingga terjadi penyempitan ruas.

Yang paling berbahaya adalah tidak adanya falitas untuk pejalan kaki, tidak ada rambu bagi penyeberang jalan. Kasus pejalan kaki tertabrak dan harus meregang nyawa bukan cerita aneh di ruas ini. Ruas dua arah yang tak punya pembatas jalan untuk pejalan kaki ini sangat berbahaya.

Kecelakaan kerap terjadi, korban luka hingga korban meninggal sudah berjatuhan. Masihkah jalan Raya Serang dibiarkan seperti ini. Bila kita mengadu ke pihak pemerintahan  kabupaten atau  provinsi , jawabannya jalan Raya serang itu milik pemerintah pusat. Itu jalan nasional.

Lewat artikel sederhana ini, dengan meghiba , saya minta tolong ke pemerintah pusat untuk melihat keadaan Jalan Raya Serang. Tolong perbaiki, jangan ada lagi korban yang jatuh. Apalagi sebentar lagi arus mudik akan datang. Dan itu hanya dalam hitungan minggu . Masih sempat ga ya ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun