Menjadikan murid cerdas secara akademik itu penting, Â menerapkan pola keilmuan murni (teori) juga tak kalah penting, namun pendidikan sekolah tidak berhenti pada titik tersebut. Anak cerdas, anak jenius memang dambaan .
Tapi menjadikan anak cerdas secara mental, matang secara pemikiran dan dewasa dalam bertindak. Bukan perkara sederhana. Kelemahan pola pendidikan yang selama ini terjadi adalah, anak didik dipaksa untuk mengejar angka akademik. Belajar mati matian demi nilai yang tinggi. Lihat saja, tawaran bimbingan belajar (bimbel) Â bertebaran. Salah satu tanda, bahwa nilai akademik adalah momok yang menakutkan siswa juga orangtua.
Padahal sejatinya pendidikan selain berbasis keilmuan akademik juga menciptakan role model yang punya karakter  positif. Bahwa setiap peserta didik adalah subjek hidup yang berkembang , punya rasa, estetika, akal  dan karakter. Tiap orang itu unik, punya latar belakang, pola asuh, lingkungan yang tentu berbeda. Ada nilai yang genuine disetiap peserta didik.
Pendidikan seharusnya bisa meng-akomodir setiap ke-unikan orang. Memaksakan nilai yang sama pada setiap orang akan menuai bencana masadepan. Bahwa setiap anak punya bakat yang berbeda adalah fakta alam semesta. Tak bisa dipungkiri.
Pendidikan berbasis karakter adalah penting untuk dimasukkan dalam konsep pendidikan nasional. Nilai, norma, konsep spiritual adalah bagian penting dalam pola pendidikan. Memasung pendidikan karakter adalah sebuah kemunduran. Abai terhadap pendidikan yang bersumber pada jati diri bangsa dengan sikap toleran adalah sebuah bahaya. Karena sejak dibangku sekolah nilai mulia itu harus tertanam dengan baik agar tak mudah rebah.
Sekolah tempat saya mengajar walau masih belum  sempurna mencoba menerapkan pendidikan berbasis karakter. Setiap murid, ditanamkan  sikap dan karakter positif dengan  diberikan contoh nyata. Maka, seluruh guru harus memberikan contoh teladan. Setiap guru wajib memasukkan unsur unsur karakter pada setiap pelajaran yang diberikan. Tak perduli apapun pelajarannya.
Selain pendidikan karakter, di sekolah ini setiap murid diperbolehkan memilih apa yang menjadi minatnya. Setiap murid yang berbakat pada bidang tertentu diarahkan  untuk dikembangkan. Ada murid yang senang bermain catur, maka murid ini disediakan papan catur. Diberikan pelatihan tentang catur lalu diikut sertakan pada lomba catur. Hasilnya, si murid ini juara pada tingkat kecamatan.
Ada juga murid yang punya bakat berpidato, beberapa murid  ini diberikan pelatihan. Lalu, disalurkan dengan mengikuti lomba pidato tingkat Kabupaten. Hasilnya, salah satu murid berhasil menyabet juara pidato dalam bahasa Indonesia. Keren.
Mungkin anda akan membayangkan sekolah tempat saya mengajar adalah sekolah dengan dana besar. Memiliki keuangan yang cukup untuk membiayai seluruh operasional sekolah. Seluruh fasilitas sekolah telah lengkap dan sempurna.