Halo bro , pernah menginap di hotel ditengah kota besar tapi punya nuansanya tenang dan adem ?. Kalau belum ? Boleh dicoba hotel yang ‘nyempil’ di kawasan Patra Raya Kuningan Jakarta. Beruntung, saya mendapat kesempatan diundang pada Kompasiana Visit ,Sabtu, (14/5) . Bersama 25 kompasianer lainnya , saya mendapatkan sambutan hangat, walau datang  agak sedikit telat, karena  salah pengertian dengan penjelasan di Google map .  Bangunannya tidak jangkung seperti gambaran saya semula, berkelir hijau dengan aksen garis horizontal putih. Pomelotel seakan menyatu dengan lingkungan sekelilingnya.
Keteduhan suasana hotel didapat karena lokasi hotel persis di sisi taman Patra Raya yang sengaja dibuat rimbun oleh pepohonan. Â Dari mulut jalan Gatot Subroto, berjarak sekitar 400 meter. Pomelotel tepat berada di sisi jalan Dukuh Patra Raya No 28, Jakarta Selatan. Lokasinya sangat strategis, mudah dicapai dari segala penjuru arah.
Pomelotel sendiri merupakan bahasa latin untuk buah Jeruk bali. Penamaan Pomelotel memang agak asing. Namun cukup unik terdengar. Â Berharap, pomelotel bisa seperti Jeruk Bali yang kaya manfaat , harum dan membuat orang tak mudah melupakannya.
Pagi itu, setelah berkenalan dan mendapat penjelasan singkat , kami mendapat kesempatan untuk melakukan tur hotel. Melihat fasilitas hotel dilantai tiga. Karena ada 25 kompasianer, maka tim dibagi dua. Saya tergabung di  kelopok kedua, fasilitas pertama yang saya kunjungi adalah Massage & Spa Room. Didalam ruangan ini terdapat tiga kursi untuk massage dan satu bed untuk spa. Nuansa hangat saya rasakan. Terbayang asiknya duduk dikursi lalu dipijat setelah lelah seharian rapat dengan rekan bisnis .
Setelah mengunjungi Rooftop , bersama kelompok dua , saya mendapatkan kesepatan untuk melihat dua kamar . Satu kamar Superior dan Kamar Suite. Yang paling menarik adalah selasar hotel terasa luas dan cukup terang. Kadang bila saya mengunjungi sebuah hotel, selasar terasa sempit dan agak temaram. Tapi di Pomelotel nuansanya beda.
Kamar pertama yang saya kunjungi , Superior Room. Begitu pintu kamar dibuka, seluruh kompasianer langsung menyerbu. Berbagai sudut  gambar  diambil para kompasianer. Superior Rom memilki luas sekitar 21 meterpersegi, fasilitas didalamnya cukup lengkap. Bed yang empuk, TV set, sebuah meja kerja, satu set lemari fungsional dan sebuah toilet yang keren. Uniknya, tolitet dibuat transparan.  Untuk privasi dan keamanan , setiap kamar disiapkan satu safe deposit.
Setelah puas melihat Superior Room , kami diajak untuk melihat faslitas Suite Room. Dengan luas sekitar 38 meterpersegi. Suite Room memang lebih luas. Ada kamar connecting, satu set sofa dengan TV LED yang bisa diputar 180 derajat. Fasilitas di suite room biasa digunakan keluarga kecil yang butuh kamar cukup luas. Berbagai fasilitas kamar yang memanjakan terasa sekali saya rasakan.
 Menjajal Kuliner Nusantara yang Pedas Merayu
Setelah acara tur hotel, kami kembali berkumpul di meeting point di Pomelo Cafe dilantai dasar. Sejatinya, kehadiran para kompasianer adalah menjajal menu baru yang diciptakan para chef pomelotel. Ada tujuh chef yang bertugas secara bergantian.
Pagi itu, Chef Pajer dan Chef Edi berkenan menjelaskan menu nusantara yang diracik secara khusus. Dari tampilan menu dan dari nama yang disematkan, sudah terbayang apa yang akan disajikan.
Chef Pajer memberikan penjelasan tentang menu baru yang akan dijajal di Pomelotel. Menurut Chef yang ramah senyum ini , setiap dua bulan sekali para chef membuat menu menu baru untuk para tamu.
Sebelumnya, chef Pajer  pernah membuat menu dari  segala macam soto yang ada dinusantara,  Bahkan sebelumnya juga,menu kuliner dibuat dari  bahan buntut sapi. Pokoknya, semua jenis kuliner yang berbahan buntut sapi disajikan.Seru,
Nah, pagi itu semua menu kuliner dengan tingkat kepedasan tinggi disajikan. Mulai dari Nasi Goreng Air Mata, Nasi Rendang Mertua, Gurami Sableng, Bebek Kriuk Sambel Bawang, Kepiting  Soka dengan tiga varian, black paper, Saos Padang dan Telor Asin.
Untuk minuman pendamping, ada es dawet ayu dan Ice Strawberry Mint. Khusus untuk es dawet ayu, Chef Pajer menjamin, rasa es dawet ayu yang dibuat pagi itu spesial. Beda dengan es dawet ayu kebanyakan yang dijual dipasar tradisional.
Jam makan siangpun berdentang. Kini saatnya, menjajal kuliner nusantara yang pedas merayu. Saya, dengan semangat 45 langsung menjajal nasi goreng air mata lalu mengambil potongan rendang mertua, potongan ikan gurami, bebek kriuk dan kepiting soka. Amboi. Begitu masuk dimulut, nasi goreng air mata mulai menunjukkan rasa pedasnya.
Jujur saja sebagai orang yang berasal dari Sumatra, masakan pedas adalah hal biasa. Kalau tidak pedas malah jadi masalah. Benar saja, begitu potongan daging rendang saya coba. Rasa pedas mulai menyelinap. Walau bagi saya belum terlampau pedas. Mungkin , karena alasan tertentu, rasa pedas rendang memang belum nendang.
Tapi tekstur daging yang lembut, bumbu rendang terasa dilidah. Rasa mertua memang belum terasa sekali. Â Rupanya chef yang membuat menu ini punya masalah khusus dengan sang mertua. Entah karena rasa sayang yang berlebihan , sang mertua jadi icon kuliner.
Saya juga menjajal potongan gurami yang dibaluri sambal khas, maknyuss semriwing . Rasa pedasnya baru terasa, Gurame di goreng dengan cara khusus sehingga si ikan nampak meliuk . Daging gurame yang lembut dan gurih berpadu dengan rasa sambal yang nampol. Pas membuat saya terpapar pedas.
Beruntung, ada bebek goreng kriuk yang mengurangi tensi kepedasan sambal. Â Tapi begitu melihat ada sambal bawang , saya jadi tergoda untuk mencoba. Plashh....sedap terasa bawang dan sambal menyatu. Daging bebek yang diolah terasa lembut . Tidak berbau dan tidak kenyal.
Terakhir saya menjajal kepiting soka. Masakan jenis ini termasuk spesial. Kepiting soka adalah kepiting yang setiap 20 hari melepaskan cangkangnya. Jadi dipanen harus pas 20 hari. Ada tiga rasa yang disediakan, mulai masak telur asin, black pepper dan saos padang.
Siang itu saya menjajal  kepiting soka telor asin. Ada rasa gurih dari telur asin. Begitu masuk ke dalam mulut.  Rasa pedas dan gurih menyatu . Tekstur kepiting soka yang gurih terasa makjleb, sayang saya hanya kebagian satu potong kepiting soka.
Es Dawet Ayu yang ‘Spesial’
Rasa spesial dari es dawet ayu Pemelotel  memang berbeda dengan rasa yang biasa saya beli dipinggir jalan. Begitu saya jajal, ada rasa beda yang mencolok. Santan yang dipakai tidak terasa berat dan tidak eneg.
Namun saya menduga, santan yang dipakai sudah melalui proses khusus sehingga berbeda rasa dengan santan kebanyakan.
Es dawet ayu, adalah minuman khas dari Jawa tengah. Biasanya dijajakan di pinggir jalan dengan cara dipikul atau menggunakan gerobak. Harganya yang terjangkau membuat minuman ini digemari banyak kalangan.
Hanya saja , es dawet ayu di Pomelotel tidak dicampur gula merah yang khas. Jadi rasa manis yang didapat kurang menggigit. Gula merah yang diencerkan adalah teman sejati dari dawet beras dan santan.
Mungkin ada pertimbangan khusus sehingga, es dawet ayu tidak dicampur gula merah yang diencerkan. Jadi jujur, Â es dawet ayu yang saya rasakan belum spesial, ini pendapat pribadi saja.
Terobosan Cerdas , Kuliner dengan Nama Nyeleneh
Kuliner bukan saja mengenai rasa, tapi lebih dari itu . Chef yang berpengalaman di Pomelotel tahu betul meracik cita rasa. Baik menu nusantara, asia hingga Internasional. Soal, menu dan rasa sudah banyak yang menjajal, memodif hingga menjadi menu baru yang spesial.
Tapi ada cara lain untuk menarik minat para penggila kuliner. Memberi nama ‘gendeng’ pada menu tersebut. Ini strategi diffrensiasi yang jitu. Up to date lho.
Coba, siapa sih yang tak pernah menjajal makan nasi goreng. Barack Obama saja senang. Tapi membuat nama nasi goreng air mata, itu baru keren. Terbayang, air mata yang mengucur ketika suapan demi suapan nasi goreng masuk kedalam mulut. Ajib.
Atau bagaimana rasa  nasi rendang mertua yang rasanya tentu punya taste berbeda dari kebanyakan nasi rendang pada umumnya. Penggunaan nama kuliner nyeleneh memang bukan barang baru. Nasi goreng gila,nasi rawon setan pernah jadi ikon.
Hanya saja nama kuliner nyeleneh tetap harus memenuhi unsur citarasa dan tampilan yang menarik. Ya, namanya juga makanan tetap harus sesuai selera.
Pamelotel tentu  memperhatikan unsur citarasa kuliner. Saya menilai rasa pada menu baru ini punya daya tarik para pecinta kuliner Nusantara.Kalau tak percaya , datang dan rasakan sendiri menu nusantara dengan citarasa pedas ini. Selama dua bulan menu menu ini akan ditawarkan kepada para pengunjung.
Sebuah improvisasi yang layak dicoba. Siapa yang berani ?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H