Sebagai ideologi, paham komunis tak akan mati. Akan ada  orang yang akan menghidupkannya. Sepanjang zaman paham komunis  akan selalu diminati , malah banyak dari kalangan remaja dan mahasiswa.Â
Lalu apakah paham komunis  di Indonesia bangkit kembali ? setelah lambang palu arit kembali ditemukan , baik di coretan dinding, di kaos dan di beberapa benda lain.
Apakah paham komunis yang  telah dilarang 49 tahun lalu bisa diterima sebagian besar masyarakat Indonesia ? Atau apakah PKI bisa mendaftarkan diri ke Mendagri dan ikut pemilu pada tahun 2019 sebagai partai berwajah baru dengan nama baru ?
Seperti biasa , kita hanya bereaksi sesaat dan hanya simbolis . sebulan kemudian biasanya kita sudah lupa . Sama seperti kasus kejahatan seksual  anak dibawah umur , atau kasus pedofilia yang tak lagi jadi perhatian . Lupa  adalah penyakit bangsa ini.
Simbol Palu Arit, Komersial atau Ideologi ?
Masih ingat ketika Imam Samudra , salah satu pelaku terhukum mati kasus bom Bali I saat tertangkap pertama kali. Kaos yang dikenakan Imam Samudra menjadi ikon yang ditiru . Kesempatan emas ini ditangkap para penjual kaos. Keuntungan pun diraih. Kaos Imam Samudra menjadi trend saat itu.
Ketika, terjadi bom Thamrin pada awal tahun lalu. Kaos polisi ‘turn back crime’ menjadi ikon. Kisah polisi berkaos biru  itu menjadi magnet tersendiri. Tak lama jersey polisi itu dijual bebas dan laku keras. Banyak peminat yang sengaja membeli kaos polisi tersebut.
Maka, pada bulan Mei ini. Rupanya ada pihak yang ingin menangguk untung dengan membuat kaos palu arit. Dalam hitungan bisnis, akan ada banyak anak muda yang akan tampil beda dengan memakai kaos palu arit. Rupanya dugaan para pedagang ini meleset, palu arit adalah simbol sensitif yang tidak disukai . Sama seperti simbol NAZI yang masih terlarang.
Polisi tentu tidak tinggal diam, pedagang penjual kaos palu arit digeledah. Diintrogasi asal kaos. Disinyalir ada pihak tertentu yang sengaja ingin mengenalkan kembali simbol PKI.
Lambang palu arit muncul karena upaya komersil atau karena perkara ideologi  masih jadi  tanda tanya. Di beberapa daerah kerap muncul simbol simbol yang berkaitan dengan paham komunis. Hanya saja , kasus ini harus dilihat dengan teliti. Tidak serampangan sehingga malah menyalahi HAM seseorang. Karena di Indonesia, pihak yang didholimi kerap mendapat simpati yang tidak masuk akal alias diluar nalar. Kalau sudah begini, siapa yang salah dan benar jadi tipis .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H