Dalam sebuah kecelakaan kerja, Surip tertimpa batu yang terlepas dari alat berat sehingga batu dengan berat puluhan ton menimpa tubuh Surip. Penggambaran adegan ini cukup menggerus perasaan. Adegan ketika pemakaman juga cukup membuat perasaan trenyuh. Tupon dan Sekar, anak beranak ini bersimpuh dipusara yang masih basah dengan airmata yang tumpah.
Saya membayangkan setelah kematian sang suami, keadaan akan menjadi lebih berat. Akan ada penggambaran kesulitan hidup dalam menyekolahkan Sekar Palupi. Akan ada penggambaran perjuangan Sekar Palupi dalam mengejar cita citanya . Akan ada hambatan dan kesulitan yang dihadapi.
Tapi sayang, apa yang ada didalam pikiran saya tak ada dalam adegan selanjutnya. Terdapat percepatan cerita yang luarbiasa. Pertama, ‘dua tahun kemudian’, selanjutnya ‘sepuluh tahun kemudian’.
Film ini tidak berhasil menggambarkan perjuangan Tupon dan Sekar setelah sang suami mati dalam kecelakaan. Hambatan baru digambarkan ketika seorang kepala dusun, menawarkan seorang duda yang berminat menikah dengan Sekar Palupi.
Adegan ini memang cukup baik, namun tidak merupakan hambatan yang terlalu berat. Â Tak ada penggambaran yang kuat bagaimana duda ini berusaha untuk merebut atau melakukan pemaksaan. Lurus saja, ditolak oleh Sekar lalu disampaikan Tupon kepada sang Kepala dusun. Â Jawaban penolakannya pun : Sekar ingin kuliah. Hanya ada tertawa mengejek dari kepala dusun, istrinya dan seorang tokoh masyarakat setempat (dukun) .
Terlalu mudah dan diakhiri dengan situasi yang tidak jelas
Film MARS yang awalnya  berjalan lambat  dipertengahan berjalan seperti ngebut. Saya sempat dibuat bingung karena alur cerita berjalan sangat cepat.Dimulai ketika Sekar berkuliah di Yogya. Lalu secara tak sengaja menemukan sebuah dompet dihalaman sebuah masjid.
Tanpa diduga, dompet tersebut milik seorang wanita yang merupakan istri dari ust Ngali . Seorang ustad yang pernah bertugas di Gunung Kidul. Pertemuan ini akhirnya merupakan awal kemudahan. Film berjalan cepat, Sekar mendapatkan kemudahan dan akhirnya menerima beasiswa ke Oxford University di Inggris .
Penggambaran Sekar kuliah di Inggris digambarkan cukup baik. Bahkan pidato ketika Sekar menyelesaikan kuliah menjadi scene awal pada film dan scene diakhir film. Pidato yang sangat baik ini menjadi tulang punggung cerita dan tema film. Nah, karena ditempatkan diawal film, ujung cerita bisa ditebak dengan mudah oleh penonton.
MARS digambarkan sebagai bintang lantip yang paling terang. Dimana bintang itulah yang menjadi sumber motivasi Sekar dari sang Ibu , Tupon. kebiasaan melihat bintang itulah yang menjadi motivasi Sekar meraih mimpinya sebagai ahli astronomi.
Akhir cerita juga agak absurd, karena tak ada yang mengabari kematian seorang ibu kepada anaknya. Ingat, sekar bersekolah di Inggris dimana sarana komunikasi mudah dan canggih.Lagi pula, sekar bersekolah dizaman internet dan jalur komunikasi sudah lengkap. Ingat, Indonesia bukan negara tanpa komunikasi. Gunung Kidul biarpun daerah minus pasti sudah memiliki jaringan komunikasi. Lagi pula ada ustad Ngali yang tinggal di Yogyakarta yang bisa mengabarkan kematian sang ibu kepada Sekar di Inggris.