Dalam kata sambutan, saya baru mengetahui bahwa acara Akademi Menulis sudah berjalan selama 4 hari sebelumnya. Ada pelajaran teori dan praktek mengenai dasar jurnalistik. Pelatihan menulis, fotografi dan membuat konten video.
Pematerinya pun para pakar yang teruji punggawa Kompasiana Kang Pepih, Bung Isjet dan Mas Nurulloh. Sedang dari kompasianer ada Hilman Fajrian dan Gapey Sandy. Dua kompasiner yang teruji dan punya kemampuan menulis yang  tak diragukan lagi. Selain itu ada Fikria Hidayat dan Roderick Adrian Mozes dari kelompok  Kompas.
Jujur saja, saya iri melihat kesempatan yang didapat teman PLN. Pelatihan intensip yang diberikan tentu sebuah kesempatan emas untuk mendapat ilmu berharga tentang materi penulisan dan materi pengambilan gambar baik berupa foto dan video.
Ada 20 peserta dari berbagai daerah penugasan. Memang tidak semuanya peserta . Karena ada yang bertugas sebagai fasilitator saja. Bila dihitung dari jumlah peserta yang telah di ’cuci otak’ (meminjam istilah peserta magang dari NTT, Soelistiyoadi Nikolaus) ada 16 orang. Bahkan ketika acara pembukaan hanya 14 orang yang benar benar peserta aktif sisanya 6 orang fasilitator.
Setelah kata sambutan dan laporan panitia, Widha yang pagi itu bertugas sebagai MC, menjalankan tugasnya dengan profesional. Saya agak kaget juga melihat kemampuan admin Kompasiana ini ber-MC ria. Widha membagi peserta kedalam tiga kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 4-5 peserta Akademi Menulis, tiga orang juri (dua dari Kompasiana dan satu dari PLN), dan 10 orang Kompasianer.
Tiap kelompok menempati satu ruangan khusus yang ada di lantai dua dan lantai tiga. Saya mendapat bagian kelompok ketiga , yang menempati ruang Imam Bonjol dilantai tiga. Adapun peserta di kelompok tiga ada empat orang : Muhammad R Qohar, Sumber A Utami (Dhini), Agus Yuswanta dan Mohammad Arief Fatchiudin. Sedang dari tim juri ada Nurulloh, Roderick dan satu dari PLN (mohon maaf saya lupa ).
Menghayati Presentasi Para Peserta Akademi Menulis
Memang agak mengejutkan juga. Empat orang peserta ini diminta mempresentasikan apa saja yang didapatkan selama empat hari magang di Kompasiana. Nuansanya mirip sidang skripsi. Ada dosen penguji. Malah ini lebih ‘horor’ karena ada sepuluh Kompasianer yang kadang  lebih ‘sadis’ dalam bertanya. Saya membayangkan, bisa habis  peserta "dikuliti" Kompasianer.
Pak Qohar yang disersi dari Accounting
Peserta pertama yang mendapat giliran adalah Muhammad R Qohar yang bertugas di Humas Disjaya. Uniknya, pak Qohar ini baru satu tahun bertugas, sebelumnya ia seorang accounting yang bertugas di bidang keuangan PLN.