Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saya Yakin Tak Akan Memilih Ahok pada Pilkada 2017

18 April 2016   07:52 Diperbarui: 18 April 2016   08:09 4726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasar kecil yang masuk kedalam provinsi Banten. Padahal , Banten pun sedang bersiap dalam pilkada Gubernur yang sama dengan DKI Jakarta. Tapi , gegap gempitanya kalah jauh dari DKI Jakarta. Buktinya, warganya malah sibuk berdebat tentang Pilkada DKI Jakarta.

Saya sebenarnya tak begitu kaget juga, karena era informasi sudah dinikmati semua masyarakat. Jangan jangan pilkada DKI Jakarta juga jadi perbincangan seru  di ujung Papua sana.

Tiga pedagang ini terbagi dalam dua kubu , satu kubu mendukung Ahok dan kubu lain tidak. Walau cukup seru dalam berdebat, saya yakin ketiganya tak akan saling lempar barang dagangan masing masing. Yang mereka ributkan adalah kasus RS Sumber waras , sebagian yakin Ahok terlibat korupsi dan  sebagian yakin Ahok tak terlibat. Sehari setelah Ahok dipanggil KPK dan ditanyai selama hampir 12 jam .

Memang ketika Ahok berada di kantor KPK, ada orang yang sampai mengirimkan status berdoa agar Ahok keluar ber-rompi oranye alias terkena status tersangka KPK. Ada juga yang berteriak “Ahok maling” . Walau akhirnya Ahok keluar tanpa status apapun.

Bukanlah Ahok bila tak terus jadi berita, selesai di tanyai KPK seputar pembelian lahan yang dianggap merugikan negara oleh BPK . Ahok segera menantang BPK untuk membuktikan. Bayangkan, auditor negara yang pastinya kompeten dalam menelisik keuangan negara dianggap Ahok ngaco.

Apalagi ketika ketua BPK ikut terdaftar pada “Panama Papers”. Konstelasi jadi tambah seru. Tuduhan juga dialamatkan kepada ketua BPK. Mengenai hal ini, tentu ini amunisi yang paling pas untuk membalas.

Kembali ke perdebatan tiga pedagang di pasar Cikuya tentang Ahok, saya akhirnya ikut melibatkan diri juga agar belanjaan saya dihitung. Dari tadi, saking serunya berdebat  saya sebagai konsumen jadi diabaikan. Ingat  kang, Ahok itu di Jakarta emang situ pada milih apa ?  Begitu seru saya membuyarkan perdebatan yang nampaknya tak ada ujungnya. Seruan saya disambut dengan cengiran malu para pedagang lalu kembali fokus pada dagangannya masing masing.

Untungnya  gara gara Ahok saya jadi mendapat tambahan sepotong tempe. Seorang pedagang tempe mengangsurkan potongan tempe tambahan kedalam kantong plastik dengan bertanya pelan : situ pendukung Ahok bukan ? , saya pun menggeleng : bukan.

Karena secara pribadi saya telah bertemu Ahok secara langsung dalam dua kesempatan. Saya tentu punya pendapat pribadi tentang Ahok.  Dan setelah bertemu, saya mengambil keputusan tak akan memilih Ahok , keputusan saya sudah bulat tak bisa ditawar tawar lagi. Dan tak akan  berubah lagi karena saya memang  ber-KTP Banten.

 

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun