Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Orang Pintar Pasti Pilih Listrik Pintar

15 April 2016   14:28 Diperbarui: 15 April 2016   14:35 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi Listrik Pintar | sumber : katadata.com"][/caption]

Listrik adalah hal vital bagi kehidupan masyarakat. Saya  tak bisa membayangkan bila ada satu daerah yang  harus diputus aliran listriknya. Semuanya bisa terhenti, gelap ketika malam karena lampu penerang  tidak berfungsi , keamanan lingkungan akan terganggu dengan angka krimilitas yang timbul, lalu seluruh alat elektronik juga tidak berfungsi  apalagi bila ada orang yang memiliki usaha yang sangat tergantung dengan listrik tentu akan mengalami kerugian yang tidak sedikit.

Saya yang tinggal dipinggiran daerah saja merasakan bila listrik padam rasanya jadi mati gaya. Mau menggunakan laptop untuk menulis jadi terkendala. Maklum saja laptop yang saya miliki sangat tergantung aliran listrik. Baterainya sudah tak berfungsi normal. Tanpa ada aliran listrik hanya bertahan satu jam saja. Maklum laptop tua karena telah berumur delapan tahun .

Uniknya memang , listrik baru terasa kegunaannya ketika listrik padam. Sama halnya dengan  ‘kesehatan’ , kita baru sadar pentingnya kesehatan ketika jatuh sakit, Betul tidak ?.

Karena memang listrik telah  menjadi bagian kehidupan. Mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur lagi, listrik menjadi hal yang sangat lekat. Setelah bangun tidur , kita harus mandi dengan menyalakan pompa air yang digerakkan listrik. Setelah mandi , kita harus makan nasi yang berada didalam alat pemanas nasi, lalu sambil makan kita nonton TV yang menggunakan listrik. Selain itu kita harus men-charge gadget yang kita miliki menggunakan aliran listrik . Karena secanggih apapun gadget bila tak memiliki tenaga listrik akan percuma saja. Rasanya listrik telah menjadi kebutuhan dasar . Bahkan di stasiun kereta saja, tempat sumber listrik-lah (tempat charge gratis)  yang paling diminati .

Listrik di Indonesia dipasok oleh perusahan listrik negara (PLN) yang menjadi satu satunya perusahaan negara yang dipercaya untuk memenuhi semua kebutuhan listrik diseluruh Indonesia. PLN menjadi tulang punggung akan tersedianya sumber tenaga listrik.

Dengan rentang wilayah yang begitu luas. Dengan medan yang juga tak seluruhnya mudah dijangkau. Belum lagi wilayah pulau pulau terluar yang sulit diakses. Wilayah perbatasan, wilayah terisolir yang sulit diakses. Penyedian tenaga listrik bukan hal yang mudah. 

Pada tahun 2015 angka kapasitas listrik terpasang atau rasio elektrifikasi nasional mencapai 85,9 persen. Angka ini naik dari tahun sebelumnya sebesar 1,6 persen. Memang masih ada daerah yang belum teraliri listrik seperti wilayah perbatasan dan daerah remote.

Sampai tahun 2014, menurut data dari Kementrian ESDM total listrik terpasang mencapai angka 53.352 megawatt (MW) dari jumlah itu pembangkit PLN menyuplai hingga 37.243 MW sisanya disuplai oleh pengembang listrik swasta (Independent Power Producer /IPP) dan penyuplai lainnya .

Jumlah pelanggan listrik di Indonesia tercatat sebesar 57,5 juta sambungan. Angka ini akan terus merambat naik seiring pertambahan penduduk dan berdirinya terus bagunan (property) baik rumah tinggal, apartemen, pabrik, kantor, moda transportasi bertenaga listrik seperti KRL dan MRT .

Pemerintah saat ini terus menggenjot pemenuhan angka 35 ribu megawatt yang akan ditembus selama lima tahun hingga tahun 2019. Angka sebesar itu memang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan listrik yang semakin besar dan perluasan jaringan hingga ke wilayah yang belum terjangkau.

[caption caption="Petugas PLN sedang menjalankan tugas negara | Sumber : katadata.com"]

[/caption]

 

Listrik Pintar bagi Pelaku Usaha  UMKM

Listrik sejatinya adalah penggerak ekonomi nasional. Keberadaan listrik bukan saja memenuhi  sektor kebutuhan rumah tangga saja tapi berperan  penting bagi tumbuhnya perekonomian masyarakat  .Saya berhasil menemui seorang pengusaha UMKM yang bergerak dibidang usaha sepatu . Pengusaha muda yang tinggal tak jauh dari tempat tinggal saya di wilayah Tangerang barat.

Pengusaha muda ini bernama Hambali, sudah lebih dari enam tahun mengembangkan usaha sepatu Tangerang yang mulai tersohor. Berikut hasil reportase yang saya dapatkan :

Hambali, seorang pengusaha sepatu UMKM di desa Cikuya ini sibuk memantau para pekerjanya. Sambil sesekali memberikan instruksi kepada beberapa operator yang bertugas pada mesin jahit khusus sepatu yang menghasil upsole (bagian atas) . Lelaki yang baru berusia 32 tahun ini memiliki tak kurang duapuluh orang pekerja .

Sepatu hasil buatan UMKM-nya sudah dipasarkan jauh hingga ke Sulawesi Utara.  Harga sepatunya juga cukup bersaing dengan kualitas yang tak kalah dengan hasil sepatu buatan pabrik besar. Menurut Hambali, biaya pembuatan sepatu memang dipengaruhi banyak faktor , mulai dari harga bahan baku ,biaya tenaga kerja, hingga biaya listrik.

Hambali mengungkapkan biaya listrik memang bukanlah faktor biaya terbesar dibanding biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Dari seluruh biaya yang harus dikeluarkan, biaya listrik hanya berkisar  15 persen dari total keseluruhan biaya. Walau begitu, keberadaan tenaga listrik sangat vital dan menentukan keberlangsungan usahanya. Bayangkan, bila listrik padam satu jam saja maka produksi sepatunya akan mengalami delay. Satu jam pemadaman akan menghentikan seluruh proses pembuatan sepatu tak kurang dari  40 pasang sepatu. Bila harga satu pasang sepatu berharga Rp 100 ribu maka kerugian yang diderita akan mencapai Rp 4 juta per satu jam .

Usaha sepatu Hambali sudah menggunakan alat alat semimodern yang keseluruhannya menggunakan tenaga listrik, di dalam pabriknya terdapat 1 unit mesin cutting, 10 unit mesin jahit, 2 unit mesin gerindra, 2 unit mesin heater dan beberapa Hair dry. Untuk menjalankan keseluruhan alat produksinya , Hambali menggunakan listrik dengan daya sebesar 6.600 VA atau dalam kategori B2 alias bisnis menengah.

Setiap bulan Hambali harus merogoh kocek antara Rp 400 ribu hingga Rp 600 ribu perbulan untuk membeli pulsa listrik (TOKEN) , biayanya fluktuatif tergantung dengan banyaknya produksi sepatu sesuai  dengan jumlah pemesanan sepatu dari para pelanggan. Peak season terjadi menjelang Lebaran dan Natal/Tahun baru. Bila dirata rata angka produksi sepatu UMKM Hambali menembus hingga 2000 pasang sepatu dalam sebulan.

Dalam penggunaan listrik, Hambali memang cukup realistis. Karena biaya listrik dalam skala produksi industri kecil seperti dirinya haruslah pandai melakukan penghematan. Karena listrik adalah bagian dari biaya produksi yang akan berpengaruh terhadap harga sepasang sepatu. Walau masih berskala UMKM yang produksinya tidak sebanyak produksi pabrik sepatu besar ,komponen  biaya produksi harus tetap dapat dikendalikan.

Untuk itulah Hambali memilih listrik pintar. Dimana Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyediakan listrik prabayar yang mudah dalam perhitungan biaya produksi. Dalam pemakaian kilometer watt perhour (kWh) dapat mudah dihitung berapa pemakaian dalam sebulan . Hal ini penting , agar biaya listrik tidak melonjak tajam karena bisa saja pemakaian listrik menjadi boros karena pemakaian mesin produksi. Maklum saja , dengan karyawan yang mencapai dua puluh orang ada saja penggunaan listrik yang tidak semestinya. Seperti terlalu lambat dalam menjalankan mesin sehingga angka target penyelesaian sepatu jadi lebih lama pemakaiannya dengan hasil yang tidak sesuai standar waktu.

Hal ini bisa terjadi karena operator masih baru dan masih dalam tahap belajar dan beradaptasi. Hambali memang memperkerjakan warga sekitar pabriknya, bukan pekerja yang telah berpengalaman. Jadi, setiap ada karyawan baru Hambali harus melakukan pelatihan secara mandiri. Skill yang diharapkan akan tumbuh seiring pelatihan . Jadi seperti learning by doing. Maka, bila operatornya masih baru penggunaan mesin juga jadi lambat. Nah, tentu lambatnya dalam produksi akan menyedot biaya listrik yang lebih besar.

Selain juga karena tidak mematikan mesin padahal produksi sedang off atau istirahat. Walau sudah diberikan peringatan untuk berhemat listrik kepada karyawannya. Ada saja ulah karyawan yang kurang disiplin. Kalau sudah begitu , Hambali harus rajin rajin mengingatkan kembali.

Tentang kenapa Hambali memilih listrik pintar alias listrik prabayar untuk usaha sepatu UMKMnya memang punya beberapa alasan,

Pertama, listrik pintar mudah dikontrol karena biaya yang harus dikeluarkan akan disesuaikan dengan kebutuhan listrik. Kesadaran pengguna listrik akan punya kendali langsung. Karena bila tak berhemat maka pengguna harus merogoh kocek untuk membeli pulsa (TOKEN) agar listriknya menyala kembali.  Hambali selaku pengusaha tentu menginginkan biaya yang terkendali , dengan listrik prabayar Hambali akan berupaya menyesuaikan berapa KWH yang dibutuhkannya selama satu bulan. Disesuaikan dengan jumlah pemesan sepatu dan berapa pasang yang akan dihasilkan pada bulan tersebut. Para karyawan juga akan ikut menghemat listrik dengan tidak menyalakan perangkat listrik yang tidak berfungsi sebagai alat produksi. Misalnya pemanas air untuk membuat kopi.

Kedua,dengan listrik prabayar Hambali tak harus diganggu oleh petugas pencatat listrik (cater) , karena pabrik yang berada disamping rumah pribadinya memang harus steril dari orang yang tidak punya kepentingan dengan produksi sepatu. Dengan begitu pabrik yang memang tertutup itu tak terganggu. Tertutupnya pabrik dari orang luar karena faktor keamanan dan kenyamanan para pekerja sendiri. 

Ketiga, Usaha seperti pabrik sepatu UMKM kadang pada suatu waktu harus off  karena suatu hal misal belum adanya pemesanan . Atau karena modal yang terpakai untuk suatu hal sehingga produksi untuk sementara terhenti. Bila sudah begitu pabrik akan mengurangi kegiatannya hingga hanya setengah kapasitas atau malah menghentikan seluruh kegiatan produksi. Rentang waktunya bisa beberapa hari, beberapa minggu atau malah hingga beberapa bulan. Maka dengan menggunakan listrik prabayar, Hambali tak akan dikenakan beban biaya bulanan atau  denda .Malah bila pabrik tidak berfungsi samasekali ,aliran listrik tak akan diputus karena berbeda bila menggunakan listrik pascabayar yang harus tetap membayar beban biaya bulanan dan siap siap diputus bila menunggak pembayaran melebihi tenggat waktu .

 Listrik Pintar bagi Pemilik Rumah Sewaan

Kehadiran meter elektronik prabayar memang sebuah inovasi PLN dalam hal pelayanan berbasis kenyamanan. Bagi pelanggan rumah tangga hadirnya sistem prabayar akan membuat penggunaan listrik jauh lebih bertanggung jawab.  Pelanggan akan berpikir dua kali untuk melakukan pemborosan listrik. Sama seperti pemakaian pulsa handphone seluler, pengguna akan menggunakan handphone salelur untuk percakapan telepon yang penting saja mengingat pulsa yang akan habis terpakai.

Begitu pula adanya listrik prabayar sangat membantu para pemilik rumah sewaan alias rumah kos atau rumah petak yang dikontrakkan. Seperti apa yang dilakukan Haji Ahata di wilayah Cikupa . Pria yangbiasa bertani ini memiliki sembilan rumah petak yang disewakan. Wilayah Cikupa memang merupakan sentra industri, dimana banyak pekerja disektor industri membutuhkan rumah sewaan untuk tempat tinggal.

Dulu sebelum ada listrik prabayar, banyak sekali penyewa rumah yang nakal . Begitu selesai masa sewa/kontrak rumah , si penyewa hilang entah kemana . Selain hilang, sipenyewa meninggalkan hutang tagihan listrik yang jumlahnya lumayan besar. Tentu urusan hutang listrik mau tak mau harus dibayar. Nah, tinggal sipemilik rumah yang kena getahnya membayari hutang sipenyawa yang nakal tersebut.

Bahkan ada pula rumah petak yang disewakan sampai diputus pihak PLN karena menunggak tagihan listrik lebih dari tiga bulan.  Kalau sudah begitu si pemilik rumah seperti sudah jatuh tertimpa tangga dan kejatuhan ember pula. Sudah rugi malah harus menanggung denda dan tunggakan listrik.

Maka dengan adanya listrik prabayar, pemilik rumah bisa tidur dengan nyenyak. Karena urusan pembayaran listrik full seratus persen jadi tanggung jawab sipenyewa. Bila pun sipenyewa tak membayar alias tak membeli stroom/TOKEN yang rugi dirinya sendiri karena tak ada aliran listrik. Dan sambungan listrik pun tak akan diputus petugas PLN  walau tak mengisi pulsa TOKEN.

Sipemilik rumah tentu terhindar dari masalah denda dan tunggakan. Ya, sipenyewa sendiri yang akan merasakan tak mendapat aliran listrik bila tak mau membeli pulsa TOKEN.  

PLN Meracik Pembiayaan  Dalam Tugas Merampungkan Target Nasional

Pemerintahan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla memang telah menargetkan penyedian 35 ribu megawatt (MW) yang harus dicapai pada tahun 2019. Target ini bukan target mudah,  bahkan target 35 ribu megawatt seperti sebuah target yang tidak masuk akal , hal ini pernah menjadi polemik  ketika Menko Maritim dan Energi, Rizal Ramli mengungkapkan statement ini.

Hal mafia listrik juga pernah diungkap Rizal Ramli , hal ini bertalian dengan masalah  listrik prabayar. Dimana ketika pelanggan listrik  membelian TOKEN  dengan jumlah Rp 100 ribu namun kenyataannya hanya mendapatkan 70 kWh .  

Mengenai hal ini pihak PLN langsung memberikan klarifikasi kepada Menko Rizal Ramli. Karena sejatinya membeli TOKEN listrik prabayar berbeda dengan membeli pulsa seluler. Karena PLN menerapkan harga per satuan kWh dengan nilai tertentu. Jadi ketika membeli TOKEN seharga Rp 100 ribu tentu tidak akan mendapatkan sebesar 100 kWh. Berikut untuk lebih jelasnya : (Lihat Gambar dibawah ini)

[caption caption="Ilustrasi perhitungan listrik prabayar | Sumber : Katadata.com"]

[/caption]

Kebutuhan listrik di Indonesia memang terus merambat naik. Di pulau Jawa, dimana menjadi pulau terpadat dan pusat perekonomian dan pemerintahan setiap tahunnya tumbuh kebutuhan listrik rata rata sebesar 8 persen. Pada tahun 2014 menurut data PLN pulau Jawa telah dipasok listrik sebesar 23.000 megawatt. Bila pertumbuhan setiap tahun 8 persen maka dibutuhkan listrik sebesar 1.800 megawatt per tahun. Bila tak diantisipasi hal ini akan membuat pulau Jawa menuju krisis listrik yang berbahaya.

Pemerintah tentu harus segera membangun pembangkit listrik guna memenuhi kebutuhan energi listrik yang terus merangkak naik. Maka angka 35.000 megawatt adalah angka yang bisa dikatakan wajar untuk diselesaikan pada tahun 2019.

PLN sendiri mendapat jatah 10 ribu megawatt sedangkan sisanya sebesar 25 ribu megawatt akan diisi oleh perusahaan listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) . Untuk menyelesaikan target 10 ribu PLN (persero) membutuhkan dana hingga Rp 120 trilyun. Dana sebesar itu tentu sangat besar , PLN menggunakan opsi pembiayaan  dengan melakukan pinjaman kepada kreditur asing antara lain World Bank, ADB, JAICA dan KfW (Kreditanstalt fur Wiederaufbau) senilai Rp 50 Trilyun.

Jumlah ini tentu masih belum mencukupi pendanaan yang dibutuhkan PLN untuk membangun pasokan listrik sebesar 10 ribu megawatt. PLN lalu menjajaki pendanaan dari dalam negeri melalui sebuah sindikasi beberapa bank nasional dengan nilai pinjaman Rp 8,5 Trilyun  dengan tenor pembayaran selama 10 tahun. Bank nasional yang terlibat dalam pendanaan adalah BRI, BNI, BII dan BCA.

PLN juga menjajaki beberapa opsi dalam meracik kebutuhan pembiayaan, PLN berharap ada tambahan modal dari pemerintah atau biasa dikenal dengan istilah Pernyataan Modal  Negara (PMN)serta adanya pembebasan setoran deviden untuk tahun berjalan.

Selain itu PLN juga berniat menerbitkan surat utang atau obligasi  serta menggunakan subsidiary loan agreement (SLA) hingga menambah hutang pinjaman luar negeri.

Sofyan Basir selaku Direktur PLN menyakinkan racikan pembiayaan yang dilakukan PLN tidak akan membebani keuangan PLN secara umum karena pembiayaan pembangkit listrik yang harus diselesaikan sebesar 10 ribu megawatt. Sofyan Basir mengatakan “ Ada tambahan ekuitas dari pemerintah, ada juga laba tahun ini , itu akan mengurangi DER (debt equity ratio) “

[caption caption="Sumber : ANTARA FOTO/MUhammad Adimaja"]

[/caption]

Mendapat Kewenangan Langsung Demi Mempercepat  Perampungan Target

PLN (persero) juga mendapatkan kewenangan lebih yang dipayungi melalui Kementerian ESDM dengan menerbitkan peraturan nomor 3 tahun 2015 tentang prosedur pembelian tenaga listrik dan harga patokan tenaga listrik dari PLTU Mulut Tambang, PLTU Batubara,  PLTG/PLTMG dan PLTA oleh PLN (persero) dengan cara pemilihan langsung dan penunjukan langsung.

Dalam hal ini proses yang selama ini berbelit dan memakan waktu yang panjang dapat dipangkas hingga hanya membutuhkan waktu paling lama 45 hari untuk proses pemilihan langsung dan 30 hari untuk proses penunjukan langsung. Sebelumya , pembangunan pembangkit listrik harus malalui klarifikasi, proses tender, hingga proses negosiasi harga jual listrik yang akan di beli PLN dari IPP.

Syarat untuk melakukan penunjukan dan pemilihan langsung , PLN hanya memerlukan uji tuntas atas kemampuan teknis dan finansial IPP yang akan diajak untuk bekerjasama.

Kementrian ESDM melalu Dirjen Ketenagalistrikan memberikan dua kriteria bagi pemilihan langsung yaitu : Diversifikasi ke pembangkit non-bahan bakar minyak dan Penambahan kapasitas pembangkitan  pusat  pembangkit tenaga listrik yang telah beroperasi di lokasi berbeda pada sistem setempat.

Sedang untuk kriteria pada penunjukan langsung , ada empat kriteria yang mencakup sebagai berikut:

1.       Pembelian tenaga lsitrik dilakukan dari PLTU Mulut Tambang, PLTG Marjinal, dan PLTA

2.       Pembelian kelebihan tenaga listrik  dari PLTU Mulut Tambang, PLTU Batubara, PLTG/PLTMG, dan PLTA

3.       Pembelian tenaga listrik dari PLTU Mulut Tambang, PLTU Batubara, PLTG/PLTMG, dan PLTA jika sistem tenaga listrik setempat dalam keadaan krisis atau darurat penyedian tenaga listrik.

4.       Pembelian tenaga listrik dari PLTU Mulut Tambang, PLTU Batubara, PLTG/PLTMG, dan PLTA dalam rangka penambahan kapasitas pembangkitan pada pusat pembangkit tenaga listrik yang telah beroperasi dilokasi yang sama.

Selain itu PLN diberi kewenangan untuk menetapkan harga pembelian tenaga listrik tanpa persetujuan menteri. Bila sebelumnya setelah harga disepakati antara PLN dan IPP selanjutnya harus mendapat persetujuan menteri, sekarang tak diperlukan lagi sehingga akan mempercepat proses dan memangkas  waktu .

PLN Akan Turut serta Mensukseskan Event ASIAN Games dan Keberhasilan Pengoperasian MRT

Kota Jakarta adalah barometer dan etalase Indonesia. Banyak event besar bertaraf internasional dilakukan di kota yang saat ini di pimpin Gubernur Ahok. Pada tahun 2018, ASIAN Games, pesta multi cabang olahraga bertaraf  Internasional se-Asia akan dilakukan di Jakarta.

Event besar ini tentu harus berjalan dengan baik tanpa kendala . Apalagi tenaga listrik yang akan selalu ready. Selain itu juga pada tahun 2018, akan dimulai operasional moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT) . Semuanya tentu akan meminta tenaga listrik yang besar.

Jakarta saat ini disuplai tenaga listrik  hingga 7 ribu megawatt , sedangkan kebutuhan listrik kota Jakarta hingga lima tahun kedepan akan bertambah sebesar  3 ribu megawatt.

Untuk menambal kekurangan pasokan listrik tersebut, PLN akan menambah kapasitas PLTU Tanjung Priok dari 1.384 menjadi 1.634 megawatt . Sedang PLTGU Muara Karang yang saat ini berkapasitas 1.200 megawatt akan ditingkatkan hingga 1.700 megawatt. Selain itu PLN juga berencana membangun satu PLTG di kawasan Kepulauan seribu terkait terpilihya kepulauan seribu dalam sepuluh destinasi pariwisata prioritas di Indonesia.

Kawasan Kepulauan seribu akan dibangun resort wisata bertaraf internasional yang tak kalah dengan resort yang ada di pulau Bali. Pusat pariwisata ini tentu akan membutuhkan pasokan tenaga listrik yang cukup signifikan.

[caption caption="Ilustrasi Perangkat PLN | sumber : katadata.com "]

[/caption]

PLN Melakukan Berbagai Upaya Taktis dalam Menyiasati Kekurangan Tenaga Listrik Nasional

Sebagai negara kepulauan yang terdiri dari 13.000 pulau yang tersebar , membuat PLN harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik dengan cara yang paling efisien , cepat dan tepat.

Maka pada akhir tahun 2015, PLN mulai mengembangkan pengopersian kapal pembangkit tenaga listrik atau dikenal dengan Marine Vessel Power Plant (MVPP) . Diresmikan langsung oleh Presiden Jokowi di Pelabuhan Tanjung Priok , Jakarta Utara. Kapal yang berasal dari Turki ini mampu menghasilkan tenaga listrik sebesar 120 megawatt (MW) .

PLN telah memesan 5 buah  MVPP yang  akan ditempatkan pada lima titik berbeda di wilayah Indonesia. Kapal pertama dengan nama Karadeniz  dibuat perusahaan Karpowership akan ditempatkan di Amurang, Sulawesi Selatan .Kapal kedua berkapasitas 240 MW akan ditempatkan di Sumatra Utara sedang tiga kapal lainnya akan ditempatkan di Kupang, Ambon dan Lombok dengan kapasitas masing masing sebesar 60 MW.

Tentu hal ini bagian dari solusi jangka pendek sambil menunggu target 35 ribu MW terlaksana pada tahun 2019. Walau begitu , harapan Presiden Jokowi agar galangan kapal nasional juga mampu membangun kapal pembangkit listrik walau berkapasitas listrik lebih kecil.

PLN sebagai perusahan negara yang mendapat amanah dalam pemenuhan energi listrik terus berupaya untuk memecahkan berbagai masalah mulai dari krisis listrik hingga memenuhi target 35 ribu megawatt. Dan memastikan 100 persen wilayah Indonesia teraliri listrik.

Berhemat Listrik Itu Hebat

Sebagai masyarakat , tentulah kita  harus turut membantu dengan melakukan tindakan bijak dalam menggunakan listrik dalam kehidupan sehari hari.  Karena Indonesia sesungguhnya belum bebas dari krisis energi listrik. Masih ada daerah yang belum teraliri listrik, masih ada daerah yang byar pet alias mengalami pemadaman listrik bergilir.

Di kampung halaman saya di pesisir barat Lampung, hampir 95 persen rumah memiliki genset  untuk menanggulangi pemadaman listrik yang bisa lebih dari 12 jam. Walaupun ada aliran listrik kadang voltasenya tidak stabil dan membuat barang elektronik mudah terkapar rusak.

Untuk yang tinggal di pulau jawa mungkin tak mengalami, tapi saudara kita yang tinggal di NTT, Maluku, Papua, sebagian Sulawesi, Sebagian  Kalimantan dan sebagian Sumatra masih mengalami kendala listrik.

Rasanya tak adil bila kita menggunakan listrik dengan  tidak bijak, boros dan berbuat curang dengan mengakali aliran listrik dengan cara ilegal. Ingat, mencuri listrik sama saja melakukan tindakan kriminal. Pelakunya selain harus membayar denda juga akan terkena delik hukum.

Listrik adalah kebutuhan, orang pintar pasti akan memilih listrik pintar. Memilih untuk melakukan penghematan. Bagaimana cara berhemat rasanya sudah terlalu banyak himbauan, sudah terlalu banyak tulisan tentang cara berhemat. Yang kurang hanya action, lakukan penghematan listrik sekarang juga, mulai dari diri kita, keluarga kita , masyarakat kita hingga kita bisa merasakan pentingnya listrik bagi kehidupan.

Sekali lagi, pilihlah listrik pintar agar kita jadi masyarakat pintar. Orang pintar pasti hebat. Semoga

 

Sumber Bacaan:

Katadata.com

CNN Indonesia.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun