Sebuah temuan menarik adalah banyaknya pedagang yang dulunya adalah karyawan atau pekerja pabrik. Seperti yang saya temui, pedagang yang mengaku bernama Feri ini mulai berdagang sejak enam bulan yang lalu. Pria berkacamata ini bercerita ia memilih menjadi pedagang di pasar kaget karena kena PHK di pabriknya yang melakukan pengetatan pekerja.
Feri memulai usahanya dengan modal dari uang pesangonnya yang berjumlah tiga puluh juta. “Sebagian saya jadiin modal, sebagian saya tabung buat kebutuhan yang tak terduga. Abis mau kerja lagi umur sudah tak muda lagi, pabrik cari orang muda yang mau digaji murah “ begitu alasannya terjun menjadi pedagang di pasar kaget.ga
Dengan sepeda motor, Feri berpindah-pindah lokasi berjualan sesuai dimana ada pasar kaget. Setiap hari selalu ada pasar kaget. Malah ada hari di mana ada dua lokasi yang berbarengan . Kalau sudah begitu pedagang tinggal memilih salah satunya. Di mana rezekinya lebih moncer.
Ketika ditanya tentang penghasilan yang didapat. Feri hanya tersenyum. “lumayan, hasilnya sejauh ini cukup untuk makan dan sedikit saya tabung. Apalagi saya kan sudah punya anak yang sudah sekolah. Dibandimg penghasilan di pabrik memang masih kalah tapi saya yakin penghasilannya akan bisa berkembang terus. “
Feri ternyata tidak sendirian, ada beberapa orang seperti dirinya. Mantan pekerja korban PHK, tapi tak semuanya bisa bertahan, ada juga yang tak beruntung karena kurang terampil berjualan. Tapi jumlahnya sangat sedikit. Kemungkinan memang diawal kurang yakin dengan usaha berdagang di pasar kaget.
Untuk diketahui, persaingan di pasar kaget juga cukup ketat. Produk yang sama dan harga murah adalah biang dari persaingan. Tapi hebatnya tak pernah ada pedagang bertengkar gara gara persaingan merebut pembeli.
Jadi kemana hari ini? Yuk ke pasar kaget.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H