Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Merasakan Berkunjung ke Masjid-Masjid di Pelosok Dunia [Resensi Buku]

6 Februari 2016   08:13 Diperbarui: 6 Februari 2016   11:23 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber Foto : Rushan NovalyMembaca buku “ Mengembara ke Masjid Masjid di Pelosok Dunia” yang ditulis mas Taufiks Uieks (selanjutnya disebut : Penulis buku) layaknya sedang diajak berkeliling dunia. Menyinggahi tempat tempat yang ada di muka bumi yang tidak semua orang punya kesempatan untuk mengunjunginya.

Uniknya penulis buku ini merasakan getaran cinta pada masjid. Ada sentuhan spiritual dalam setiap perjalanan yang dilakukan penulis buku. Sebagai pembaca saya bisa merasakan kecintaan penulis buku ini untuk melihat keunikan , kemegahan, kesederhanaan hingga sikap hidup kaum muslim di belahan dunia lainnya.

Masjid dalam pandangan penulis buku ini bukan saja sebagai mihrab bagi kaum muslim dalam beribadah tapi sebagai tempat untuk menunjukan eksistensi sebuah budaya. Masjid memang dipengaruhi budaya lokal walau memang ada standarisasi yang tak tertulis. Standarisasi ini memang menjadi budaya universal bagi kaum muslim . Dimanapun masjid berada ada hal khusus yang pasti dijumpai.

Buku setebal 313 halaman ini menampilkan banyak foto masjid dengan beragam arsiktektur. Terbagi dalam lima bab dengan kategori letak benua. Mulai dari Asia, Australia, Amerika, Eropa dan Timur Tengah. Penulis buku memang sengaja meng-khususkan dirinya mampir dan melihat dari dekat. Bahkan dibeberapa lokasi masjid penulis buku malah sempat berinteraksi langsung dengan pengurus masjid ataupun masyarakat muslim setempat.

Karena sentuhan pribadi dan pengenalan budaya lokal punya hal tersendiri. Menyapa pengurus masjid adalah bagian dari meng-eksplor lebih dalam budaya dan ke-khasan yang dimiliki masyarakat muslim di dunia.

Pada halaman 92-96 dengan judul “Duh,Ramahnya Muslim Cina di Xiamen” penulis buku mengungkap rasa senangnya bertemu dengan imam masjid yang bernama Ibrohim dan beberapa pengurus masjid lainnya. Saya seperti mengikuti perjalanan dan mendapatkan info valid tentang keadaan muslim Cina yang jumlahnya cukup besar. Islam berkembang pesat di Cina sejak zaman para sahabat Nabi. Ketika kaum Mongol melakukan ekspansi ke Timur Tengah Islam memang mendapat serangan yang luar biasa. Kota Bahgdad yang ketika itu menjadi pusat ilmu habis dibakar. Kekejaman bangsa Mongol memang luar biasa. Pembantaian yang dilakukan bangsa barbar ini menimbulkan ratusan ribu korban jiwa dikalangan muslim.

Namun semua ada hikmahnya. Bangsa Mongol memilih masuk Islam. Dan membawa Islam hingga jauh kedaratan Cina . Itulah alasan kenapa penduduk daratan Cina banyak memeluk agama Islam.

Kaum muslim Cina saat ini memang tertekan dan tidak bebas memeluk agamanya. Tekanan pemerintah komunis Cina membuat perkembangan Islam terhambat. Bila melihat cerita penulis buku tentang keadaan kaum muslim di kota Xiamen ada kesejukan yang bisa dirasakan. Walau menurut penulis buku jumlah kaum muslim hanya 6000 orang .

Melalui buku ini info kuliner halal di negeri Tirai bambu mudah diketahui. Tak melulu masalah tentang Masjid. Buku ini juga membawa cerita tentang kuliner asli dimana wilayah dikunjungi .” Sho Lam Mien, erupakan sejenis mie dengan kuahnya yang khas dan irisan daging sapi yang lembut dan nikmat. Asyiknya lagi kita dapat menyaksikan mie ini dibuat langsung di depan kita oleh koki yang kadang menggunakan peci putih yang khas dengan wajahnya yang bulat , pipi kemerahan dan senyum yang menyisakan matanya yang sipit.Sho lam mien dibuat dari tepung, air dan garam. Cara membuatnya yang unik karena adonannya bagai ditarik tarik membuat mie ini menjadi makanan uygur (salah satu nama suku) kesukaan saya (Hal 107).

Perlu Usaha Khusus

Mengunjungi masjid yang berada di negara negara non muslim dimana Islam adalah minoritas bukan perkara mudah. Lokasi masjid kadang berada jauh di pinggir kota. Tersembunyi bahkan tak jarang sulit dikunjungi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun