Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Festival Film Pendek Indonesia Sebuah Langkah Penting Sineas Muda Indonesia Berkiprah

25 Januari 2016   18:51 Diperbarui: 25 Januari 2016   19:01 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gelaran Festival Film Pendek Indonesia kali ini merupakan kali kedua diselenggarakan. Dibuka sejak 1 Oktober 2015 hingga ditutup pada 18 Desember 2015. Tak kurang ada 200 film pendek yang ikut serta. Ada dua kategori. Kategori umum dan pelajar. Pada tahun 2015 tema yang diangkat ‘Indonesiaku Kebanggaanku’

[caption caption="Para pemenang Kategori Pelajar | Foto : Rushan Novaly"]

[/caption]

Kategori Umum/Mahasiswa yang Didominasi Cerita tentang Anak anak

Ada hal yang unik pada gelaran FFPI 2015 pada kategori umum. Dari lima finalis yang terpilih , tiga film dimainkan oleh anak anak. Film yang dimainkan pada kategori umum/mahasiswa memang terlihat lebih baik secara kualitas.

Adapun lima film tersebut adalah film “Ojo Syok syokan “ . Film ini benar benar pendek karena mengabil hanya satu setting dan satu scene saja. Dengan mengambil setting di dalam sebuah warung angkringan di daerah Yogyakarta. Ide ceritanya tentang keinginan seorang pemuda lokal yang ingin sekali memiliki gadget mahal yang canggih. Keinginannya itu lalu mendapat cemoohan dari sahabat disampingnya yang menyatakan tak pantas .

Dialog keduanya yang menggunakan bahasa jawa ini seringkali mengundang tawa apalagi begitu masuk pemain ketiga seorang wanita yang nampaknya baru turun dari kereta api asal Jakarta . Melihat gadget yang dimiliki si wanita terlihat mahal maka lahirlah adegan percakapan yang ‘syok’ menggunakan bahasa ala anak Jakarta yang terdengar kocak karena logatnya yang tidak pas. Pemuda itu terus saja mengoceh dengan logat anak jakarta yang dijawab dengan pandangan aneh dari siwanita. Walau sudah diperingati sahabat disebelahnya tetap saja pemuda itu bergaya dengan logat yang benar benar menjadi inti cerita.

Ending film ini ringan dan segar . Bagaimana si wanita ternyata mampu berbahasa jawa dengan baik. Akibatnya si pemuda tersebut tersipu malu karena sikapnya yang terlihat ‘syok syokan”. Film ini diganjar juara dua untuk kategori umum/mahasiswa.

Pada film kedua berjudul “Ruwat”. Film yang mengambil setting di pegunungan Dieng ini bercerita tentang kebiasaan adat lokal yang mewajibkan anak dilakukan prosesi “Ruwat” dengan salah satu syarat sang orang tua memenuhi keinginan si anak terlebih dahulu. Masalah timbul karena si anak punya permintaan yang tidak biasa : Jalan jalan ke Hongkong.

Permintaan ini berat dilaksanakan karena keadaan ekonomi sang orang tua yang hanya seorang petani . Namun melihat perkembangan dan umur si anak yang terus bertambah sang orang tua akhirnya bersedia memenuhi keinginan anaknya pergi ke Hongkong dengan satu syarat bila si anak berhasil menjadi juara pada lomba balap karung yang diadakan didesanya.

Tak disangka walau telah di’curangi’ dengan memasukkan katak didalam karung,si anak yang phobia dengan hewan amphibi ini tetap memenangi lomba balap karung. Alhasil sang orang tua harus rela menjual satu ekor sapi kesayangannya untuk ongkos berangkat ke Hongkong.

Ending film ini agak kurang tajam karena si anak akhirnya membatalkan pergi liburan ke Hongkong karena mendapatkan informasi tentang makanan swekie yang bahan bakunya katak. Sang ayah yang sedang bertransaksi menjual sapi langsung saja membatalkan transaksinya begitu si anak berlari pulang ketakutan ke dalam rumah. Walau tak menyabet juara Film “Ruwat” menampilkan setting dan teknik pengambilan gambar yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun