Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Teror Sarinah Tak Goyahkan Pariwisata Indonesia

17 Januari 2016   09:39 Diperbarui: 17 Januari 2016   12:09 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memang pengamanan di sejumlah wilayah destinasi wisata ditingkatkan. Bandara I Gusti Ngurai Rai Bali memang manambah personil keamanan, bandara yang menjadi pintu gerbang terbesar wisata di Indonesia ini memang selalu menjaga keamanan secara maksimal. Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan seluruh wisata di Bali aman dan terkendali, wisatawan domestik maupun asing tetap tenang dan tak perlu panik karena aparat keamanan Indonesia mampu mengatasi keamanan dengan cepat.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Bandara I Gusti Ngurai Bali telah mendapat kunjungan sebanyak 3,650 juta orang wisatawan mancanegara. Menyusul Bandara Soekarno-Hatta Jakarta yang kedatangan 2,1 juta kunjungan di tempat berikutnya Bandara Hang Nadim, Batam 1,37 juta kunjungan wisatawan.

Masih menurut data BPS jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada rentang Januari hingga November 2015 mencapai angka 8,8 juta orang naik sebesar 3,23 persen dibanding pencapaian pada periode yang sama pada tahun 2014 sebesar 8,52 juta wisatawan .

Selain itu data Tingkat Penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di 27 provinsi pada periode November 2015 menyentuh pada angka 56,08 persen naik sebesar 1,63 poin dibanding pada periode November 2014 yang hanya mencapai angka 54,5 persen.
Dari data data tersebut dapat ditarik kesimpulan sektor pariwisata , merupakan sektor yang terus bergerak positif. Walaupun terjadi pelemahan ekonomi dunia, nilai tukar mata uang internasional yang tidak stabil, menurunnya nilai jual minyak dunia hingga terjadinya serangan teror bom . Sektor pariwisata tetap tumbuh dengan baik.

Nilai investasi sektor pariwisata di Indonesia juga tergolong fantastis. Destinasi menarik yang kini terus menarik investor mancanegara adalah Raja ampat di provinsi Papua Barat . Adalah Meridian Capital Hongkong yang akan menggelontor dananya hingga US$ 100 juta .

Dari data Badan Koordiansi Penanaman Modal (BKPM) sektor pariwisata Indonesia membukukan nilai realisasi pengucuran investasi menyentuh angka US$ 884,32 juta pada rentang periode Januari hingga September 2015 . Jumlah ini melambung dibanding nilai investasi pada rentang yang sama pada tahun 2014 yang hanya mencapai US$ 684,8 juta. Diproyesikan nilai investasi sektor pariwisata akan mampu digenjot hingga mencapai angka 1,17 miliar dolar AS pada akhir 2015.

Kenaikan investasi di sektor pariwisata memang naik secara signifikan karena berbading lurus dengan semakin bergairahnya kunjungan wisatawan mancanegara yang banyak mengalir dari Tiongkok,Jepang dan beberapa negara Uni Eropa . Bali masih menjadi idola utama. Selain itu wisata bahari yang kini terus berkembang di Sulawesi , Maluku dan Papua juga akan menaikan jumlah wisatawan manacanegara.Saat ini banyak permintaan kapal pesiar mancanegara yang ingin masuk ke perairan Indonesia dan menyambangi destinasi wisata seperti Raja Ampat, pulau komodo, wakatobi,  Bali, lombok hingga beberapa pulau eksotis lainnya.

Cepatnya Penanganan Teror

Penanganan teror yang cepat dari pihak aparat keamanan Indonesia adalah kunci cepatnya Indonesia pulih. Disamping tak dapat dipungkiri peran masyarakat sosial media yang dengan cepat merespon positif baik menggunakan tagar KamiTidakTakut , tagar PelajarTidakTakut, maupun aksi solidaritas dari komunitas dikalangan masyarakat maupun aksi pimpinan dunia yang memberikan dukungan moril kepada Indonesia.

Aparat Indonesia hanya membutuhkan waktu empat jam untuk memulihkan keamanan sekitar pusat perbelanjaan Sarinah. Dalam rentang tujuh jam berikut keadaan benar banar normal kembali. Jadi total aparat keamanan Indonesia hanya membutuhkan 11 jam saja sejak teror pertama kali terjadi. Jauh lebih cepat dibanding penanganan teror bom di Bangkok, Thailand. Bahkan jauh lebih cepat dibanding serangan teror di Paris, Prancis. Walau untuk tragedi Paris titik serangan terbagi di titik berbeda.

Indonesia memang punya pengalaman dalam serangan teroris sejak tahun 2000. Bahkan diera awal tahun delapan puluhan Indonesia juga pernah mendapat serangan dalam bentuk pembajakan pesawat garuda yang diterbangkan hingga ke Bangkok, Thailand. Kemampuan personil kepolisian yang tergabung dalam Densus 88 anti teror maupun satuan di dalam TNI yang dilatih khusus dalam penanganan teror. Di kesatuan elit pasukan TNI selalu disiapkan satu grup pasukan anti teror.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun