Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ini Cerita Saya Tentang BPJS Ketenagakerjaan

31 Desember 2015   12:22 Diperbarui: 4 April 2017   17:35 8943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dipanggilnya saya ke dalam ruangan malah membuat saya mendapat berkah. Karena saya mendapat tambahan informasi . Elly Ginandjar memang punya alasan tersendiri kenapa pengambilan gambar diareal kantor BPJS Ketenagakerjaan harus meminta izin terlebih dahulu. Karena belum lama ada yang meng-upload foto ke media sosial dan memberikan kesan yang kurang baik .

Setelah selesai masalah kesalahpahaman, saya kembali ke ruang tunggu dan dipersilahkan ke meja layanan tiga. Tak perlu menunggu lama saya langsung dilayani seorang petugas wanita. Saya tak melewatkan kesempatan untuk bertanya beberapa hal tentang pelayanan BPJS Ketenagakerjaan kepada wanita yang bernama Riza Dwi Ratnasari.

[caption caption="Petugas BPJS Cikupa yang ramah dan selalu siap membantu | Foto : Rushan Novaly"]

[/caption]

Saya menanyakan load rata rata pengunjung yang datang di BPJS Ketenagakerjaan Cikupa yang dijawab hari senin hingga hari rabu jumlah pengunjung lebih banyak ketimbang pelayanan di hari kamis dan jum’at. Kalau dirata rata menurut wanita berparas menarik dengan alis tebal ini jumlahnya antara 250 hingga 300 orang. Sebuah jumlah yang cukup banyak.

Di meja pelayanan tiga , Riza bertugas cekatan, dengan sopan ia mencocokkan data pribadi saya. Nama, alamat, tanggal lahir dan nama ibu kandung. Setelah segalanya dianggap cocok . ia memperlihatkan saldo JHT terakhir saya. Jumlahnya sudah berkembang . Padahal seingat saya ketika saya keluar dari tempat saya bekerja jumlahnya tidak sebesar itu. Ternyata hasil pengembangan JHT jauh lebih tinggi ketimbang persentase deposito dan tabungan . Jadi saran saya dana JHT sebaiknya tidak diambil secepatnya. Idealnya JHT diambil ketika pekerja ingin memulai usaha mandiri ketika tak lagi bekerja pada perusahaan pemberi upah.

Proses terakhir adalah pengambilan foto setiap orang yang telah menyelesaikan proses pencairan dana JHT. Klik....sebuah kamera mini yang tertempel di atas monitor langsung beraksi. Smile ...you on camera. Penggunaan kamera perekam wajah ini sudah biasa digunakan di beberapa bank . Tentu hal ini untuk menjamin keamanan dan akurasi data.


Kembali ikut Keanggotaan BPJS Ketenagakerjaan

Setelah pores pencairan JHT selesai saya meminta Riza untuk menghubungkan saya dengan petugas yang melayani peserta baru bukan penerma upah (BPU) alias pekerja mandiri. Saya memang berencana untuk segera mendaftarkan diri sebagai pekerja bukan penerima upah. Dengan begitu saya akan mendapatkan Jaminan kecelakaan kerja (JKK) dan jaminan Kematian (JKM). Saya juga berniat mendaftarkan diri pada Jaminan hari tua (JHT) .

[caption caption="Mendaftar kembali menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan | Foto : Rushan Novaly"]

[/caption]

Saya diarahkan menuju lantai dua menemui seorang petugas bernama Yudha. Setelah memita izin kepada satpam agar saya bisa naik ke lantai dua menemui petugas yang disebutkan Riza.

Setelah sedikit berbasa basi dan mendapatkan penjelaskan secara singkat program BPJS ketenagakerjaan khususnya program bukan penerima upah ,saya mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan BPU . Apalagi saya sudah mendapatkan gambaran ketika acara kopdar singkat pada acara kompasianival.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun