Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

JNE: Merangkai Nusantara di Antara Peluang Bisnis E-Commerce

23 Desember 2015   08:31 Diperbarui: 26 Januari 2016   15:26 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Talshow Industri Kreatif di Era Digital | Foto : Rushan Novaly"][/caption]

Sore itu hujan lebat. Sebagian jalan kompleks perumahan sudah tergenang air. Aku yang tidak bisa kemana mana hanya berdiam didalam rumah. Sambil mengerjakan tugas tulisan yang harus dipublish. Kejar publish memang menjadi ritual yang menegangkan sekaligus meng-asikkan. Keseriusanku didepan laptop terganggu ketika suara seorang lelaki tak dikenal memanggil manggil dari luar pintu pagar.

“Permisi , permisi “ Ucapnya dengan nada cukup keras.

Aku bergegas menuju pintu depan melihat seorang lelaki mengenakan jas hujan dengan helm masih terpasang berdiri didepan pintu pagar. Akupun segera menghampiri dan membukakan pintu pagar . Dengan wajah kedinginan pria itu memperkenalkan diri sebagai pengantar paket JNE. Tak menunggu lama , pria berjas hujan itu mengangsurkan paket kiriman hadiah sebuah perusahaan assesoris HP yang memang aku tunggu. Sungguh saya takjub melihat dedikasi laki laki pengantar paket JNE ini. Hujan besar ia terobos, genangan air serasa hanya riak kecil dalam menjalankan tugasnya.

Kejadian itu yang membuat aku semakin yakin JNE bisa diandalkan dalam pengiriman paket keberbagai tempat di nusantara.Sejak itu bukan sekali dua kali aku memakai jasa JNE untuk mengirim paket . Dan selama ini belum ada keluhan . Aku biasa memesan buku secara online, setiap kali ditanya akan dikirim memakai apa , aku selalu menjawab JNE.

Aku juga biasa mengirimkan dokumen penting ke beberapa instansi pemerintah dan perusahaan swasta menggunakan JNE. Biasanya aku pilih paket YES (Yakin Esok Sampai) . Layanan ini memang handal , paket yang aku kirim akan sampai ke tangan orang yang aku tuju keesokan hari.

JNE telah memasuki berusia 25 tahun. Usia yang cukup bagi sebuah perusahaan mencapai tahap mature. Dimana sistem dan budaya kerja sudah established .

[caption caption="Menebus segala medan jalan | Sumber : www.jne.co.id"]

[/caption]

Jum’at siang (11/12) aku mendapatkan kesempatan untuk ikut kompasiana nangkring bersama JNE. Mengambil tema “25 Tahun Merangkai Nusantara” . Acara ini diadakan di Head office JNE di Jalan Tomang raya Jakarta .

Tak kurang empat puluh orang kompasianer hadir. Apalagi acara nangkring JNE hanya berselang satu hari dengan kompasianival yang ke 7.Jadi sebagian kompasianer luar kota juga ikut berkesempatan hadir.

Acara nangkring JNE terbilang cukup komplit. Narasumbernya memang terdiri dari orang E-commers. Ada Iwan Setiawan CEO Provetic lalu ada Ahmad Zaky CEO Bukalapak.com selain itu hadir pula Ricky Pesik wakil kepala Badan Ekonomi Kreatif. Sedang dari tuan rumah Abdul Rahim Tahir (CEO Group JNE) hadir mewakili . Sebagai open speech Mohamad Feriadi Presiden Direktur JNE.

Untuk memandu acara, Liviana Cherlisa News Anchor Kompas TV dipercaya mengatur talkshow diatas panggung.

Hari Belanja Online Nasional

Acara kompasiana nangkring bareng JNE ini erat kaitannya dengan hari belanja online nasional (Harbolnas) yang berlaku selama tiga hari dari tanggal 10,11,12 Desember . JNE merasa berkepentingan untuk ikut menyambut hari belanja online nasional. Sebagai rantai suplai (supply chain) JNE menjadi elemen penting dalam bisnis online (E-commers)

Pertumbuhan bisnis e-commerce di Indonesia memang bergerak positif. Tahun ini saja penjualan perdagangan e-commerce diperkirakan tembus US$ 20 milyar atau setara Rp 280 Trilyun. Angka ini melompati pencapaian tahun kemarin yang hanya bertengger pada angka US$ 12 milyar. Melihat lompatan pertumbuhan e-commerce yang setiap tahun menembus 60% hingga 70%. Rasanya Indonesia menjadi pasar yang sangat menggiurkan . Maka tak aneh bila investor asing mau menyuntikan dana besar untuk beberapa perusahaan e-commerce Indonesia.

Memang tak ada data baku tentang pertumbuhan bisnis e-commerce di Indonesia. Data versi Euromonitor menunjukan perdagangan bisnis e-commerce meraup total penjualan sebesar US$ 1,1 milyar . Nilai ini menempatkan Indonesia pada urutan satu di kawasan ASEAN. Mengungguli Singapura dan Thailand.

[caption caption="Grafik Penjualan online di negara ASEAN | sumber : euromonitor,2014"]

[/caption]

Hanya saja angka penjualan e-commerce sebesar US$ 1,1 milyar bila dibandingkan dengan total perdagangan retail di Indonesia hanya menembus angka 0,7%. Angka ini memang terlihat masih kecil bila dibanding dua raksasa ekonomi dunia, Amerika dan Tiongkok yang membukukan angka 10,6% dan 8,3%. Begitupun bila dibanding tiga negara tetangga Malaysia, Thailand dan Singapura yang masing masing mencapai 0,9 %, 1,2% dan 3,4%.

Walau begitu angka penjualan e-commerce di Indonesia memiliki harapan besar. Namun tak dipungkiri masih ada sejumlah kendala yang harus segera diselesaikan. Data Euromonitor menunjukan sejumlah hambatan yang masih menghantui perkembangan perdagangan e-commerce.

Bila berkaca pada laporan yang dirilis DBS Group Research dengan judul “E-Commerce in Asia Bracing for Digital Disruption” pada bulan November ini . Ada empat hal yang masih menjadi kendala perdagangan e-commerce di Indonesia . Dari keempat kendala salah satu persoalan adalah kendala logistik dan distribusi . Ini disebabkan infrastruktur yang masih minim.Sulit menembus wilayah terpencil yang jauh dari kota besar. Akses jalan yang kadang masih sulit .

[caption caption="Sumber : Euromonitor"]

[/caption]

Pada titik inilah JNE memaksimalkan perannya. Bisnis e-commerce sangat tergantung dengan pengiriman barang. Pelaku e- commerce mengakui bila masalah distribusi dan logistik menjadi celah yang paling rentan. Kompalain tentang pengiriman barang masih menjadi issue penting. Lalu bagaimana JNE mengatasinya.

JNE sebagai Supply Chain Bisnis E-Commerce

JNE saat ini memiliki 5000 titik layanan yang tersebar di ibukota provinsi, kabupaten/kotamadya hingga ke kecamatan. Dengan jumlah titik yang tersebar hingga jauh ke pelosok maka layanan JNE jauh lebih luas. Pengguna layanan JNE memang lebih besar digunakan oleh pelanggan invidual yang menempati angka 80 persen. Pelanggan korporasi hanya menempati angka 20 persen.

JNE didukung lebih dari 13.000 orang personil diseluruh Indonesia. Tiga ribu adalah karyawan tetap sedang sisanya sepuluh ribu adalah mitra bisnis yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Baik karyawan dan mitra bisnis mendapatkan pelatihan berjenjang secara berkelanjutan. JNE sangat peduli dengan kehandalan sumber daya manusia. Sebuah pusat latihan cukup representatif berada persis disamping gedung kantor pusat JNE. Di gedung inilah JNE melatih karyawan dan mitra bisnis untuk menstandarkan layanan dan kepuasan kepada para pelanggan.

Materi pelatihan juga disesuaikan pada kebutuhan pelayanan. Diharapkan pelatihan yang berkelanjutan dan berjenjang akan membuat karakter dan budaya kerja JNE meningkat dan sesuai standar pelayanan.

Selain itu JNE juga mengembangkan kemampuan IT dan jaringan untuk meningkatkan kapasitas layanan. Load yang begitu tinggi harus ditunjang dengan sistem yang handal . Fasilitas berteknologi ini terus dikembangkan pada jaringan pelayanan . Tracking barang dapat dilakukan secara online.

Bahkan sejak tahun 2014 JNE telah mengembangkan mobile applications yang memungkinkan pelanggan melakukan transaksi online. Penggunaan teknologi berbasis informasi dan komunikasi sudah menjadi tuntutan yang tak mungkin ditawar tawar lagi.

Untuk lebih menguatkan tingkat layanan dan kehandalan logistik yang menjadi back bone perusahaan. JNE pada akhir tahun 2012 melakukan spin-off divisi logistik menjadi unit usaha tersendiri . Artinya divisi logistik terpisah dengan unit kurir ekspres sejak awal tahun 2013. Sebagai unit usaha tersendiri maka ekspansi unit logistik lebih berfokus pada area yang meliputi warehouse, cargo, sea freight, air freight dan pengiriman darat. Jadi saat ini ada JNE Express , JNE Logistic, JNE Freight dan E-Commerce pada jenis produk dan layanan. Tinggal sesuaikan kebutuhan JNE akan siap melayani.

Pada tahun ini pendapatan JNE tumbuh hingga 30 persen dibanding pada kuartal ketiga tahun sebelumnya. Pendapatan ini memang cukup tinggi di era persaingan antar perusahaan sejenis yang semakin berlomba memberikan pelayanan prima. JNE mampu membukukan pertumbuhan yang positif. Hal itulah yang disampaikan Presiden Direktur JNE , Mohamad Feriadi sebagai kata pembuka pada acara kompasiana nagkring JNE. Selain itu lelaki yang menjadi pucuk pimpinan JNE ini mengungkap load yang ditangani JNE telah menembus 12 juta pengiriman setiap bulan atau 400.000 pengiriman perhari.

Seperti yang diungkapkan selanjutnya . fokus JNE kedepannya adalah menguatkan express busines yang menjadi core business sejak awal , lini bisnis ini tetap menjadi andalan utama JNE.

Selain itu JNE akan menguatkan posisi pada unit logistik yang telah menjadi penghasil laba tersendiri. Bidang ini menjadi sasaran untuk mendongkrak angka pelanggan korporasi. Saat ini banyak perusahaan yang menyerahkan masalah logistik pada perusahan rekanan alias outsourcing. JNE melihat pangsa pasar ini masih memiliki celah lebar untuk dimasuki.

Fokus JNE selanjutnya adalah bidang freight. Bidang ini telah digeluti JNE selama 20 tahun. Ada dua bidang yang dilayani JNE yaitu : Custom Brokerage dan Freight Forwarder.

[caption caption="Sumber : www.jne.co.id"]

[/caption]

JNE dalam Tantangan MEA

Pada awal tahun 2016 , Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan segera diberlakukan. Pasar bebas dalam kawasan regional ini akan membuat persaingan semakin ketat. Bukan saja perang tarif, perang teknologi dan perang kehandalan layanan akan menentukan. Perusahaan sejenis dari Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam akan masuk menjadi pesaing serius.

JNE tentu tak ingin kehilangan pasar dalam negeri. Maka tahun 2016 adalah tahun ekspansi. CEO JNE Group , Abdul Rahim Thahir dalam pemaparannya pada acara nangkring siang itu JNE akan menggelontorkan dana hingga 400 milyar untuk melakukan ekspansi dan penguatan bisnis perusahaan. Pada 2016 , alokasi dana sebesar Rp 55 milyar akan memperkuat pengembangan teknologi. Sisanya akan didistribusikan untuk bidang infrastruktur.

Abdul Rahim Thahir yakin tahun 2016 pertumbuhan jasa perusahaan akan terus terkerek naik karena perdagangan e-commerce akan terus tumbuh secara signifikan. Ibarat perumpamaan bisnis e-commerce dan jalur pengiriman ekspress seperti tutup dengan gelas. Tak bisa dipisahkan. Keduanya saling menguatkan.

Seperti yang dijelaskan Ricky Pesik yang saat ini menjabat sebagai wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif dalam pemaparannya siang itu. E-commerce adalah bagian dari bisnis digital developers. Ricky Pesik menggambarkan angka capaian ekonomi kreatif jauh melebihi capaian migas dunia. Bahkan secara berseloroh angka pendapatan ekonomi kreatif hingga 2,5 kali lipat dari biaya militer di dunia.

Di Indonesia pertumbuhan ekonomi kreatif tumbuh secara stabil dengan peningkatan yang signifikan. Menurut data BPS tahun 2014, ekonomi kreatif tumbuh diatas angka 6% terhadap kontribusi produk domestik bruto nasional. Dengan pertumbuhan sebesar itu diharapkan kenaikannya terus tumbuh hingga kisaran angka 13% pada tahun 2019. Angka pertumbuhan didalam negeri ini juga secara tak langsung dipengaruhi pertumbuhan ekonomi kreatif dunia yang menurut data Price Waterhouse Coopers (PWC) telah menyentuh angka pertumbuhan sebesar 134% dengan hitungan dalam rentang waktu 2002 hingga 2011.

Di Amerika , ekonomi kreatif menyumbang kontribusi hingga US$ 2,2 Trilyun pada tahun 2012 . Wow, angka yang menakjubkan. Angka sebesar itu setara dengan 230% dari total dana yang diraih dari ekspor minyak negara OPEC pada tahun yang sama.

Besarnya angka yang berhasil dikumpulkan dari sektor ekonomi kreatif tidak berbanding lurus dengan perhatian dari pemerintahan dunia. Ekonomi kreatif masih seperti ’hantu’ yang belum jelas definisi dan bentuknya. Kompleksitas, kultur budaya dan nilai kebaruan dari ekonomi kreatif masih menjadi hal yang belum diterima secara pendekatan kuantitatif hitungan ekonomi . Analoginya : nilai hitungnya belum disepakati secara tekstual.

[caption caption="Sumber : www.jne.co.id"]

[/caption]

Lepas dari itu semua Indonesia selangkah lebih maju, ekonomi kreatif menjadi perhatian pemerintahan Presiden Jokowi. Pembentukan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) dengan 16 sektor yang ditangani secara khusus yaitu Musik, Advertising, Performing arts, Craft, Fotografi, Film, Kuliner, visual communication, arsitektur, Fashion, Desain Produk, Desain interior, animasi, video dan digital developers. Maka 16 sektor ini menjadi perhatian dan memberikan kontribusi bagi kemajuan ekonomi negara secara keseluruhan.

Bisnis e-commerce masuk dalam cakupan 16 sektor BEKRAF . Dengan pertumbuhan yang sangat menjanjikan bisnis e-commerce juga membuka peluang bagi para pelaku usaha kecil menengah (UMKM) untuk memasarkan produknya . Ahmad Zaky selaku CEO Bukalapak.com menjelaskan upayanya menggandeng pelaku UMKM .

Jaringan internet sejatinya memangkas tiga hal dalam pemasaran produk yaitu modal keuangan, pengetahuan dan jaringan sosial. Pelaku UMKM akan terbantu dalam memasarkan produknya melintasi batas geografis, menembus banyak calon pelanggan, meningkatkan nilai produk. Rata rata pelaku UMKM akan memperoleh keuntungan dua kali lipat daripada penjualan konvensional. Hanya saja kendala yang diungkap Ahmad Zaky ketika memaparkan pada acara nangkring bersama JNE juga cukup sulit. Pelaku UMKM masih terkendala dengan cara pembayaran, ribet dalam mengurus bisnis online, hingga masih salah dalam persepsi.

Maka menurut lelaki yang pernah hanya bercelana pendek ketika beriklan ini , merubah mindset pelaku UMKM menjadi upaya penting pertama, melakukan pendampingan hingga membantu menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan. Bukalapak.com menyediakan tim untuk melakukan hal tersebut. Ahmad Zaky yakin pertumbuhan UMKM yang ikut bertransaksi akan semakin baik dan semakin banyak. Saat ini diperkirakan ada 50 juta pelaku UMKM dan menyerap tenaga kerja hingga 70 persen. Di era internet orang jauh lebih mudah mendapatkan akses informasi dari berbagai hal, termasuk pemasaran pelaku UMKM.

Hal senada juga diamini Iwan Setiawan , CEO Provetic. Saat ini era digital telah menjadi hal yang tidak bisa lagi dibendung. ‘Sinting’ bila ada orang yang menolak era digital. Iwan melihat pergeseran lifestyle sudah merombak hal yang dulunya tidak ada menjadi ada. Era ‘narsis’ telah membuka mata bahwa hidup harus dinikmati. Maka jangan heran bila saat ini banyak hal yang dulu tidak mungkin dilakukan saat ini malah menjadi tren. Lihat bagaimana fenomena menggilanya kuliner, travel berbiaya murah alias backpacker , fashion dunia yang semakin menggila.

Semua ini terkait karena kelas menengah Indonesia semakin melebar. Jumlahnya ‘meledak’ karena bonus demografi yang diperoleh Indonesia saat ini. Diperkirakan jumlah kelas menengah akan menjadi pemuncak susunan penduduk Indoensia. Dengan spending uang dalam jumlah besar, tentu bisnis e-commerce akan mendapat limpahan transaksi yang luar biasa besar . Teknologi jaringan dan akses internet melalui aplikasi yang mudah diunduh melalui smartphone. Memungkinkan memesan tiket, membayar asuransi, mentransfer uang, membeli perlengkapan rumah tangga, pakaian hingga kuliner dapat dilakukan secara online.

Tentu gaya hidup kelas menengah ini yang disebut Iwan sebagi ‘orang kaya baru’ mempengaruhi laju transaksi bisnis e-commerce . Dan secara horizontal mempengaruhi bisnis jasa pengiriman yang tak bisa dipisahkan. Semakin tinggi load penjualan online maka semakin tinggi juga permintaan jasa pengiriman.

Dalam rentang usia 25 tahun JNE kini memasuki fase bisnis e-commerce beberapa tahun terakhir ini. Bisnis online akan menaikkan volume pengiriman , diperkirakan pada tahun 2016 akan naik hingga 30 persen pengiriman. Kota yang dilayani saat ini 28 kota besar akan terus bertambah.

[caption caption="Jenis layanan JNE Ekspres | Sumber : www.jne.co.id"]

[/caption]

JNE Merangkai Nusantara

Sebagai perusahan yang bergerak dibidang jasa pengiriman, logistik dan Freight . JNE menjadi perusahaan besar yang mengindahkan aspek spiritual, sosial dan lingkungan hidup. Dengan membawa tagline Connecting Happiness . JNE memang memiliki banyak program CSR.

Ketika acara nangkring Jum’at siang itu, acara dibuka dengan pembacaan doa. Sebuah hal spiritual yang jarang ditemui pada banyak perusahaan. Hal ini juga diakui Iwan Setiawan yang ikut membidani tagline Connecting Happiness. JNE memiliki nilai positif dan nilai lebih pada sisi sosial, dan hubungan antar mitra bisnis yang terjalin baik.

JNE ikut terlibat aktif pada banyak organisasi dan komunitas sosial dan pemberdayaan masyarakat seperti komunitas rumah singgah Valencia, Komunitas Memberi, Gerakan Indonesia Mengajar, Gerakan Indonesia Bangun Desa, ikut mensupport Ikatan Pencinta Batik Nusantara, Calistung Baduy, wayang Village , Gerakan Sejuta Data Budaya dan banyak kegiatan sosial dan budaya lainnya.

JNE yang dalam perjalanannya juga meraih banyak pengakuan dan penghargaan dari lembaga riset, Media atau organisasi profesional lainnya. Pada tahun 2015 tercatat ada tujuh penghargaan yang mampu diraih. Berikut tujuh raihan JNE tersebut :

• Bisnis Indonesia Award 2015 dalam pilihan kategori CEO
• Indonesia Most Creative Companies 2015 dari Swanework
• Social Media Award 2015 dengan kategori Logistics Industry
• Indonesia WOW Brand 2015 juga dalam kategori Logistics Industry
• Indonesia Best eMark Award 2015 dalam kategori Transportation and Logistics
• Indonesia’s Most Favorite Youth Brand 2015 kategori Logistics

Sebagai perusahaan yang terus tumbuh, 25 tahun adalah waktu yang cukup panjang . Selama itu pula JNE merangkai nusantara . Tantangan kedepan tidaklah mudah, MEA telah dibuka. Pesaing sudah memasang kuda kuda. Kini JNE memasuki babak baru dimana bisnis e-commerce tumbuh dengan cepat. Mampukan JNE mengambil peluang besar ini ? Rasanya sih JNE mampu meraihnya melihat kemampuannya yang semakin kuat dan semakin luas. Maju terus JNE.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun