Sebagai ketua dewan pembesar kawula (DPK) Solea Nobanto punya kekuasaan yang cukup besar. Memang tak sebesar sang Raja di Raja yang memimpin kerajaan. Memimpin DPK yang beranggotakan para wakil kawula di seluruh negeri. Jumlahnya tak kurang dari 50 orang. Semuanya para tokoh yang sebenarnya bisa dipercaya oleh para kawula baik kawula cerdas maupun kawula non cerdas alias peng-hore yang dapat uang atau sembako pada pemilihan kawula raya (PILKARA) setahun yang lalu.
Solea Nobanto berasal dari guyup karo temen (GKT) sebuah perkumpulan resmi yang punya hak ikut PILKARA setiap lima tahun sekali. Selain GKT ada puluhan guyup yang punya hak yang sama ikut PILKARA dan menempatkan wakil mereka pada dewan terhormat DPK. Tugas DPK sebenarnya sih cuma ada tiga. Selain mengawasi jalannya kerajaan, membuat anggaran dan merancang cara hidup para kawula.
Sebagai anggota yang cukup makan garam perkongsian dan menimba ilmu kelas tinggi dengan para bajeger yang punya usaha kelas kakap , Solea Nobanto punya banyak karib yang memiliki jaringan luas bin njilemet di kalangan bajeger ini. Sesekali Solea Nobanto kongkow kongkow sambil membicarakan macam macam masalah kerajaan yang dinilainya kurang sreg. Sebagai ketua DPK , kan tidak harus selalu berada di dalam kantor yang lama lama bikin kepaya puyeng.Sesekali bolehlah ngobrol di sendang bintang lima. Biar tambah wawasan pikir Solea Nobanto.
Hari itu diajaklah seorang konco yang dikalangan bajeger punya nyali dan hubungan luas. Namanya Roza Chili . Berdua, Solea Nobanto dan Roza Chili menemui seorang bajeger tingkat tinggi. Namanya Marlo Syonekto.
Singkat cerita, karena yang panjang belum tentu memuaskan. Solea Nobanto, Roza Chili dan Marlo Syonekto ngobrol ngarol ngidul, sak enaknya , sak penting keren. Rupanya Roza Chili yang punya segudang info ngember alias rajin berkicau. Entah kebayakan makan kroto . Roza Chili bener bener babar blass. Semua rahasia kerajaan diumbar umbar.
Malah dari obrolan itu ada kata kata : minta jatah. Wis...ini jatah untuk ta kasih raja dan wakil raja. Selain itu Solea Nobanto dan Roza Chili juga bawa bawa nama salah seorang mantri utama kerajaan. Lomar Panitea.
Sebenarnya obrolan tiga orang penting ini Cuma obrolan kaum elit yang sedang kongkow kayak anak muda yang nongkrong di cafe. Ternyata seorang anggota ngobrol, sang bajeger tingkat tinggi Marlo Syonekto merekam lewat alat pribadinya. Wuik ...wuik...wuik.
Habis direkam Marlo Syonekto lapor sama salah satu mantri kerajaan yang ngurusi bidang harta karun didalam perut bumi. “ini penyalahgunaan wewenang, ini permurfakatan jahat, ini pencatutan nama raja dan wakil raja. Syok di proses...dilapori....”
Sebagai mantri yang punya dedikasi dan wibawa tinggi tentu melapor kepada raja dan wakil raja. Sambil meminta petunjuk dan titah raja.
Sebagai raja , Jolano mungkin tersinggung. Begitu juga wakil raja Yolano merasa di bawa bawa. “Wis, matri lapor sana, perkarai ini orang. Biar tau diri...” itu kira kira titah Raja Jolani memberi kekuatan mental . Karena sekarang zaman revolusi mental.
Sidang Marwah Keteguhan Dada (MKD)
Aduan mantri bidang harta karun di Marwah Ketegahan Dada (MKD) akhirnya diterima lewat adu pinalti. Priittt...sidang lanjut. Dan agenda memanggil sang Mantri pelapor diadakan.