Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Ketika Merah Putih Berkibar dalam Senyap

4 Desember 2015   17:29 Diperbarui: 5 Desember 2015   03:45 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Tiga Atlet Binaraga Indonesia yang Telah Mengharumkan Nama Bangsa | Foto : Rushan Novaly"][/caption]Ada pemandangan menarik di lantai satu FX Senayan pada Kamis, (3/12/15). Tiga lelaki berotot sedang show off. Bisep, Trisep , lekukan tubuh yang tampak liat membentuk ketakjuban sendiri. Ketiganya memang bukan orang biasa kebanyakan. Ketiganya adalah atlet binaraga Indonesia yang baru saja menyabet beberapa katagori kemenangan pada ajang kejuaran dunia , World Body Buliding and Physique Sports Federation (WBPF) yang berlangsung dari tanggal 24-30 November 2015 di Bangkok, Thailand.

Tiga atlet yang telah mengharumkan nama bangsa pada kancah kejuaran dunia ini nampak tersenyum bangga. Kejuaran dunia WWBF ke-7 ini diikuti tak kurang dari 48 negara didunia. Kejuaran bergengsi berlangsung ketat dan alot. Indra Kemalsyah Aziz Nasution selaku manajer tim menjelaskan para acara Jumpa Blogger di lantai satu sebuah restaurant di FX Senayan, sebenarnya Indonesia mengirimkan 10 orang atlet binaraga dan atlet Fitnes fisik. Hasil yang diperoleh atlet binaraga Indoensia ini sangat membanggakan karena hampir seluruhnya atlet masuk 15 besar dunia.

Dua capaian yang membanggakan diukir atlet senior Syafrizaldy dan Jefry Johanis Wuaten. Syafrizaldy yang telah tujuh kali ikut kejuaran tingkat dunia dan tujuh kali berturut turut menyabet emas PON ini memperoleh emas dan perunggu di dua kelas berbeda. Syafrizaldy meraih emas pada katagori Men’s Master Bodybuliding 50-59 year dan meraih perunggu pada katagori Men’s Bodybuliding 75 Kg . Sedang Jefri mempersembahkan perunggu pada katagori Men’s Bodybuliding 60 Kg.

Kemenangan atlet binaraga Indonesia pada ajang WWBF merupakan pencapaian yang punya nilai penting. Ditengah melempemnya Induk cabang olah raga Binaraga yang tergabung dalam Pengurus Besar Persatuan Angkat besi, Angkat Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia (PB PABBSI) .  Terungkap pada pertemuan siang itu, agenda kejuaraan dunia ini tak mendapat support dari PB PABBSI. Atlet yang akan berlaga kabarnya tak mendapatkan sokongan dana, hal ini membuat pihak yang perduli mencoba melakukan pendekatan dan negosiasi dengan pihak Kementrian Pemuda dan Olah raga. Beruntung menjelang keberangkatan pihak Kemenpora memberikan dana keberangkatan ke Bangkok.

Hal ini memang terdengar miris ditengah upaya menaikan citra bangsa melalui olahraga tapi terdapat hal yang menyedihkan. Upaya serius para atlet binaraga Indonesia ini sepert gayung yang tak bersambut . Pihak pemerintah melalui induk organisasi olahraga khususnya PABBSI nampaknya belum serius dalam hal pembinaan dan meraih prestasi.

Dalam jumpa dengan blogger siang itu memang hanya ada tiga atlet yang dihadirkan, selain Syafrizaldy ada Dedy Syahputra yang masuk peringkat 7 pada kategori Men’s Athletic Physique up to 170 cm. Lalu ada Hendra Oktafia Fanggi Sain yang tercatat diurutan 11 pada katagori Men’s Bodybuliding 85 Kg. Selain manajer tim Indoensia, Indra Kemalsyah Azis Nasution juga hadir Budiarto yang pernah menjadi pengurus bidang pertandingan olahraga PB PABBSI periode 2010-2015.

Siang itu pertemuan antara para blogger dengan manajer dan atlet binaraga berjalan santai dan penuh keakraban. Pertanyaan dari para blogger dijawab dengan antusias oleh pihak atlet dan manajer. Bahkan acara sesi foto menjadi ajang yang paling seru. Karena para blogger ternyata cukup narsis untuk bergaya bersama para pria berotot ini.

[caption caption="Syafrizaldy ,Peraih Medali Emas 7th WBPF Bangkok | Foto : Rushan Novaly "]

[/caption]Kisah Sang Peraih Emas

Beruntung penulis bisa berbincang dengan peraih emas dan perunggu ajang kejuaran dunia WBPF , Syafrizaldy. Pria kekar dengan otot yang tersusun simestris ini mau menjawab beberapa pertanyaan yang penulis ajukan. Berikut petikannya:

Penulis (P) : Sejak kapan bang Rizal ( panggilan Syafrizaldy) mulai menekuni dunia binaraga ?

Syafrizaldy (S) : Saya menekuni binaraga sejak tahun 1986, sebelumnya saya atlet tinju dan pernah satu sasana dengan juara dunia Elias Pical. Ibu saya tak tega melihat saya bermain tinju dan meminta saya mencari olahraga jenis lainnya selain tinju. Nah sejak itu saya memilih olahraga Binaraga.

P : Sejak kapan bang Rizal ikut kejuaran dunia ?

S : Saya ikut kejuaran dunia sejak tahun 1992 dan ikut PON sudah tujuh kali.

P: apakah bang Rizal punya pelatih atau mentor khusus untuk olahraga ini ?

S: Saya orang yang suka untuk riset. Jadi untuk olah raga ini saya coba melakukan riset sendiri. Bagaimana membentuk otot tubuh .

P: Selain menjadi atlet binaraga apa kesibukan bang Rizal lainnya ?

S: Saya sebenarnya tidak memiliki pekerjaan . tapi alhamdulillah rezeki saya selalu ada. Saya pernah menulis dua buku, menjadi bahan tesis seorang doktor, pernah juga diajak main film dan bintang iklan.

P: Apakah ada anak bang Rizal yang mengikuti jejak abang di olahraga binaraga ini ?

S: Tidak ada, anak saya lebih suka musik dan yang satunya malah suka broadcast.

P: Bang Rizal apakah suka juga memberi pengatahuan (coaching clinik) tentang olahraga binaraga ini kepada masyarakat umum?

S: Ya saya biasanya memberikan pengetahuan tentang bagaimana membentuk tubuh lebih indah, sehat dan lebih berkualitas. Cara berolahraga yang benar , gizi dan kehidupan sehat lainnya.

P : apa harapan dan mimpi bang Rizal selanjutnya ?

S: Saya akan terus berjuang bersama olahraga binaraga ini, saya ingin mencapai hal yang lebih tinggi lagi. Saya tetap berkeinginan mengibarkan bendera sang merah putih diajang kejuaran dunia lainnya.

Perbincangan dengan Syafrizaldy dilakukan dalam susana santai ditengah pertemuan penulis dengan tim atlet binaraga lainnya. Pria berusia 50 tahun yang lahir di Medan ini masih terlihat bersemangat dan menaruh harapan yang tinggi akan perkembangan olahraga binaraga di Indonesia.

Sikapnya yang humble membuat penulis cukup terkesan. Tak terlihat sikap sombong dan arogan sebagai pemegang emas kejuaran dunia. Bahkan dengan nada berseloroh, Syafrizaldy merasa dizholimi karena kelas katagori dirinya tak lagi dipertandingkan. Bahkan untuk even sekelas Asian Game yang akan di adakan di Indonesia , Olahraga Binaraga tak masuk sebagai olahraga yang dipertandingkan. Padahal olahraga Binaraga diyakini mampu menyumbangkan pundi emas untuk Indonesia. Masa lagu Indonesia raya dikumandangkan di luar negeri kok didalam negeri tidak dipertandingkan ujar lelaki yang murah senyum ini.

[caption caption="Manajer Tim dan Atlet Berpose bersama | Foto : Rushan Novaly"]

[/caption]Masa depan Olahraga Binaraga dan Perkembangan Fitness Physique

Dalam perbincangan dengan Kemalsyah yang berlangsung informal , ada harapan dari pria yang pernah menjadi atlet binaraga ini untuk mengembangkan katagori Fitness Physique. Karena menurut pria berkacamata yang suka berbicara blak blakan ini , katagori atau cabang ini lebih mudah diterima masyarakat luas terutama generasi muda. Dan yang paling penting katagori ini dilombakan diajang internasional sebagai cabang olahraga prestasi.

Kita akan mudah mencari bibit bibit potensial asal kita mulai dengan serius. Memulai dengan kejuaran lokal di daerah. Kejuaran antar pelajar, lalu meningkat dalam skala yang lebih luas hingga ke tingkat nasional.

Saat ini pertumbuhan jumlah pusat kebugaran dan fitnes sudah menjamur. Bahkan hingga kedaerah pelosok. Anak muda sekarang jauh lebih aware dengan penampilan fisik yang proporsional. Istilah sixt pack menjadi hal yang menarik. Mungkin banyaknya tayangan film yang menampilkan bintang yang ‘macho’ dengan badan kekar dan perut yang rata.

Kemalsyah melihat peluang ini sangat besar. Bisa dikembangkan menjadi induk olahraga tersendiri yang mandiri. Lepas dari induk olahraga PB PABBSI. Selain itu olahraga jenis ini akan diminati para anak muda sehingga bisa menjadi salah satu cara menghindarkan anak muda dari jerat narkoba. Karena ingin punya fisik yang bagus maka jangankan narkoba makanan saja akan dijaga.

Karena sudah menjadi salah satu cabang yang dipertandingkan maka sudah sepantasnya juga cabang ini dikembangkan dengan serius. Punya federasi yang serius dan punya cabang daerah yang menjangkau banyak wilayah.

Untuk cabang binaraga dan fitness physique perkembangannya masih sangat menjanjikan. Kejuaraan dunia masih dilakukan secara berkala. Bahkan pihak industri banyak yang menggunakan jasa atlet ini dalam beberapa produknya.

Sinergi pihak industri, vendor hingga kebijakan pemerintah pusat dan daerah diyakini akan memudahkan perkembangan binaraga dan fitness Physique ini. Tinggal langkah selanjutnya menata ulang kemungkinan PABBSI memisahkan cabang binaraga menjadi federasi olahraga yang mandiri demi sebuah prestasi yang jauh lebih tinggi.

Solusi Kebuntuan

Mendengar beberapa hal yang dikeluhkan para atlit dan manajer tim binaraga yang baru saja pulang dari negeri gajah putih ini. Mulai dari tak adanya penghargaan yang layak, kurangnya kepedulian pengurus PB PABBSI, keluhan tak adanya sokongan dana hingga tidak inginnya PB PABBSI untuk melepaskan olahraga binaraga membangun induk olahraga terpisah.

Penulis tentu bukan orang yang ahli dan paham apa yang terjadi didalam internal PB PABBSI. Tapi selayaknya apa yang disampaikan Kemalsyah tentang proses pembinaan dan pembibitan yang wajib ada dalam  olahraga prestasi menjadi acuan yang bisa dijadikan landasan berpijak.

Bahwa kepentingan bangsa, kesejahteraan atlet dan nilai kejayaan olahraga, maka setiap pihak yang terlibat harus menyadari titik awal dalam bergerak. Landasan berpikirnya seharusnya : Bagaimana membuat bangsa ini bangga atas prestasi para atletnya. Fokus pada pembibitan lalu pembinaan hingga lahirlah prestasi. China adalah contoh negara yang berhasil membangun olahraga menjadi pilar penting. Kehadiran atlet china selalu disegani setiap lawan. Baik singgle event maupun multi event.

Olahraga sejatinya adalah area steril dari pihak-pihak yang punya misi politik, misi pialang, misi calo dan misi yang tak ada hubungannya dengan olahraga. Sudah selayaknya pemerintah sebagai pembina olahraga nasional menjadi pengayom dan bukan pendikte kemauan semata. Bukan pihak yang mau menang sendiri. Karena olahraga mengajarkan fairplay, keadilan dan menjungjung nilai sportifitas.

Semua stake holder seharusnya menjadikan kepentingan bangsa diatas semua ego pribadi maupun kelompok.  Belajar dari kasus sepakbola yang hingga kini belum jelas penyelesaiannya. Jangan sampai setiap friksi internal di Pengurus besar merembet hingga mengorbankan para atlet dan menghambat prestasi .

Tak ada gading yang tak retak, tak ada yang sempurna didunia ini. Tapi menjaga yang retak kembali utuh jauh lebih mulia.

Salam olahraga...jaya bangsaku....jaya atletku, Berkibarlah sang Merah Putih dalam Gegap Gempita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun