Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Brush with Danger dan Livi Zheng Tembus Hollywood

24 November 2015   08:18 Diperbarui: 24 November 2015   10:29 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adegan ketika Justun Sullivan tertembak dan meminta tolong menjadi adegan yang agak mengganggu. Alice dan Ken tidak beranjak untuk berusaha menolong laki laki yang telah banyak menolongnya walaupun hanya sebagai kedok untuk melakukan hal ilegal. Keduanya seakan sudah menunjukan kemarahannya atas tindakan kebohongan yang dilakukan Justun Sullivan .

Minus Adegan Dewasa

Hal yang agak menarik dan tentu hal ini kurang menarik bagi penonton Amerika adalah tidak adanya satu scene adegan dewasa pada film ini. Adegan deep kiss yang biasanya menjadi ritual film asal Amerika tak ditemukan dalam film ini . Dari sisi moral film ini patut dicungi jempol . Cocok untuk film keluarga walau tetap harus diberikan pengertian karena adegan kekerasan berupa perkelahian cukup banyak dalam film ini.

Tidak adanya adegan dewasa kemungkinan si pembuat skenario, Ken Zheng merasa tak ada adegan yang bisa dieksploitasi untuk itu. Adegan dewasa memang menjadi pemanis dalam alur cerita film film barat bahkan untuk film Indonesia sekalipun sering kali memanfaatkan adegan dewasa dalam menarik minat penonton yang tentunya juga sudah dewasa.

Selama film diputar penulis memang melihat banyaknya adegan serba kebetulan yang sengaja ditampilkan dalam alur cerita. Hambatan dan tantangan yang diterima Alice dan Ken hampir tak ada selain sebuah tas yang dijambret dalam pembukaan film. Selain itu alur cerita terlihat mengalir dalam serba kemudahan. Aksi aksi menarik simpati dengan ber-wushu ria juga terlihat mudah mendapat simpati. Uang pun mengalir mudah.

Jujur saja penulis merasakan alur cerita film ini sangat terpengaruh oleh gaya film Indonesia kebanyakan. Simpel, mudah mendapat simpati dan mudah ditebak. Mungkin latar belakang Ken Zheng-lah yang membuat aura film ini terpengaruh oleh gaya film Indonesia.

Masuk Nominasi Oscar

Sebagai pendatang baru Livi Zheng memang fenomenal. Brush wit Danger terpilih dalam nominasi film yang diproduksi/diputar pada tahun 2014. Panitia Oscar menilai ada hal yang menarik dalam film ini. Tentu ada hal teknis yang cukup baik dalam film ini . Nilai perjuangan kaum imigran yang masuk Amerika.

Livi Zheng dalam penuturannya cukup kaget dan diluar perkiraannya. Bisa membuat film di Amerika saja sudah sebuah prestasi luar biasa apalagi masuk nominasi Oscar. Paling tidak gadis asal kota Malang yang saat ini sedang menyelesaikan S3 di Amerika ini belum merasa puas atas pencapaiannya ini. Sudah 3 Film berhasil ia buat. Film keempat Livi berkeinginan membuat film di Indonesia , impiannya untuk membawa keindahan dan keunikan budaya Indonesia di dunia internasional lewat film patut diapresiasi dan didukung semua pihak.

Mungkin jalan menuju Hollywood memang telah dibuka oleh Livi Zheng. Kini jalan itu harus semakin lebar dengan usaha dan bakat sineas Indonesia yang semakin mengkilap dan berkibar.

Salam Film Nasional Goes To Hollywood

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun