[caption caption="Gapey Sandy Sebelum Naik ke Kapal Tanker (Doc:Pri)"][/caption]
Pertama kali penulis bertemu dengan Gapey Sandy terjadi di bulan Oktober 2014 di terminal domestik Bandara Sukarno-Hatta, Saat itu ia bersama kompasianer Dzulfikar Al A’la. Karena penulis orang baru di kompasiana jadi benar benar tidak punya teman. Tak ada yang penulis kenal. Termasuk dua kompasianer ini. Belakangan baru penulis ketahui dua orang kompasianer ini sudah malang melintang di laman kompasiana. Bahkan sering menyabet juara lomba blog.
Dari saling berkenalan dan bercakap ringan mulailah penulis mengenal lebih dalam. Tak lama datang lagi seorang kompasiner muda Ahmad Nurisal . Sore itu kami adalah bagian dari 10 orang yang menang dalam lomba blog Gas 12 Kg yang diadakan Kompasiana dan Pertamina.
Kesan pertama penulis mengenal Gapey Sandy adalah orang yang mudah akrab. Mudah bercanda dan sering melontarkan joke yang membuat suasana cair dan santai. Selama menunggu jadwal penerbangan yang ternyata terlambat hampir satu jam. Seingat penulis ketika itu ada joke yang dilemparkan Gapey sandy tentang seorang wanita asal timur tengah yang juga akan ke Bali. Penampilannya yang tertutup rapat oleh Burqa. Hanya saja wanita itu tak memakai cadar. Jadi terlihat wajah wanita tersebut. Rupanya Gapey Sandy punya julukan khusus untuk wanita itu.
Sebelum keberangkatan ke Bali penulis sebenarnya membuka profil seluruh peserta yang akan berangkat ke Bali . Termasuk membaca tulisannya. Penulis secara khusus membaca tulisan Gapey Sandy. Kompasianer ini punya gaya menulis seperti reporter khusus. Menulis gaya Feature dengan penggalian materi yang dalam dan detail. Kontennya pun kuat dengan foto, kutipan dan hasil wawancara yang tak main main.
Di ruang tunggu saya sempat menyinggung tulisannya tentang tahu susu asal Bandung yang dikupas begitu dalam. Bahkan dengan wawancara dengan sang produsen via telpon. Gila, saya pikir hanya untuk menuliskan tahu susu saja sampai perlu menurunkan tulisan sangat lengkap. Bagi saya ketika itu terlalu berlebihan. Tapi setelah mendengar tanggapannya saya jadi mengerti.
[caption caption="Memperkenalkan diri (doc:pri)"]
Biasakan Blusukan
Salah satu hal yang menarik dari Gapey Sandy adalah reportase. Seluruh tulisannya di kompasiana di dominasi hasil reportase langsung. Langsung menemui sumber berita, mewawancarai on the spot dan merangkum dalam tulisan yang kaya .
Dalam kolom sosok Gapey Sandy sudah menuliskan banyak orang ‘biasa’ yang sangat inspiratif. Pada tulisan ‘Edy Fajar, Kuliah sambil mengolah Sampah’ dengan gayanya Gapey Sandy berhasil menguliti kegitan sosial yang dilakukan Edy dan komunitas EBI yang mengusung konsep ‘3P’ (People, Planet, Profit).
Tulisan itu juga menampilkan peran yang telah dilakukan Edy bersama komunitasnya ,termasuk prestasi dalam ajang internasional di Malaysia. Gapey Sandy berhasil memotret secara utuh dan detail apa yang membuat Edy memiliki motivasi untuk berbuat hal yang membanggakan banyak orang. Tulisan ini memang sangat menginspirasi , Edy Fajar pun menjadi narasumber pada acara KompasTV.
Gapey Sandy juga menuliskan kisah Kiswanti seorang pustakawan yang menginspirasi dan mencerdaskan anak negeri , kisah Fitriya N A Dewi seorang peneliti muda di IPB Bogor juga menjadi tulisan yang menginspirasi. Wanita muda berpenampilan menarik yang telah menyandang gelar PhD ini mengambil daun katuk sebagai bahan penelitiannya.
Daun katuk ternyata memiliki senyawa kandungan anti kanker payudara. Selain itu ada Lusia Efriani Kiroyan yang jadi bidikan Gapey Sandy. Wanita kelahiran Surabaya, 1 Agustus 1980 ini merupakan pendiri rumah singgah Cinderella From Indonesia Center (CFIC) yang berlokasi di Batam .Lusi berhasil mengkoordinir relawan pemberdayaan wanita di beberapa lapas wanita. Gapey Sandy langsung mewawancarai Lusi di hotel Dharmawangsa ketika mengadakan sebuah exhibition.
Tentu banyak lagi orang yang telah ditulis Gapey Sandy. Tak mululu kalangan berpendidikan yang menjadi bahan tulisannya, seorang penjual kopi keliling bernama Eka juga jadi bahan tulisannya. Walau tulisan ini diikut sertakan pada sebuah lomba blog tapi nilai kemanusiannya terpancar pada tulisan ini. Gapey sandy sangat piawai mengambil angle cerita. Tentu sembari melakukan trik jitu mengenalkan produk secara samar.
Peduli Lingkungan, Penggemar Budaya dan Gila Kuliner
Bila disimak lebih jauh tulisan Gapey Sandy juga menjamah tema lingkungan. Go Green. Terutama pada issue pengrusakan lingkungan di wilayah tempat tinggalnya, Tangerang selatan (Tangsel). Dengan semangat menggebu Gapey Sandy mengajak beberapa kompasiner Tangsel lainnya untuk meliput pengurukan Situ yang dijadikan kawasan perumahan. Ikut terlibat dalam reportase pandangan mata ketika itu Ngesti Setyo Rini dan Ani Berta. Bertiga menyusuri Situ dengan perahu karet didampingi LSM lingkungan hidup setempat.
Tulisan tentang keberadaan Situ di Tangsel membuat koran lokal juga ikut memberitakan hal serupa. Dan Pemda Tangerang Selatan juga bereaksi melalaui dinas lingkungan hidup. Bahkan Airin Rachmi Diany , selaku walikota langsung menerbitkan SK pelarangan perubahan fungsi Situ.
Gapey sandy sangat peduli dengan issue yang berkembang di wilayahnya. Dengan kecermatannya beberapa hal unik dan menarik menjadi bahan tulisannya , simak pada tulisan Ada Sherly dibalik Kecantikan tari Nong Anggrek. Tarian yang menjadi ikon kota Tangsel benar benar menjadi ‘makanan’ bagi Gapey Sandy. Sang kereografer Sherly Fatmarita menjadi sumber yang digali habis habisan. Tulisan ini ber-skuel 1 dan 2.
Pada tulisan terbaru Gapey Sandy Seniman Reog berharap pemberdayaan yang ditulis berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu seniman yang ia temui dalam acara sebuah kopdar komunitas blogger. Walau hasil wawancara tulisan ini sungguh lengkap. Foto yang di ambil dari FB Reog Surabaya Hiprejs dan beberapa dokumentasi sang seniman, Tri Suharyanto. Tulisan ini sepertiganya adalah wawancara, dua pertiganya adalah pemaparan lugas yang menjelaskan upaya pelestarian seni Reog .
Gapey Sandy penggemar nasi pecel memang menjadi tagline. Dengan gaya berseloroh status Fbnya sering kali menampilkan gayanya yang ngebanyol. Lihat gayanya yang berlagak menjadi tukang kerak telor. Foto itu menancapkan memori kuat hingga saat ini. Gapey Sandy si tukang kerak telor.
Sayur besan, bir pletok, gecok jantung pisang hingga gabus pucung menjadi bahan tulisannya. Gapey Sandy memang pencinta kuliner. Dimana ia berada sajian kuliner khas daerah menjadi incarannya. Dalam tulisan kuliner , Gapey Sandy tak melepaskan cara penyampaian yang detail. Tulisan deskripsinya sangat ciamik seolah olah pembaca sedang berada langsung didepan sajian kuliner tersebut. Bahkan ketika mengunjungi sebuah kapal Tanker terbesar didunia yang dimiliki Pertamina , Gapey Sandy malah asyik menyoroti sajian kuliner kapal tersebut.
Untuk memperingati hari pangan sedunia Gapey Sandy dengan sangat lengkap menurunkan tulisan tentang Tempe. Makanan berbahan dasar kacang kedelei ini menjadi bahan tulisan yang habis dilumat. Ada 4 tulisan mengenai tempe yang hebatnya diganjar Headline oleh admin kompasiana.
Jawara Lomba Blog
Rasanya sulit menemukan kompasiner yang tak mengenal Gapey Sandy. Keterkenalan Gapey Sandy selain karena tulisannya bernas dan sering nangkring di Headline ( saat ini tercatat 105 HL dengan total hit 513.750 ) juga seringnya gapey Sandy meraih kemenangan pada lomba blog . Soal kemenangan lomba blog , penulis sendiri cukup makhfum karena gaya tulisan Gapey Sandy memang sulit ditandingi.
Konten isi yang kuat dan lengkap . Pengambilan angle yang cerdas membuat tulisan Gapey Sandy yang ikut lomba sering kali menyabet juara pertama. Lomba blog Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) , Lomba resensi buku Kabupaten Malinau, Lomba Aqua termasuk menerima nominasi Blogger pada ajang MH Thamrin PWI Jakarta yang sangat bergengsi. Itu baru secuil , masih banyak lagi lomba yang telah dimenangi .
Kemenangan Gapey Sandy yang cukup sering pada lomba blog tentu buah dari kerja keras dan ketekunan menganalisa data. Tulisannya selalu didukung gambar dan foto yang berkualitas. Alur bahasanya mengalir luwes, enak dibaca. Hampir semua kaidah jurnalistik modern terangkum dalam tulisan Gapey Sandy .
Berikut Hal yang Patut Dipelajari
Tentu penulis bermaksud menulis artikel ini bukan untuk menyanjung nyanjung seseorang. Apalagi ada niat mempromosikan Gapey Sandy yang terpilih sebagai salah satu kandidat The Best Citizen Journalis pada ajang kopdar terbesar di Indonesia, Kompasianival 2015.
Artikel ini adalah sumbangan dalam khazanah dunia literasi Indonesia. Pribadi yang memiliki kapasitas menulis yang baik tentu menjadi hal yang patut ditiru.Dipelajari dan digali . Gapey Sandy tentu punya kekurangan bahkan mungkin secara subyektif ada pihak yang kurang suka atau tidak sejalan dengan artikel ini.
Tapi lepas dari itu semua, Gapey Sandy telah menjadi salah satu mutiara diantara ribuan mutiara kompasianer yang lain. Kompasiana menjadi rumah besar yang memiliki banyak talenta penulis yang luar biasa. Banyak genre yang dimiliki secara khusus oleh banyak kompasianer. Kemampuan individu setiap kompasianer tentu unik dan menarik untuk dibahas.
Setiap kali ada pribadi yang mau berdedikasi di dunia literasi. Membangun literasi yang sehat dan berwibawa tentu menjadi angin yang baik untuk perkembangan literasi Indonesia selanjutnya. Benih benih terus ditanam, disiangi, dipupuk hingga kelak akan tumbuh pribadi yang cerdas dan berhati nurani dalam menuliskan sebuah tulisan yang berguna bagi banyak orang.
Salah seorang yang kompasiner yang telah lama penulis amati adalah Gapey Sandy. Kiprahnya dalam menulis memang luar biasa. Berikut hal yang bisa pelajari sebagai bekal ilmu dalam menuliskan artikel yang bernas dan berkualitas:
• Berdasarkan Data valid. Salah satu hal yang menarik dari Gapey Sandy menggunakan data valid dalam tulisannya. Artikel berjenis eksposisi menjadi salah satu kekuatan. Dalam beberapa artikel data yang disajikan sangat valid dan bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
• Lengkap dan Detail. Untuk sebuah tulisan blog, tulisan Gapey Sandy memang terkenal puannjanngg. Hampir tak ditemui artikel pendek. Semua ditulis dalam paragraf paragraf yang saling bertautan. Setiap hal dibahas detil dan tuntas. Setiap celah bisa diberi penjelasan yang cukup.
• Mengalir dan enak dibaca. Walau artikel Gapey Sandy terkenal panjang tapi perhatikan alur bahasannya mengalir dan enak dibaca. Perpindahan dari kata ke kata dan kalimat ke kalimat seperti kesatuan utuh. Pembaca diajak untuk terus membaca hingga tuntas. Kepiawaian dalam mengalah kata adalah satu kelebihan yang patut diacungi jempol.
• Tanda baca dan Typo. Kalau kita cermat membaca artikel Gapey Sandy sulit ditemukan salah tulis, salah huruf atau salah dalam penempatan tanda baca. Penempatan kata bercetak tebal, miring hingga penggunaan kutipan nyaris sempurna. Perlu latihan panjang dan kecermatan yang luar biasa untuk memiliki kemampuan ini.
• Gambar dan Foto. Untuk urusan ini Gapey Sandy memang mumpuni. Setiap artikel selalu didukung gambar dan foto yang berkualitas . Foto yang tampil bukan saja sebagai unsur estetika tapi sebagai ilustrasi penguat tulisan. Pada artikel Gerakan Nasional Non Tunai yang dimenangi Gapey Sandy akan kita lihat foto yang bertebaran saling menguatkan.
• Punya Idealisme. Inilah yang paling berkesan dari setiap tulisan Gapey Sandy. Ada pesan moral yang ingin disampaikan. Ada nilai luhur yang ingin disampaikan. Walau begitu pesan itu tak dihantarkan dalam wacana menggurui atau wacana sok tahu. Pesan itu akan ditangkap secara eksplisit, tersirat dan alami.
[caption caption="Statistik Kompasiana "]
Latar belakang
Sepengetahuan penulis , Gapey Sandy pernah bertugas sebagai wartawan dan juga penyiar radio. Memiliki sebuah buku tentang trik wawancara yang telah dicetak beberapa kali. Lebih dari itu penulis kesulitan mengetahui latar belakang Gapey Sandy.
Permintaan memberikan data diri dan wawancara melalui pesan FB juga kurang berhasil penulis dapatkan. Entah karena kesibukan atau hal lain. Tapi nyatanya penulis hanya mencoba menelaah apa yang bisa didapatkan dari artikel dan tulisan Gapey Sandy sendiri.
Sejatinya tujuan artikel ini bukan untuk menyanjung, hanya sekedar berbagi ilmu yang bermanfaat. Karena dalam dunia fana ini berlaku sebuah pepatah ‘Tak ada gading yang tak retak’. Tak ada kesempurnaan absolut.
Maka maafkan penulis bila ada data, kata dan fakta yang keliru. Semuanya hanya demi sebuah niat tulus, semoga literasi Indonesia jaya dan berkembang membanggakan dunia.
Salam Literasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H