Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Blogshop Insurance In Digital Era :Dari Beli Asuransi 'Ketengan' Sampai Jangan Nyampah di Lapak Orang

19 Oktober 2015   11:10 Diperbarui: 21 Oktober 2015   06:30 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adanya ponsel pintar yang bisa mengakses Internetlah yang mendongkak jumlah pengguna sosial media. Apalagi harga ponsel pintar belakangan ini sudah sangat terjangkau alias murah meriah. 75% akses internet dilakukan melalui ponsel pintar. Pesen ojek , beli keperluan harian, beli perlengkapan rumah tangga dilakukan secara online. Sampai sampai ada istilah , lebih baik ketinggalan dompet daripada ketinggalan ponsel, betul ? Iyalah lupa bawa dompet tinggal pinjam sama temen kalau lupa bawa ponsel masak mau pinjam ponsel juga. 

Reginal J Handani menjelaskan dari sisi bisnis, Jagadiri mengambil segmen yang tak biasa . Istilahnya diffrentation  product. Paling tidak ada tiga hal yang menjadi keunggulan Jagadiri. Berikut saya jabarkan:

  • Listening to Market Needs, pada sisi ini Jagadiri mencari celah pasar dengan mendengarkan kebutuhan dari pasar dimana akhirnya menyimpulkan ada 3 hal yang akhirnya diracik jadi tema jualan : INSTANT protection, claim ASSURANCE dan BEST price GUARANTEE.
  • Focus on Customer Life-time value. Dengan cara ini Jagadiri masuk ke dalam pasar kelas menengah yang mengusung gaya hidup urban yang serba cepat, ringkas, dan mudah.
  • Embedding Lifestyle element, Jagadiri menyatukan asuransi sebagai gaya hidup dan memberikan elemen gaya hidup urban sebagai bonus yang diberikan .

Segmen yang disasar (target audience)  Jagadiri memang kelas menengah. Dimana jumlah kelas menengah berada pada struktur penduduk  paling banyak (68,2 juta pada 2020) dengan jumlah  angka konsumsi paling tinggi. Apalagi Indonesia sedang mengalami Bonus Demografi dimana angka pekerja , jumlah penduduk usia kerja/produktif (16-64 tahun)  berada pada tingkat tertinggi (70%). Hal ini menyebabkan angka dependent menurun pada titik terendah (10% ). Artinya orang yang bekerja menghasilkan uang jauh diatas orang yang tidak bekerja.

Jagadiri memang masuk pada bisnis asuransi yang unik saat ini. Namun hal ini akan menjadi trend hampir semua bisnis asuransi pada masa yang akan datang. Dengan menanggalkan cara asuransi konvensional yang menjadikan agen sebagai ujung tombak marketing. Jagadiri mengambil jalur bisnis online. Dimana segala sesuatunya dijalankan dengan fitur fitur online yang mengandalkan kecepatan, ringkas dan mudah. Maka tagline yang diusung Jagadiri adalah Asuransi Tanpa Beban.

Memotong jalur marketing menghilangkan agen dan mengandalkan akses online (baca:internet) bukan sesuatu yang yang aneh atau nekat. Jagadiri melakukan riset melalui survey Mckenzie Consulting pada tahun 2013.

 Hasil dari survey itu didapatkan fakta menarik  : perkembangan pengguna internet di Indonesia  yang telah menembus angka lebih dari 80 juta pengguna. Pengguna Facebook di Indonesia (80 juta) menempati rangking 4 besar dunia.  Pengguna twitter di Indonesia mencapai angka 30 juta orang dan  menempatkan Jakarta sebagai salah satu kota teramai ‘kicaunya’ di dunia. Hal itu tak mengherankan  karena  jumlah ponsel di Indonesia  mencapai angka 269 juta. Artinya tiap orang memiliki 1,5 unit ponsel  . Didapatkan fakta  57 juta  diantaranya menggunakan ponsel pintar berakses internet dengan 60,2 % berumur antara 25-44 tahun.

Itu dari sisi perangkat, dari sisi perilaku dalam penggunaan ponsel pintar didapatkan fakta yang juga menakjubkan: Orang Indonesia mengahabiskan waktu rata rata 13,8 jam untuk berinternet setiap hari. Pada tahun 2013 ada 4,6 juta orang melakukan transaksi belanja melalui online dan akan terus berkembang hingga 61 % pada tahun 2015 atau setara dengan 7,4 juta pembeli online. Dengan uang yang dihabiskan rata rata 1,88 USD pada tahun 2013 dan terus menanjak hingga 4,58 USD pada tahun 2015. Hebatnya 54,1 % orang yang berbelanja online menggunakan media ponsel pintar.

Dari hasil survey inilah Jagadiri memilih jalur direct marketing melalui bisnis online. Dengan mengambil jalur online ada beberapa biaya yang bisa dipangkas sehingga sangat mempengaruhi angka premi yang sangat terjangkau, paling tidak ada 3 hal yang bisa dihemat :

  • Biaya Agen Marketing, Jagadiri melakukan penetrasi pasar melalu WEB.
  • Biaya Buku Polis manual yang diganti dengan e-polis
  • Biaya distribusi dan biaya antar.

Fakta JAGADIRI dan Asuransi Ketengan

Jagadiri lahir dari segala macam antitesa tentang Asuransi. Adalah PT Central Asia Financial (CAF) yang berada di bawah kelompok bisnis Salim. CAF telah mengantungi izin dari otoritas jasa keuangan (OJK) sejak 13 Maret 2013 dan merupakan anggota dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI). Kiprah kelompok Salim dalam mengelola asuransi sudah terbukti dan tak diragukan lagi. Kelompok Salim telah sukses mengelola  Asuransi Central Asia (ACA) dan Asuransi Jiwa Central Asia Raya (AJ CAR) dalam jajaran sepuluh besar perusahaan asuransi di Indonesia secara asset.

Central Asia Financial  memulai debutnya dengan melakukan mutasi konsep pengelolaan asuransi. Dengan menanggalkan cara lama yang konvensional. Dengan mengusung brand  JAGADIRI sejak 27 Januari 2015. Sebuah brand yang mudah diingat dan sangat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun