Saya terus memancing keduanya bercerita tentang lumpur lapindo. Mereka juga menunjukkan dimana dulu rumah mereka dan beberapa kuburan orang tua dan orang orang yang mereka cintai.
Dengan cukup detail mereka bercerita tentang desa mereka. Termasuk kehidupan mereka saat ini yang harus menyewa sebuah rumah petak yang kurang layak.Â
Sayangnya saya tak bisa berlama lama mengunjungi lumpur lapindo. Saya harus kembali ke hotel untuk sarapan pagi. Jam 10:00 pagi adalah jam terakhir hotel memberikan layanan sarapan pagi kecuali saya akan mencari makan diluar hotel.
Selain Pekerjaan Stock Opname juga sudah menunggu di salah satu gerai Toko perusahaan kami yang beroperasi di kota Sidoarjo.
Dalam satu tahun, sesuai standar prosedur internal Perusahan  setiap gerai toko harus dilakukan dua kali stock take (stock opname).
Biasanya pada semester 1 diadakan pada bulan April dan semester 2 pada bulan Oktober. Â Maka setiap bulan April dan Oktober saya mendapat kesempatan keluar kota sebagai wakil Head Office untuk membantu dan memastikan gerai toko melakukan stock opname sesuai dengan prosedur.
Tentang Lumpur Lapindo
Lumpur lapindo pertama kali menyembur pada tanggal 29 Mei 2006 ketika diadakan pengeboran migas yang dilakukan perusahaan Lapindo Brantas. Lokasi pertama berada di dusun Balangnongo, Desa Renokenongo, Kecamatan Porong.
Kejadian ini sempat menggemparkan dan menjadi headline berita selama beberapa bulan. Berbagai ahli di dunia juga ikut membantu untuk menutup pusat semburan agar tidak meluas. tapi nampaknya usaha itu tidak berhasil. Tercatat 3 kecamatan disekitar semburan terkena dampak. Areal pemukiman, pertanian dan industri akhirnya terendam lumpur panas .
Lumpur lapindo membawa dampak sosial, ekonomi, lingkungan hidup dan mengancam beberapa jalur utama transportasi . Jalan utama seperti Surabaya- Malang, Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi, jalan tol Surabaya-Gempol hingga jalur kereta api Surabaya-Malang.Â