Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama featured

Kenangan Melihat dari Dekat Lumpur Lapindo

13 Agustus 2015   11:19 Diperbarui: 31 Agustus 2020   06:20 3613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ia sendiri mengaku sebagai korban lumpur lapindo. Karena tak mau pusing saya bayar saja jumlah uang yang diminta laki laki tersebut.

Toh, kalau saya tak mau bayar saya bisa dipastikan tidak dapat melihat lumpur lapindo yang kini sudah didepan mata.

Setelah membayar saya pun menaiki tangga kayu. Karena masih pagi dan hari kerja tak ada seorang pengunjung selain saya.

Padahal menurut info bila hari libur banyak orang dari sekitar sidoarjo bahkan dari daerah yang jauh datang berwisata di areal lumpur lapindo.

dokpri
dokpri
Setelah sampai diatas tanggul. Pemandangan yang menarik saya saksikan. Bau khas dari lumpur tercium. Seperti bau belerang. Letupan dari tengah danau lumpur terlihat jelas. Kepulan asap putih dari tengah danau terlihat membumbung tinggi.

Untuk kepentingan pengendalian lumpur di atas tanggul dibuat jalan untuk memudahkan alat berat badan penanggulan lumpur sidoarjo (BPLS) bergerak. Ditengah danau lumpur terlihat beberapa alat berat milik BPLS teronggok.

Ketika saya mengunjungi lumpur lapindo memang sedang ada permasalahan terkait tuntutan korban lumpur lapindo yang belum dipenuhi pihak PT Minarak Lapindo dan pemerintah.

Korban lapindo memang tidak mengijinkan pihak BPLS melakukan kegiatan apapun. Coretan bernada protes di sebuah pos BPLS bisa saya lihat penuh emosi. Beberapa alat berat juga menjadi sasaran coretan .

dokpri
dokpri
Sesampai di atas tanggul. Dua orang lelaki kembali menghampiri saya. Satu orang menawarkan jasa ojek sepeda motor berkeliling danau lumpurl. Satu orang lagi menawarkan VCD kejadian lumpur lapindo. Berkali kali dua lelaki itu membujuk saya.

Walau agak terganggu dengan tawaran kedua lelaki tersebut saya berhasil mengulur waktu dan memanfaatkan keduanya sebagai sumber berita.

Kedua lelaki itu juga mengaku sebagai korban lumpur lapindo. Bahkan mereka dengan sedikit emosi mengumpat pihak-pihak tertentu yang tak adil dan tidak peduli terhadap korban semburan lumpur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun