Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Money

David Beckham dan Kisah Si Penjual Bensin Eceran

16 Mei 2015   05:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:57 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesan asuransi yang ribet dan mahal mungkin akan pupus usai tahu produk JAGADIRI yang ditawarkan , berikut ini produk produk yang ditawarkan:


  1. Jaga Aman , Kecelakaan mungkin saja kita alami dalam kehidupan kita kesehariannya, apalagi bagi orang suka berpergian atau melakukan aktifitas beresiko lainnya . JAGADIRI telah menyiapkan produk asuransi kecelakaan dengan proses instan tanpa repot .Dengan premi mulai dari Rp 50,000 pertahun dan  pertanggungan dari  Rp 10 s/d 100 juta .
  2. Jaga Aman Instan. Mungkin konsep beli asuransi 'ketengan' baru ada pada produk asuransi ini. Nasabah bisa membeli asuransi dalam pilihan waktu sesuai kebutuhan. Artinya Nasabah bisa membeli produk asuransi dengan masa waktu hanya 3, 6, 12 jam saja. Atau harian  dan mingguan . Preminya pun hanya Rp 5,000. Tak perlu ribet dan repot semuanya dilakukan dalam proses instan. Manfaat produknya adalah uang pertanggungan apabila tertanggung meninggal dunia atau mengalami kecelakaan.
  3. Jaga Jiwa. Asuransi jiwa yang ditawarkan ini memiliki premi mulai Rp 120,000 dengan masa pertanggungan 1 tahun. Manfaat pertanggungan minimal Rp 30 juta dan maksimal 100 juta.
    [caption id="attachment_364876" align="aligncenter" width="249" caption="Gambar : www.jagadiri.co.id"]
    14310404931273678307
    14310404931273678307
    [/caption]
  4. Jaga Sehat Plus. Asuransi kesehatan dan jiwa dengan premi terjangkau ini akan mengembalikan premi sebanyak 50% setelah 3 tahun dengan atau tanpa adanya klaim. Nilai pertanggungan santunan rumah sakit mulai 300 ribu s/d 1,5 juta rupiah dengan santunan kematian mulai 6 s/d 30 juta rupiah. Tak perlu membawa uang tunai  (cashless) cukup gesek kartu JAGADIRI dan tak perlu lagi reimbursement . Selain itu mendapatkan bonus tiket nonton gratis di Blitz Megaplex Grand Indonesia setiap bulan.
    [caption id="attachment_364920" align="aligncenter" width="590" caption="Gambar : www.jagadiri.co.id"]
    1431066587549972340
    1431066587549972340
    [/caption]
  5. Jaga Sehat DBD. Premi asuransi yang melindungi dari penyakit DBD ini hanya Rp 10,000 dengan masa perlindungan  90 hari dan dapat diperpanjang hingga 180 hari. Manfaat pertanggungan maksimal Rp 10 juta untuk santunan rumah sakit dan Rp 20 juta  santunan kematian.
  6. CAF Flexy Link. Adalah produk unit link dengan manfaat investasi optimal dengan manfaat pertanggungan mulai 18 juta untuk paket reguler dan 15 juta rupiah bagi paket premi sekaligus.


Tingkat Pertumbuhan Asuransi di Indonesia sebuah Tantangan dan Peluang JAGADIRI

Sebagai brand baru yang lahir diawal tahun 2015, Reginal J Hamdani yakin bisnis JAGADIRI akan  tumbuh dan meraih pangsa pasar yang signifikan. Menurut pria yang telah malang melintang di dunia keuangan ini menilai bisnis asuransi di Indonesia hanya tinggal menunggu masa 'meledak'. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 250 juta jiwa  dan kelas menengah yang semakin lebar (54,5 %) . Maka asuransi akan menjadi kebutuhan yang akan dicari dan diburu.

Yang perlu dilakukan pebisnis asuransi adalah menumbuhkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap profesionalisme perusahaan asuransi. Karena bisnis asuransi adalah bisnis trust. Bila masyarakat percaya , asuransi akan mengalami booming yang luar biasa. Selain itu masih rendahnya tingkat berasuransi di Indonesia karena masih kurang intensifnya "user education" yang dilakukan pelaku asuransi. JAGADIRI merasa wajib melakukan  pendidikan berasuransi dengan membina hubungan dengan para blogger, netizen hingga para pengguna media sosial lainnya seperti mengadakan acara nangkring dengan para kompasianer.

Pada tahun 2012 World Economic Forum memberikan prediksi pertumbuhan asuransi di Indonesia akan naik secara signifikan. Dengan tingkat pertumbuhan yang akan menembus rata rata dua digit pertahun hingga tahun 2018 maka total aset industri asuransi jiwa  diprediksi  akan menyentuh angka Rp 500 Trilyun.

Fitch Ratings , lembaga pemeringkatan internasional memproyeksikan potensi pertumbuhan industri asuransi umum maupun asuransi kesehatan/ jiwa di Indonesia akan terus meningkat dengan sangat pesat. Seiring makin sadarnya masyarakat akan manfaat berasuransi . Sektor industri asuransi jiwa yang didominasi oleh produk unit-link akan tumbuh sebesar 37,7%  dari tahun sebelumnya.

JAGADIRI memang membangun bisnis asuransi dengan memutus rantai agen lalu mengganti dengan rantai digital marketing. Seakan ingin membuktikan asuransi bisa berkembang tanpa harus memiliki banyak agen. Hal ini memang menarik untuk disimak. Karena menurut prediksi motor dari distribusi produk asuransi kesehatan/jiwa  adalah agen berlisensi.  Diperkirakan pada tahun 2014 ini terdapat 500 ribu agen yang menjadi tulung punggung bisnis asuransi jiwa.  JAGADIRI memang punya perhitungan lain , dimana nilai premi menjadi acuan utama. Untuk memangkas biaya dan mengefektifkan layanan digital marketing dengan jurus telemarketing terbatas. Maka langkah memutus rantai agen menjadi pilihan berani.

JAGADIRI adalah brand yang masih baru. Namun melihat bisnis besar yang ada dibelakangnya dan sejarah sukses sebelumnya dalam beberapa bisnis asuransi lainnya. Nampaknya JAGADIRI cukup percaya diri untuk mampu meraih laba yang signifikan, ditambah beberapa indikator yang menunjukan pergerakan positif . JAGADIRI akan mampu menjadi perusahaan asuransi yang kokoh dan kuat , iklim yang kondusif tentunya akan mendorong laju JAGADIRI menjadi pemain yang diperhitungkan. Berikut beberapa faktor yang akan memudahkan bisnis JAGADIRI  :


  • Faktor Regulasi dan Pengawasan . Sejak Januari 2013 seluruh industri keuangan termasuk sektor asuransi berada di bawah pengawasan otoritas jasa keuangan (OJK) . Seluruh kegiatan operasional, transparansi keuangan hingga kepentingan nasabah dan masyarakat menjadi fokus pemantauan OJK. Selain itu adanya peraturan pemerintah (PP) no. 39 dan no. 81 tahun 2008 mengenai permodalan . Dimana diwajibkan perusahaan  asuransi memiliki modal sebesar Rp 100 milyar pada tahun 2014 . Regulasi ini tak pelak memaksa perusahan asuransi yang tak mampu harus menjual perusahaannya atau bergabung (merger) dengan perusahaan lain. Regulasi ini akan meningkatkan kemampuan manajemen resiko dan menciptakan cadangan klaim yang jatuh tempo. Selain itu secara alamiah akan menyaring perusahaan asuransi yang kuat dan profesional.
  • Pertumbuhan PDB, Demografi dan Struktur Penduduk. Dalam 5 tahun terakhir ini pertumbuhan asuransi cukup mencengangkan . Pemegang polis telah menyentuh angka 63 juta orang. Asuransi syariah juga tumbuh dengan tinggi. Apalagi saat ini Indonesia sedang mengalami bonus demografi yang sangat besar. Angka PDB juga naik manandakan naiknya income per kapita dimana masyarakat lebih punya kemampuan untuk melakukan konsumsi/pengeluaran. Hal ini akan menaikan angka permintaan terhadap asuransi kesehatan/jiwa. Ini akan membuat penetrasi premi asuransi kesehatan/jiwa terhadap PDB (life insurance penetration) akan meningkat. Secara gradual tingkat PDB naik sebesar 14,6%, besarnya PDB pada tahun 2011 sebesar Rp 6.422 trilyun ( BPS, 2012). Secara struktur penduduk Indonesia pada tahun 2010 untuk  kelas menengah telah mencapai 54,5%  dan prediksi pada tahun 2025 akan menyentuh 60% .
  • Dependency Ratio . Menurut laporan World Bank(2011) tingkat dependency ratio Indonesia selama periode 5 tahun (2006-2011) turun sebesar 2% . Dependency ratio adalah rasio tingkat ketergantungan dalam satu keluarga. Tingginya dependency Ratio secara penelitian punya pengaruh negatif terhadap pertumbuhan asuransi. Diprediksi hingga tahun 2018 angka dependency ratio terus akan mengalami penurunan karena Indonesia sedang mengalami bonus demografi.
  • Tingkat Pendidikan . Penelitian Nestrova (2008) dan Thobary (2009) pengaruh tingkat pendidikan terhadap dependency ratio sangat berpengaruh. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan meningkatkan kesadaran dan persepsi terhadap konsep benefit dan resiko , serta manfaat dan peran asuransi jiwa. Menurut Global Competitiveness report (2011) Penduduk Indonesia yang menikmati pendidikan tinggi baru 9.97% kurang dari 10%. hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan asuransi karena rendahnya tingkat pendidikan tinggi disebabkan mahalya biaya pendidikan tinggi. Walau  sepuluh tahun berikut jumlah lulusan perguruan tinggi akan semakin naik secara signifikan.


JAGADIRI di Balik sebuah Cerita

Berawal dari sebuah ungkapan sederhana dari orang tua kepada anaknya. Regi yang akan berangkat menimba ilmu keluar negeri . Sejenak sebelum berangkat sang ibu menepuk pundaknya seraya berkata JAGADIRI ya  . Ungkapan itu membekas dalam diri Regi. Kelak di awal tahun 2015 ungkapan itu akhirnya menjadi sebuah brand asuransi kesehatan/jiwa. Setiap orang pasti berharap dirinya selalu sehat, selamat dari kecelakaan dan terhindar dari kematian mendadak. Tapi tak ada satupun yang mampu menjamin. Kebahagian keluarga akan terganggu bila sesuatu terjadi pada diri kita. Alangkah bijaknya bila kita mempersiapkan diri dengan sebuah langkah cerdas yaitu membeli produk  asuransi.

Memang masih banyak orang yang tak menganggap perlu asuransi. Kebutuhan asuransi menjadi kebutuhan terakhir. Bila ada uang lebih baru mau membeli asuransi. Itupun hanya asuransi sekedarnya saja. Yang penting punya, tanpa mau melihat nilai pertanggungannya cukup sesuai atau tidak. Yang parahnya, apa segelintir orang yang masih menabukan asuransi dengan berbagai alasan yang kadang tak masuk akal. Entah tak sesuai ajaran agama, entah karena dianggap tak percaya Tuhan , pokoknya alasannya agak nyeleneh. Bukankah kita wajib bersiaga kapanpun juga, karena kita harus tetap kuat dan mampu dalam kondisi terdesak sekalipun. Lagi pula dengan ikut asuransi bukankah kita juga turut membantu peserta asuransi lainnya bila mereka yang kena musibah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun