Seperti bahasan diawal tulisan ini ,bumi hanya memiliki 2,5 % air yang layak dikonsumsi sebagai air minum. Sedangkan jumlah penduduk bumi terus bertambah. Akses air bersih semakin sulit didapat terutama wilayah wilayah yang secara geografis minim air. Seperti keadaan penduduk dunia yang tinggal disebagian benua Afrika atau wilayah gurun yang kering. Kekurangan air bersih telah membuat sebagian penduduk bumi harus menggantungkan kehidupannya dari air yang jauh dari layak. Seperti air sungai yang kotor dan tercemar.
Di Indonesia saja diperkirakan 50% penduduknya mengalami hal yang serupa. Pemerintah dalam sebuah peraturannya nomor 20 tahun 1990 memberikan pengelompokan kualitas air menjadi beberapa peruntukan. Berikut ini pengelompokannya :
- Golongan A : Air yang dapat dikonsumsi langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu
- Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai bahan baku air minum melalui sebuah proses penjernihan dan pen-sterilan air dari zat logam dan mikroba.
- Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk kebutuhan sektor perikanan dan sektor peternakan.
- Golongan D : Air yang digunakan untuk sektor pertanian, sektor industri, pembangkit tenaga listrik
Bila melihat pengelompokan diatas , rasanya sudah sangat sulit mencari kualitas golongan A, dimana sumber air layak minum sudah banyak tercemar dan tidak higenis lagi dari sisi kesehatan. Kalau pun ada mungkin hanya terdapat didaerah mata air pegunungan yang jauh dari jangkauan.  Bahkan untuk golongan B , sebagai sumber bahan baku sudah masuk dalam kategori sulit terutama di wilayah perkotaan dan wilayah industri .
Diwilayah perkotaan pencemaran air masuk dalam kategori mengancam kesehatan. Air yang hitam berbuih dengan bau menyengat tentunya sangat tidak disarankan menjadi bahan baku air minum. PDAM sendiri sering kesulitan mendapatkan kualitas air yang layak minum. Masyarakat diperkotaan tidak lagi menggunakan air PDAM untuk bahan baku air minum. Biasanya air PDAM hanya berfungsi sebagai air mencuci pakaian, perlengkapan rumah tangga atau mencuci kendaraan bermotor.
Apa saja menyebabkan air bersih menjadi langka, banyak faktor yang membuat hal tersebut terjadi. Berikut ini penyebab air bersih menjadi langka :
- Pencemaran Lingkungan Yang Semakin Parah, Perkembangan industri yang berkembang sejak ditemukan mesin uap pada abad pertengahan zaman revolusi industri hingga saat ini telah berkontribusi dalam merusak lingkungan. Polutan yang ditimbulkan membuat beban bumi semakin berat. Pengaruh efek rumah kaca dalam menipiskan lapisan ozon . Limbah industri yang mencemari tanah, udara dan air memberikan dampak langsung dan tidak langsung dalam jangka pendek hingga jangka panjang. Zat kimia berbahaya, logam berat terlepas bebas mencemari lingkungan. Semuanya mempengaruhi siklus air, kualitas air dan mereduksi kemampuan bumi untuk menyimpan air dalam berbagai wujud. Pemanasan global yang punya pengaruh langsung terhadap pencairan gletser es di kutub utara dan selatan. Pencemaran udara yang punya pengaruh terhadap kualitas air hujan yang mengandung asam. Hingga terbentuklah hujan asam ( Acid Rain) yang punya pengaruh negatif terhadap mahluk hidup. Pencemaran tanah yang membuat lapisan tanah menjadi penuh partikel racun berbahaya yang dapat bercampur dengan air tanah . Di perkotaan seperti Jakarta bagian utara, air tanah sudah tidak dapat lagi digunakan karena telah terkontaminasi oleh polutan dan rembesan air laut.
- Penebangan Hutan yang serampangan, Kebutuhan manusia akan bahan baku kayu dan kertas telah membuat hutan sebagai paru paru dunia dan tempat cadangan air tanah terganggu. Berjuta juta kubik kayu diambil tanpa memikirkan dampak berbahaya yang akan timbul. Mulai dari tanah longsor, banjir bandang hingga berubahnya ekosistem hutan hujan menjadi padang sabana tandus yang kering dan tak mampu mengikat air hujan yang turun. Hutan yang telah gundul menjadi petaka yang bisa menyebabkan bencana besar yang merenggut banyak nyawa manusia seperti yang terjadi di Banjarnegara, tanah longsor dengan korban ratusan orang.
- Eksploitasi Air Secara Tak terkendali . Industri besar yang membutuhkan bahan baku air acapkali membuat sumur hisap super besar. Ribuan metrik air dihisap setiap hari dari dalam tanah. Hal ini tentu membuat cadangan air tanah menjadi terganggu dan akan menciptakan kekeringan pada lingkungan sekitar. Pemanfaatan air tanah secara berlebihan dan tak terkendali akan membuat struktur tanah menjadi berongga dan labil. Â Hal ini tentu berbahaya bagi konstruksi bangunan diatasnya. Ingat, air tanah jumlahnya terbatas dan bila dieksploitasi besar besaran tanpa mengindahkan aturan yang berlaku bencana kekeringan akan segera datang.
- Menyempitnya Daerah Resapan Air. Pembangunan kota dan berdirinya konstruksi properti bisnis dan perumahan turut dalam memberikan pengaruh menyempitnya daerah resapan air. Terkadang karena lahan yang semakin sulit dan mahal , daerah yang seharusnya menjadi tempat air menetap seperti rawa rawa hingga situ situ penampung air dirubah menjadi daerah pemukiman. Seperti yang pernah diangkat kompasianer Gapey Sandy terhadap pengurukan beberapa situ di daerah tangerang selatan. Hal ini menjadi catatan tersendiri yang harus segera diselesaikan semua pihak yang berkepentingan.
- Pengrusakan Pantai Dan Eksloitasi Pasir Pantai. Masih ingat kasus penjualan pasir pantai Indonesia ke negara tetangga Singapura untuk pembangunan reklamasi pantai mereka. Apa akibatnya bila pasir pantai dieksloitasi ? Air laut yang asin akan merembes (intrusi) ke dalam tanah dan menyusup hingga jauh ke dalam daratan. Akibatnya air tanah menjadi asin dan tak bisa digunakan lagi. Selain itu pengikisan pantai oleh terpaan gelombang laut menyebabkan abrasi yang membuat daratan semakin berkurang luasnya. Hal ini selain merusak tata wilayah juga akan mempengaruhi cadangan air tanah di sekitar pantai. Kesulitan air bersih di pesisir pantai akan semakin banyak sehingga antrian air bersih di mobil tangki akan semakin panjang.
- Rusaknya Daerah Aliran Sungai (DAS). Beberapa tahun ini pemerintah daerah bogor dan cianjur giat menertibkan bangunan yang tak berizin yang berdiri ditepian aliran sungai. Bangunan permanen ini tentu akan mengganggu aliran air yang harusnya bergerak menuju hilir . Bencana banjir besar yang dialami Jakarta salah satunya adalah tidak terserapnya air diwilayah puncak sehingga menggelontor hingga ke aliran sungai sungai yang muaranya ada kota Jakarta. Hasilnya tanpa hujan , sebagian Jakarta akan terendam air yang dikirim dari daerah hulu .
Tiga Langkah Makro Pelestarian Air
Melihat begitu pentingnya peran air dan bahaya yang ditimbulkan oleh bencana alam akibat terganggunya siklus air tentu harus ada langkah penyelamatan. Air bisa menjadi berkah namun juga bisa menjadi kutukan. Wabah penyakit bisa menyerang ketika sumber air bersih terkontaminasi mikroba dan bakteri berbahaya. Diare dan Disentri bisa membawa masalah kesehatan serius bagi masyarakat. Zat logam berat dan zat kimia berbahaya dapat memberikan efek kesehatan jangka panjang seperti penyakit kanker dan penyakit degeneratif lainnya. Bila tak diambil langkah cepat, tepat dan terintegrasi maka air kehidupan bisa berubah menjadi air kematian pembawa bencana. Berikut 3 langkah makro yang harus diambil dengan serius :
- Membangun Kesadaran dan Mindset masyarakat
Pola pikir dan perilaku masyarakat yang meremehkan pelestarian air disebabkan karena beberapa faktor , salah satunya adalah rasa tak ikut bertanggung jawab terhadap rusaknya lingkungan. Buang sampah sembarangan ke dalam aliran sungai. Memakai sabun deterjen berbahaya dan mengalirkannya di aliran sungai yang akan mematikan biota air sungai. Membangun bangunan di sekitar aliran sungai . Membuang zat berbahaya kedalam aliran sungai dan permukaan tanah adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab.
Butuh effort yang kuat dari seluruh elemen masyarakat untuk mengambil peran penting dalam tindakan penyelamatan, masih ingat kisah bang Iding, jawara penjaga sungai ciliwung di Jakarta. Perannya yang luar biasa untuk menjaga sungai dari sampah . Pria yang tak muda lagi itu berhasil menyulap aliran sungai yang sempat rusak itu dengan melakukan penghijauan. Dengan gaya dan penampilannya yang lugas dan berani bang Iding berhasil membangun pola pikir masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam khususnya air.
Kesadaran masyarakat akan tumbuh bila diberikan rangsangan positif seperti keteladanan, reward, punishment dan pembiasaan. Penanaman kesadaran sejatinya dilakukan sejak kanak kanak. Melalui permainan yang inovatif, lomba kreatif akan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya air. Bisa dibayangkan bila peran aktif masyrakat begitu kuat dan massif , pelestarian suber daya air dan lingkungan akan menuai keberhasilan.
- Peran Ketegasan dan Keseriusan Pemerintah.
Menjaga kelestarian lingkungan khususnya sumber daya air memerlukan dukungan aktif dari pemerintah. Baik pusat maupun daerah. Ini terkait dalam pengaturan lahan, izin, peruntukan hingga hak yang diberikan. Perusahan Industri skala kecil hingga besar punya potensi untuk melakukan pencemaran lingkungan. Maka dibutuhkan peraturan yang tegas dan mengikat disertai sanksi hukum bagi si pelanggar. Pentingnya analisa dampak lingkungan (AMDAL) sebelum industri beropersi selayaknya sistem manajemen pengolahan limbah sudah disiapkan dengan baik. Pemerintah sebagai pemangku kebijakan harus berperan tegas dan serius. Bila tidak akan terjadi benturan di tingkat masyarakat yang terganggu dan si pengusaha yang melanggar aturan.
- Pola Kemitraan Antar Semua Stakeholder.
Menjaga kelestarian sumber daya air dibutuhkan peran strategis antar lini. Keberhasilan dan kegagalan pelestarian sumber daya air disebabkan pola kemitraan yang dibangun. Pola ini bersumber pada peran aktif Lembaga pemerhati lingkungan (LSM/Walhi/Greenpeace/dll) , Pemerintah ( Ekskutif/Legislatif/Yudikatif), Pengusaha Industri ( Asosiasi pengusaha/Kadin), Akademisi ( Peneliti lingkungan) , Media ( Mainstream/Sosial media online), Tokoh masyarakat/Tokoh Adat/ Tokoh Agama. Peran semuanya akan menghasilkan keberhasilan yang luar biasa bila peran yang mereka miliki dilakukan dengan maksimal.